Waktu dan tempat penelitian Bahan dan alat Tahap-tahap perlakuan

BAHAN DAN METODE Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5. Gambar 6 Alur penelitian.

1. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2009 sampai Juli 2010 bertempat di SEAFAST dan Laboratorium Histologi Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Pengujian Lactobacillus plantarum BAL1 dan Lactobacillus fermentum BAL2 pada tikus dengan perlakuan: kontrol negatif, BAL1, BAL2, BAL1 + EPEC, BAL2 + EPEC, dan kontrol positif EPEC Analisis kerusakan mukosa usus secara mikroskopis Analisis kandungan enzim antioksidan intraselular SOD pada usus Terminasi Hasil: BAL probiotik yang memiliki fungsi terbaik dalam memelihara keutuhan mukosa dan kandungan enzim antioksidan SOD pada usus halus Hari perlakuan

2. Bahan dan alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Lactobacillus plantarum, Lactobacillus fermentum, enteropathogenic E. coli, tikus, ransum standar tikus kasein, minyak jagung, mineral mix, carboximethylcelulose, dan maizena, NaCl 0.9, Bouin asam pikrat jenuh, formalin, dan asam asetat glasial dengan perbandingan 15: 5: 1, alkohol 70, 80, 90, 95, dan 100 absolut, xylol, parafin, akuades, hematoksilin-eosin HE, neophren in toluene 0.2, phosphate buffered saline PBS, metanol, H 2 O 2 , serum normal, antibodi primer Cu,Zn-SOD SIGMA S2147, antibodi sekunder Dako Envision Peroxidase System K1491, kromogen Diamino Benzidine DAB, air bebas ion MiliQ, dan label. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, erlenmeyer, wadah penampung, mikropipet, kapas, tissue, alumunium foil, alat bedah gunting, pinset, alas bedah, pipet tetes, pipet Mohr, gelas ukur, tissue basket, tabung Ependorf, exhause fan, mikrotom putar, waterbath, gelas objek, coverglass, inkubator, mikroskop cahaya, kamera, dan kotak preparat.

3. Tahap-tahap perlakuan

3.1 Hewan percobaan Hewan yang digunakan dalam penelitian ini ialah 90 ekor tikus putih albino norway rats Rattus norvegicus galur Sprague Dawley umur 5-6 minggu dengan berat badan berkisar 140-240 g, berjenis kelamin jantan hasil pengembangbiakan dari Badan POM RI. 3.2 Kandang dan ransum Kandang yang digunakan adalah kandang yang berukuran 17.5 x 23.75 x 17.5 cm, dengan jumLah sesuai dengan jumLah tikus yang digunakan. Kandang terbuat dari stainless steel. Kandang tikus ditempatkan pada ruangan yang bebas dari suara ribut dan terjaga dari asap industri atau polutan lainya. Lantai kandang mudah dibersihkan dan disanitasi. Komposisi ransum standar disusun berdasarkan standar AOAC Association of Official Agricultural Chemists, yaitu mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Komposisi ransum untuk tikus percobaan adalah sebagai berikut: Table 1 Komposisi campuran ransum basal tikus Ket: Komposisi atau data proksimat kasein untuk pembuatan ransum tikus percobaan berdasarkan sertifikat analisis terdiri atas 97.4 protein basis kering atau 86.0 protein basis basah, 1.8 abu, 11.6 air, 1.1 lemak, dan 0.1 laktosa. 3.3 Perlakuan terhadap hewan percobaan dan sampling Tikus dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan, yaitu; 1 kelompok kontrol negatif akuades A, 2 kelompok perlakuan Lactobacillus plantarum B, 3 kelompok perlakuan Lactobacillus fermentum C, 4 kelompok perlakuan Lactobacillus plantarum + EPEC D, 5 kelompok perlakuan Lactobacillus fermentum + EPEC E, dan kelompok kontrol positif EPEC F Tabel 2. Tabel 2 Kelompok tikus perlakuan Kelompok tikus Perlakuan A Tikus kontrol negatif, yaitu tikus yang dicekok akuades mulai hari ke-1 sampai hari ke-21 B Tikus yang dicekok Lactobacillus plantarum mulai hari ke-1 sampai hari ke-21 C Tikus yang dicekok Lactobacillus fermentum mulai hari ke-1 sampai hari ke-21 D Tikus yang dicekok Lactobacillus plantarum mulai hari ke-1 sampai hari ke-21, ditambah cekok EPEC pada hari ke-8 sampai hari ke-14 E Tikus yang dicekok Lactobacillus fermentum mulai hari ke-1 sampai hari ke-21, ditambah cekok EPEC pada hari ke-8 sampai hari ke-14 F Kontrol positif, yaitu tikus yang dicekok akuades pada hari ke-1 sampai hari ke-7, kemudian dicekok EPEC pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu dicekok akuades lagi hari ke-15 sampai hari ke-21 Ket: cekok akuades pada kelompok kontrol positif dan kontrol negatif adalah sebagai pengganti cekok L. plantarum, L. fermentum, ataupun EPEC. Akuades diberikan secara per oral menggunakan sonde. Komponen Sumber JumLah bb Komposisi g dalam 100 g ransum Protein Kasein 10 11.87 Lemak Minyak jagung 8 7.87 Mineral Campuran mineral 5 4.79 Vitamin Campuran vitamin 1 1 Serat Carboxymethylcellulose CMC 1 1 Air Air 5 3.62 Pati Maizena pati jagung 70 69.85 Semua tikus diberi ransum standar dan air minum ad libitum. Kultur Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus fermentum yang diberikan sebanyak 1 mL dengan populasi 10 8 cfumL, sedangkan kultur enteropathogenic E. coli yang digunakan sebanyak 1 mL dengan populasi 10 6 cfumL untuk satu kali cekok. Lactobacillus plantarum, Lactobacillus fermentum, dan EPEC diberikan pada tikus percobaan secara per oral menggunakan sonde lambung Oyetayo 2004. Proses terminasi pengakhiran perlakuan dan sampling organ usus halus dilakukan tiga kali, yaitu pada hari ke-8 T1, hari ke-15 T2, dan hari ke-22 T3. Saat tikus diterminasi, organ usus halusnya diambil kemudian dicuci dengan NaCl 0.9. Organ lalu disimpan dan difiksasi selama 24 jam dalam larutan Bouin untuk mencegah terjadinya autolisis.

4. Pemrosesan jaringan Kiernan 1990

Dokumen yang terkait

Deteksi secara imunohistokimia antioksidan superoxide dismutase (sod) pada jaringan tikus hiperkolesterolemia

0 7 2

Deteksi secara imunohistokimia antioksidan superoksida dismutase (sod) pada jaringan tikus hiperkolesterolemia yang diberi pakan rumput laut

0 3 2

Deteksi secara imunohistokimia antioksidan superoksida dismutase (sod) pada jaringan kelinci hiperkolesterolemia yang diberi pakan klorofil daun singkong

0 9 2

Efek Probiotik pada Profil Imunohistokimia Antioksidan Superoxide Dismutase (SOD) di Ginjal Tikus yang Dipapar Enteropathogenic E. coli (EPEC)

1 7 220

Aktivitas Antioksidan Superoksida Dismutase Pada Hati Tikus Hiperkolesterolemia Yang Diberi Ekstrak Kulit Mahoni (Swietenia macrophylla)

1 6 70

Efek probiotik indigenus pada profil imunohistokimia antioksidan superoksida dismutase (SOD) di hati tikus yang dipapar enteropathogenic Escherichia coli (EPEC)

0 8 146

Deteksi Secara Imunohistokimia Imunoglobulin A (IgA) pada Usus Halus Tikus yang Diberi Bakteri Asam Laktat (BAL) dan Enteropatogenik Escherichia coli (EPEC)

3 10 60

Efek Pemberian Teripang Pasir (Holothuria scabra J) terhadap Profil Imunohistokimia Antioksidan Dismutase (SOD) pada Pankreas Tikus Diabetes

0 3 35

Probiotik Indigenus Meningkatkan Profil Kesehatan Usus Halus Tikus yang Diinfeksi Enteropathogenic E. coli | Wresdiyati | Majalah Kedokteran Bandung 110 369 2 PB

0 0 8

Level Antioksidan Superoksida Dismutase(SOD) Menurun Pada Jaringan Ginjal Tikus Hiperkolesterololemia : Suatu Kajian Imunohistokimia | Wresdiyati | Jurnal Sain Veteriner 426 241 1 PB

0 0 9