Teknik dan Teknologi Pengolahan Limbah

132 Gambar 8 Rata-rata TSS air limbah yang keluar dari unit PCW setiap 3 jam pengamatan tanggal 25- 26 Juni 2008 Tingginya nilai TSS dari waktu ke waktu dikarenakan adanya penumpukan TSS pada saluran pembuangan yang belum diangkat. Penumpukan ini menyebabkan peningkatan jumlah TSS karena penyaringan yang tidak optimal menyebabkan tidak semua dust tersaring. Hingga bila kita mengabaikan adanya penumpukan yang disebabkan saringan yang tidak optimal dan keteraturan waktu pengangkatan limbah dust, maka dapat disimpulkan faktor waktu tidak berpengaruh terhadap kualitas air limbah dari unit PCW tank.

5.2 Teknik dan Teknologi Pengolahan Limbah

Teknik pengolahan air limbah dapat dilakukan secara fisik, kimia dan biologi. Pemilihan teknik yang akan digunakan disesuaikan dengan jenis polutan, kemudahan proses penanganan, investasi dan keefektifan penggunaan teknik yang dipilih. Menurut Rothenbag D dan Ulvaenus 2003 metode pengolahan air limbah secara fisika meliputi 1 Equalization : yaitu suatu proses untuk mereduksi atau membuang beberapa variasi pada air limbah. 2 Screening : yaitu suatu langkah untuk memisahkan padatan anorganik dari padatan lain berdasarkan ukuran partikel. 3 Shredding : yaitu suatu proses pencacahan padatan dalam ukuran besar hingga dapat melewati saringan dan terpisah dari air. 4 Grit Removal : yaitu proses pemisahan materi anorganik yang terdapat dalam air limbah dengan cara penyaringan mengunakan pasir, sehingga materi anorganik tertahan pada pasir. 5 Sedimentation : yaitu proses yang paling dasar pada pengolahan air limbah, pada proses ini akan memisahkan antara padatan dan cairan, padatan akan mengendap dan terpisah dengan cairan. 6 Flotation : yaitu proses untuk memisahkan partikel padat atau partikel cair dari cairan dengan gravitasi. Metode ini dapat diakukan dengan koagulasi, flokulasi atau disolved udara. 7 Filtration : yaitu proses yang menggunakan suatu membran yang terbuat dari material tertentu sebagai penyaring. 8 Temperature Control: yaitu proses perubahan temperatur berpengaruh 133 terhadap kecepatan proses pengendapan dan pengambangan, kecepatan reaksi kimia dan kecepatan aktivitas organisme. Hal ini dikarenakan adanya perubahan nilai fiskositas seiring dengan perubahan temperatur. 9 Mixing : dilakukan apabila materi cair terlarut terintegrasi secara sempurna dengan limbah, limbah padatan tersuspensi pada limbah dan udara atau oksigen harus tercampur dengan air limbah pada pengolahan aerobik. 10 Evaporative: yaitu proses yang memanfaatkan panas air limbah untuk mengevaporasi air limbah. Teknik pengolahan secara fisik dapat dikategorikan berdasarkan penampakan fisiknya seperti dari padatan, warna, bau, rasa, konduktivitas dan temperatur. Berdasarkan jenis padatannya padatan dapat dibedakan menjadi padatan yang terlarut atau tak terlarut. Besarnya nilai padatan yang terkandung pada suatu air limbah dapat diketahui dengan mengukur Total Solids TS, Total Suspended Solids TSS: TSS merupakan besarnya nilai total solid yang tertahan pada kertas saring dengan ukuran pori 0.45 µm. Tujuan dari uji TSS yaitu untuk mengetahui karakteristik dari air limbah. Dengan uji TSS kita dapat memutuskan metode apa yang sesuai untuk menghilangkan padatan yang terdapat di dalam air limbah. Metode tersebut dapat dilakukan dengan cara settling, floatling atau filtring. Parameter lain yang diukur ialah Total Dissolved Solids TDS, bertujuan untuk mengetahui besarnya bahan kimia atau biologi berbentuk padatan yang terdapat pada air limbah, serta tidak dapat dihilangkan dengan cara settling, floatling atau filtring AWWA, 1999. Proses pengolahan limbah secara kimia meliputi : 1 Kontrol pH, 2 Oksidasi Reduksi, 3 Pengendapan logam, 4 KoagulasiFlokulasi, 5 Stripping dan, 6 Adsorpsi. Proses pengolahan yang terakhir adalah secara biologi, proses ini meliputi : pengolahan biologi secara aerobik, dan pengolahan biologi secara anaerobik. Pengolahan secara biologi yaitu pengolahan limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai pengurai limbah Cherimisinoff N, 2002. 134 Berdasarkan hasil karakteristik terhadap air limbah diketahui bahwa nilai yang tidak memenuhi persyaratan adalah kadar SiO 2 , konduktivitas dan TSS. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perlakuan agar nilai parameter tersebut dapat memenuhi kualitas air demineral yang diinginkan. Parameter yang menunjukan nilai tertinggi bila dibandingkan dengan ambang batas yang diinginkan adalah TSS, hingga TSS merupakan parameter utama yang membutuhkan perlakuan khusus. Tingginya nilai TSS disebabkan oleh banyaknya dust yang terkandung di dalam air. Dust tersebut berbentuk serbuk sampai dengan butiran berwarna putih dan mengambang pada air pada suhu ruangan. Dust merupakan serpihan yang dihasilkan pada saat proses pemotongan pellet polipropilena yang terbawa oleh air dan mengandung silika. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengurangi TSS dalam air limbah adalah dengan cara penyaringan filtrasi. Filtrasi merupakan proses pemisahan serat, partikel padat dan sejenisnya yang berasal dari air buangan limbah melalui suatu membran granural. Proses filtrasi meliputi straining, settling, dan adsorption Anonim, 2008. Proses filtrasi sangat dipengaruhi oleh material penyaring dan ukuran pori membran penyaring. Tipe filter dibagi menjadi : 1. Cartridge Filter : Cartridge Filter biasanya berupa sebuah keranjang vertikal yang berfungsi sebagai penyaring. Tujuan dari bentuk saringan berupa keranjang yaitu untuk memaksimalkan luas area penyaringan. Media penyaring dapat terbuat dari kertas, kain, atau logam. 2 Preasure Filter : Preasure Filter terdiri atas granular-granular yang berfungsi memberi tekanan dari pompa. 3 Gravity Filter : 135 Gravity Filter merupakan filter granular yang menggunakan tekanan dari air sebagai medianya. Pada metode ini memanfaatkan teori dasar dari gravitasi. Selain jenis filter hal lain yang perlu diperhatikan pada proses filtrasi adalah ukuran pori dari membran filter. Ukuran membran filter tercantum dalam tabel dibawah ini : Tabel 4 Tipe membran filter Tipe Membran Filter Ukuran pori minimum nm Ukuran pori maksimum nm Mikrofilter 200 10.000 Ultrafilter 1 20 Nanofilter 0.5 2 Reserve Osmosis 0.1 1 Sumber : Anonim, 2008 Mikrofilter dapat memisahkan padatan yang tersuspensi atau berbentuk koloid dalam ukuran besar pada limbah. Pengunaan dari mikrofilter yaitu untuk memisahkan padatan yang berbentuk suspensi yang tidak dapat dipisahkan oleh media filter biasa. Ultrafilter digunakan pada padatan koloid dan atau molekul organik yang berukuran besar. Ultrafilter biasanya digunakan pada proses pemisahan lemak atau minyak pada industri makanan dari air limbah. Nanofilter dapat digunakan untuk pemisahan molekul organik yang berukuran kecil dan untuk memisahkan padatan air limbah. Reserve osmosis memiliki fungsi untuk memisahkan padatan dari limbah dengan cara osmosis. Berdasarkan uraian diatas maka pada penelitian ini dipilih metode filtrasi dengan tujuan agar TSS yang sebagian besar berupa dust dapat disaring dengan menggunakan saringan dengan jenis material dan ukuran pori tertentu. Jenis material yang dipilih adalah dari jenis metal, hal ini karena sifat metal yang tahan karat dan suhu tinggi sehingga metal dipilih sebagai bahan dari penyaring. Beragamnya ukuran dust mulai dari butiran sampai berbentuk serbuk menyebabkan perlu dilakukannnya analisis mengenai ukuran pori yang tepat yang dapat digunakan sebagai 136 penyaring Alley, 2007. Ukuran saringan yang dipilih adalah 13, 100, 125, 200, 250 dan 325 µm dengan diameter saringan 24 cm Lampiran 10. Proses filtrasi juga dapat menurunkan nilai silika. Tingginya nilai silika disebabkan oleh adanya dust yang mengandung silika yang ikut terbawa. Dengan filter yang baik maka dust tidak akan terbawa larut dan nilai kadar SiO 2 dalam air limbah tidak berubah atau bertambah. Untuk menurunkan nilai konduktivitas dapat dilakukan melalui pengenceran dengan menambahkan air demineral sebagai pengencer. Tingginya nilai konduktivitas disebabkan adanya penambahan aditif yang tidak tercampur sempurna pada saat proses produksi.

5.3 Tahapan Filtrasi