miosin yang berfungsi untuk pergerakan mikrovili, serta mengandung jaringan terminal sebagai reseptor perlekatan mikroba Inamoto et al. 2008.
Sejak lahir, usus halus pada manusia dan hewan terus ditantang oleh antigen terutama dari kontaminasi makanan. Karena permukaan usus halus yang sangat
luas akibat involusi kompleks kripta dan vili, saluran usus halus rentan sebagai tempat kolonisasi dan masuknya agen patogen. Beberapa patogen menyerang
permukaan epitel dan yang lain menyerang hingga menembus epitel. Pertahanan fisik pada usus halus manusia dan hewan di antaranya adalah lapisan epitel,
mikroflora normal, dan lendir yang disekresikan oleh sel goblet. Lendir di permukaan mukosa akan mencegah patogen menyerang epitel David et al. 2006.
2. Mikroflora usus halus
Terkait fungsinya, usus halus manusia dan hewan memiliki komponen mikroflora normal yang menunjang proses pencernaan makanan. Keseimbangan
mikroflora normal usus halus sangat penting untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Usus halus manusia mengandung sekitar 100 spesies bakteri sebagai
mikroflora. Mikroflora ini dapat tumbuh pada kondisi aerob maupun anaerob dan berkoloni pada bagian-bagian tetentu dari organ pencernaan manusia Turroni
2009. Pada hewan tikus, telah dilaporkan jumlah populasi mikroflora normal pada usus halusnya sebesar 10
14
cfu colony forming unit, terdiri atas 0-10
5
cfu di jejunum dan 10
3
-10
9
cfu di ileum Qi et al. 2008. Kolonisasi mikroflora usus halus pada manusia maupun hewan dimulai
segera setelah lahir. Ada beberapa kontribusi dari mikroflora normal usus terhadap pertahanan tubuh, misalnya mencegah kolonisasi patogen dengan
bersaing mendapatkan tempat dan nutrisi penting. Selain itu, mikroflora tersebut juga dapat memproduksi zat yang menghambat maupun membunuh bakteri
patogen David et al. 2006. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mikroflora usus yang seimbang dapat menstimulasi sistem imun, memproduksi enzim
pencernaan, dan membantu mengontrol pembentukan radikal bebas Dutcosky et al. 2006.
Kegagalan kolonisasi atau disregulasi mikroflora normal usus diduga sebagai penyebab utama banyaknya penyakit pada saluran pencernaan manusia
maupun hewan. Komposisi mikroflora normal usus pada manusia dapat dipengaruhi oleh usia, makanan, kontaminasi bakteri, dan kondisi tubuh stres
David et al. 2006. Menurut Lourens-Hattingh dan Viljoen 2001, mikroflora pada usus individu dewasa relatif stabil, namun akan kembali berubah seiring
bertambahnya usia. Oleh sebab itu, keseimbangan mikroflora ini perlu tetap dijaga.
3. Probiotik dan BAL
Istilah probiotik pertama kali dikemukakan oleh Lilley dan Stiwell yang mendefinisikan probiotik sebagai senyawa yang dihasilkan mikroba untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba lainya. Kemudian definisi probiotik berkembang menjadi organisme atau senyawa yang memiliki kontribusi terhadap
keseimbangan mikroflora saluran pencernaan. Definisi lainya dari probiotik adalah sediaan sel mikroba hidup atau komponen dari sel mikroba yang memiliki
pengaruh menguntungkan terhadap kesehatan dan kehidupan inangnya Salminen et al. 1999. Definisi probiotik terbaru dikeluarkan oleh FAOWHO 2006, yaitu
mikroorganisme hidup yang jika diberikan dalam jumlah memadai akan memberikan manfaat kesehatan bagi inangnya, atau ketika dikonsumsi dalam
jumlah yang cukup sebagai bagian dari pangan, akan memberikan manfaat kesehatan bagi inangnya.
Probiotik dapat berupa bakteri gram positif, negatif, khamir, dan fungi. Probiotik biasanya dimasukkan ke dalam pangan fermentasi yang berbasis susu.
Probiotik dapat dijadikan alternatif untuk mengobati infeksi saluran pencernaan dan untuk mencegah diare. Manfaat kesehatan dari probiotik, yaitu
kemampuannya memelihara keseimbangan mikroflora normal usus, menghambat bakteri patogen, dan meningkatkan sistem imun Rolfe 2000.
Probiotik yang umum dipakai pada produk pangan komersial adalah golongan bakteri asam laktat BAL FAOWHO 2006. BAL adalah bakteri
gram positif yang bersifat mikroaerofilik, tidak berspora, dan mampu memfermentasi karbohidrat menjadi asam laktat. Bentuk BAL beragam, ada yang
berbentuk batang dan ada yang berbentuk koki. Jenis BAL yang sering digunakan
pada produk pangan komersial, yaitu Lactobacillus dan Bifidobacterium Saulnier et al. 2009; Miyazaki et al. 2010.
Probiotik dikembangkan sebagai pangan yang mendukung kesehatan manusia. Fungsinya untuk pencegahan dan pengobatan penyakit di saluran
pencernaan seperti diare, gastroenteritis, laktosa intoleran, dan kanker kolon Yan Polk 2008. BAL dari genus Lactobacillus dan Bifidobacteria telah terbukti
memiliki efek sebagai probiotik pada manusia. Beberapa Lactobacillus dapat menghambat bakteri patogen, seperti E. coli, Salmonella Enteritidis, dan Vibrio
cholera Liong 2007. Yan dan Polk 2008 mengemukakan manfaat probiotik bagi saluran
pencernaan, yaitu; 1 meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrisi, 2 memelihara keseimbangan mikroflora usus, 3 mengatur crosstalk antara epitel
usus dengan sistem imun, dan 4 mengatur fungsi imun. Berdasarkan penelitian Harimurti dan Rahayu 2009, probiotik dapat meningkatkan tinggi dan lebar vili
pada usus halus ayam broiler sebagai hewan percobaanya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan asam lemak rantai pendek dari hasil fermentasi oleh probiotik.
Asam lemak rantai pendek beperan dalam stimulasi perbanyakan sel epitel usus karena asam lemak ini merupakan komponen fosfolipid membran sel.
4. Potensi BAL sebagai probiotik pada saluran pencernaan