pada produk pangan komersial, yaitu Lactobacillus dan Bifidobacterium Saulnier et al. 2009; Miyazaki et al. 2010.
Probiotik dikembangkan sebagai pangan yang mendukung kesehatan manusia. Fungsinya untuk pencegahan dan pengobatan penyakit di saluran
pencernaan seperti diare, gastroenteritis, laktosa intoleran, dan kanker kolon Yan Polk 2008. BAL dari genus Lactobacillus dan Bifidobacteria telah terbukti
memiliki efek sebagai probiotik pada manusia. Beberapa Lactobacillus dapat menghambat bakteri patogen, seperti E. coli, Salmonella Enteritidis, dan Vibrio
cholera Liong 2007. Yan dan Polk 2008 mengemukakan manfaat probiotik bagi saluran
pencernaan, yaitu; 1 meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrisi, 2 memelihara keseimbangan mikroflora usus, 3 mengatur crosstalk antara epitel
usus dengan sistem imun, dan 4 mengatur fungsi imun. Berdasarkan penelitian Harimurti dan Rahayu 2009, probiotik dapat meningkatkan tinggi dan lebar vili
pada usus halus ayam broiler sebagai hewan percobaanya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan asam lemak rantai pendek dari hasil fermentasi oleh probiotik.
Asam lemak rantai pendek beperan dalam stimulasi perbanyakan sel epitel usus karena asam lemak ini merupakan komponen fosfolipid membran sel.
4. Potensi BAL sebagai probiotik pada saluran pencernaan
Aktivitas probiotik BAL sangat penting dalam mengatur keseimbangan ekosistem saluran pencernaan. Menurut Naidu dan Clemens 2000, aktivitas
probiotik BAL terbagi atas tiga spektrum yaitu nutrisi, fisiologi, dan efek antimikroba. Dalam spektrum nutrisi, BAL menyediakan enzim untuk membantu
metabolisme komponen laktosa dalam makanan, sintesis beberapa vitamin vitamin K,
folat, piridoksin, pantotenat, biotin, dan ribovlavin serta menghilangkan racun metabolit dari makanan di dalam usus. Pada spektrum
fisiologi, BAL mampu menjaga keseimbangan komposisi mikroflora normal usus dan menstimulasi sistem kekebalan di usus. Dalam spektrum antimikroba, BAL
mampu memperbaiki ketahanan tubuh terhadap bakteri patogen. Syarat BAL sebagai probiotik yang dikemukakan oleh Seveline 2005,
yaitu: 1 tahan terhadap pH asam lambung 1.5-4, 2 stabil terhadap garam
empedu, 3 memproduksi senyawa antimikroba, 4 mampu menempel pada sel usus manusia serta tumbuh dan berkembang baik dalam saluran pencernaan, dan
5 dapat berkoagregasi membentuk lingkungan mikroflora normal yang seimbang dalam saluran pencernaan. Kemampuan BAL untuk hidup di dalam saluran
pencernaan dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen sehingga bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Inilah alasanya BAL
berpotensi sebagai probiotik. Jumlah minimal sel bakteri yang memenuhi syarat sebagai probiotik sampai
sekarang masih dalam kontroversi. Di Jepang, Fermented Milks And Lactic Acid Bacteria Association mensyaratkan jumlah minimal untuk probiotik adalah 1x10
7
cfu Bifidobacteria g atau ml produk. Penelitian Galdeano dan Perdigon 2006 menunjukkan sebanyak 1x10
8
cfu Lactobacillus cassei bisa meningkatkan pertahanan alami mukosa usus. Penelitian lain menyatakan jumlah probiotik
Lactobacillus acidophillus dan Bifidobacterium bifidum yang dapat digunakan untuk terapi gastritis dan duodenitis adalah 1x10
9
cfu Zubillaga et al. 2001. Namun jumlah sel yang ditetapkan di atas masih dalam rentang yang
dikemukakan oleh Lee dan Salminen 2009 yaitu sebanyak 10
7
-10
10
cfu.
5. Enteropatogenic E. coli EPEC