Bahan campuran Bahan Baku Penunjang

100 berkabut. polipropilena merupakan material dengan perbandingan kekuatan dengan berat jenis paling tinggi diantara material-material lain, sehingga sifat ini menyebabkan polipropilena menjadi polimer yang banyak digunakan. Polipropilena merupakan polimer termoplastik, artinya polimer yang apabila dipanaskan pada temperatur tertentu dapat meleleh. Sifat termoplastik ini menyebabkan polipropilena dapat diproses dengan pemanasan sampai temperatur lelehnya kemudian dapat dibentuk dan setelah pemakaian dapat didaur ulang kembali menjadi produk baru. Polipropilena merupakan polimer semi kristalin, yang terdiri atas dua bagian, yaitu fase kristalin dan fase amorf. Fase kristalin adalah bagian dimana rantai-rantai molekul polipropilena tersusun secara teratur, sedangkan fase amorf adalah bagian dimana rantai molekul tersusun secara acak dan tidak beraturan. Fase kristalin memiliki berat jenis lebih berat dari fase amorf. Fase kristalin memberikan kekuatan, kekakuan dan kekerasan pada polipropilena, namun sisi lain fase kristalin juga menyebabkan polipropilena menjadi lebih getas hingga mengurangi kekuatan dan mudah pecah terutama pada temperatur rendah. Anonim, 2007. Polipropilena diperoleh dari bahan baku berupa propilen yang diperoleh dari hasil perengkahan steam nafta dan gas oil pada temperatur 700 - 950 o C. Hingga dihasilkan propilena dengan spesifikasi kemurnian bahan kimia 90 - 95 sebanyak 2 - 5. Untuk menjadi propilena dengan spesifikasi polimerisasi maka propilena tersebut harus dimurnikan hingga 99.5. Kebutuhan propilena tergantung pada permintaan pasar. Rasio antara laju konsumsi propilena dengan laju produksi polipropilena sebesar 1.01 – 1.05 Tripolyta Indonesia , Tbk, 2007.

2.3 Bahan campuran

101 Untuk memperoleh kemampuan pemprosesan perlu dilakukan penambahan bahan campuran yang dilakukan saat plastik masih dalam bentuk mentahnya. Hal utama dalam penambahan bahan campuran adalah aditif. Aditif digunakan untuk memberi pengaruh terhadap hasil pengolahan. Kemudian hasil pengolahan diubah dari plastik mentah ke bentuk atau ukuran tertentu untuk diproses selanjutnya. Bentuk dan ukuran yang dihasilkan secara fisik berbentuk seperti butiran granula. Contoh dari aditif adalah antioksidan, memberi efek tahan terhadap oksidasi, pigmen, memberi warna plastik, platicizers, menurunkan modulus elastis. Bahan mentah plastik biasanya berupa granula, bubuk atau cairan yang kemudian dimasukan dalam produk setengah jadi. Pada tahapan inilah biasanya terjadi pencampuran dan diproses sesuai dengan kebutuhan untuk aplikasi berupa lembaran plastik, film tabung dll. Produk akhir biasanya berupa plastik hasil cetakan dengan alat injection molding.

2.4 Bahan Baku Penunjang

Bahan baku penunjang yang digunakan pada proses pembentukan polipropilena adalah sebagai berikut: - Hidrogen H 2 Hidrogen digunakan sebagai pengendali melt flow produk atau dikenal sebagai pengakhir dalam reaksi pembentukan rantai sehingga polipropilena dapat diperoleh dengan berat dan panjang rantai tertentu. Polipropilena yang dihasilkan dengan melt flow tinggi membutuhkan hidrogen dalam jumlah yang sedikit. Hidrogen juga digunakan dalam regenerasi bejana deoxo nitrogen dan etilen serta hidrogenerasi pemisahan MAP Metil Asetilen Propadien pada sistem pemurnian propilena. 2. Nitrogen 102 Nitrogen yang digunakan dibagi menjadi dua macam yaitu nitrogen bertekanan tinggi 40 kgcm 2 dan nitrogen bertekanan rendah 7.8 kgcm 2 . Nitrogen bertekanan tinggi digunakan dalam sistem reaksi untuk menjaga kestabilan tekanan dan temperatur di dalam reaktor dan sebagai gas pembawa katalis pada reaktor dan sistem pemurnian propilena, sedang nitrogen bertekanan rendah digunakan untuk sistem aditif, slurry feed tank, pembawa propilena dalam vent recovery system dan pada roses resin degassing. Nitrogen digunakan karena bersifat inert tidak bereaksi sehingga tidak mengganggu jalannya reaksi polimerisasi. 3. Katalis Katalis digunakan untuk reaksi polimerisasi pada fase gas. Kataliss berbentuk bubuk padatan kuning muda yang dilarutkan dalam minyak mineral putih. Komponen utama katalis adalah senyawa TiCl 4 dan MgCl 2 dalam bentuk partikel padat. Minyak membantu melindungi kontak dengan udara luar dan juga berfungsi sebagai zat pembawa sehingga katalis dapat dipompa ke dalam reaktor. Produktivitas dari katalis tergantung dari suhu, jenis kokatalis, laju deaktivasi dan perbandingan antara kokatalis dan umpan. 4. Kokatalis Kokatalis berfungsi sebagai pembentuk komplek katalis aktif yang dapat mempermudah terjadinya polimerisasi. Kokatalis yang digunakan adalah TEAL Tri etil Alumunium yang terdiri atas tri etil alumunium, tri-n-propil almunium, tri-n-butil alumunium, tri isobutil almunium, Almunium dan Clorine serta hibrisa dalam bentuk AlH 3 , CH 4 , etilena dan isobutilena. TEAL berfase cair pada suhu ruangan, bening, tidak berwarna, titik didih 186 o C dan titik beku -58 o C. Kokatalis sangat berpengaruh terhadap produktivitas katalis. Reaksi antar kokatalis dan katalis membentuk logam aktif yang memungkinkan terjadinya polimerisasi. 5. Selectivity Control Agent SCA 103 Digunakan sebagai pengatur kecenderungan terhadap rantai isotaktik dalam polimer dengan cara menghambat sisi aktif katalis yang menghasilkan resin ataktik yang tidak diinginkan secara selektif. Karena adanya efek racun ini maka SCA dapat menurunkan produktivitas katalis. 6. Etilena Digunakan dalam pembuatan baik kopolimer acak maupun impact blok. Terkadang etilena dalam jumlah kecil juga digunakan untuk membuat produk homopolimer agar diperoleh produk yang lebih baik. Penambahan etilena akan menghasilkan produk yang lebih jernih dan memiliki kekuatan impact yang lebih baik. 7. Aditif Penggunaan aditif dalam industri plastik pada saat ini sangat penting. Selain berguna menjaga kondisi plastik itu sendiri, aditif mampu mengubah sifat-sifat asli plastik yang ingin diproses lebih lanjut. Aditif menjadi berkembang karena aditif sangat berperan dalam perencanaan produk plastik. Wujud fisik aditif bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan. Aditif dibagi menjadi 3 bagian yaitu padatan, cairan dan gas. Aditif yang digunakan di PT.TPI berfase padat. Umumnya aditif harus memiliki syarat sebagai berikut: - Efisien dalam fungsi - Stabil - Tidak beracun, berbau dan berasa - Efisien dari segi ekonomi Dalam proses pengolahan plastik polipropilena aditif yang ditambahkan adalah oksidan, organik peroksida, anti slip agent, filler, penjernih, nucleating agent, penghalang asam. 104 Beberapa katalis yang digunakan di PT.TPI adalah: Tabel 1 Katalis yang digunakan di PT.TPI Jenis Nama Fungsi Aceptor Calsium Stearate Zinc Oxide Menetralisir residu katalis yang bersifat asam dan dapat menyebabkan korosi. Anti Block Agent Celite White Mist Mencegah produk plastik menempel. Anti Oxidant Irganox 1010 Mencegah terjadinya oksidasi rantai polimer dan berwarna kuning. Clarifying Agent Millad 3988 Membuat produk lebih jernih. Heat stabilizer Everfost-168 Mencegah degradasi akibat panas dan udara. Lubricant Arcawax C Pelicin saat molding. Slip Agent Ecucamid Membuat produk lebih licin. UV Stabilizer Cysorb UV-346 Mencegah kerusakan akibat sinar matahari. Nucleating Agent Millad 3905 Untuk produk yang aplikasinya banyak mengalami benturan Aditif ditambahkan pada resin sebelum pelletizing, tergantung pada kegunaan akhir dari polipropilena yang diproduksi dan grade polipropilena yang diinginkan. Diagram proses produksi di PT. TPI, Tbk dapat dilihat pada Lampiran 2.

2.5 Limbah Cair