4.2 Kurva Reflektansi Spektral Skeletonema
Panjang gelombang yang digunakan untuk melihat reflektansi Skeletonema adalah antara 400 – 700 nm. Kanal yang digunakan adalah kanal 1, 4, 8, 9, 10,
11, dan 14 dengan kisaran panjang gelombang 400-700 nm. Liew et al 2000 juga menggunakan kisaran panjang gelombang ini untuk mengklasifikasikan tipe
blooming alga menggunakan citra Sea WiFS di perairan sekitar Singapura dan
Teluk Manila Nilai reflektansi di ekstrak dari citra MODIS pada masing-masing stasiun
pengamatan. Jumlah stasiun pengamatan sebanyak 37 stasiun. Namun stasiun yang digunakan sebanyak 11 stasiun karena 26 stasiun lainnya mendapat
pengaruh dari awan atmosfer. Kurva reflektansi spektral dari 11 stasiun tersebut digambarkan pada Gambar 8.
8 9 10 11 4 1 2 Kanal MODIS
Gambar 8. Kurva reflektansi spektral dengan kelimpahan fitoplankton yang
didominasi oleh Skeletonema.
Berdasarkan Gambar 8 terlihat bahwa reflektansi spektral dengan kelimpahan fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema di setiap stasiun memiliki pola
yang hampir sama. Kurva reflektansi spektral dengan kelimpahan fitoplankton didominasi oleh Skeletonema mencapai puncak pada panjang gelombang 555 nm.
Hasil penelitian Uno et al., 1980 in Catts et al.,1985 menunjukkan bahwa adanya peningkatan nilai reflektansi pada panjang gelombang 550-600 seiring dengan
meningkatnya kelimpahan Skeletonema costatum dalam kondisi laboratorium kultur. Seperti terlihat pada stasiun 5 yang memiliki nilai reflektansi tertinggi
pada panjang gelombang 550-600 nm dimana kelimpahan Skeletonema memiliki nilai tertinggi yaitu 19.190.487 selm
3
. Stasiun 31 juga menunjukkan hal yang sama. Nilai reflektansi stasiun 31 pada panjang gelombang 550-600 nm
menunjukkan nilai yang paling kecil dengan kelimpahan Skeletonema yang paling rendah sebesar 118455 selm
3
. Nilai rata-rata dari reflektansi spektral dari citra MODIS pada setiap stasiun
pengamatan dapat dilihat pada Gambar 9 a. Kurva rata-rata reflektansi spektral dengan kelimpahan fitoplankton didominasi oleh Skeletonema memiliki pola yang
sama dengan kurva reflektansi Skeletonema menggunakan citra Sea WiFS dan MERIS oleh Liew et al 2000 di perairan sekitar Singapura Gambar 9.
a b
c
Gambar 9. a Kurva rata-rata reflektansi spektral citra MODIS dengan
fitoplankton dominan Skeletonema. b Reflektansi Spektral Skeletonema
blooming dari citra Sea WiFS dan MERISLiew et.al, 2000. c Hubungan antara reflektansi dan panjang gelombang
pada berbagai konsentrasi Skeletonema costatum kultur Uno et al. 1980 in Catts et al.,1985.
Reflektansi spektral dengan kelimpahan fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema
mencapai puncak pada panjang gelombang 555 nm kanal 4. Pada panjang gelombang 413 nm nilai reflektansi sebesar 0.0174. Kemudian pada
panjang gelombang 443 nm nilai relektansi naik menjadi 0.01818. Pada panjang gelombang 488 nm sampai 555 nm nilai reflektansi bertambah tinggi.
Selanjutnya reflektansi mengalami penurunan sampai pada panjang gelombang 678 nm. Hasil penelitian Uno et al., 1980 in Catts et al.,1985 menunjukkan
bahwa reflektansi spektral Skeletonema costatum dalam kondisi laboratorium kultur terdapat puncak spektral pada panjang gelombang 520-580 nm Gambar 9
c. Hal ini sesuai dengan pola reflektansi pada Gambar 9 a. Kurva rata-rata reflektansi spektral dengan fitoplankton didominasi oleh
Skeletonema Gambar 9 a memiliki pola yang hampir sama dengan kurva
reflektansi Skeletonema pada saat blooming Gambar 9b menggunakan citra Sea WiFS dan MERIS oleh Liew et al 2000 di perairan sekitar Singapura.
Berdasarkan bentuk kurva, terdapat perbedaan bentuk kurva 9 a pada panjang gelombang 645 nm dibandingkan kurva pada gambar 9 b dan 9 c. Hal ini
disebabkan karena pengaruh dari kandungan tersuspensi. Berdasarkan nilai reflektansinya, Gambar 9a memiliki nilai reflektansi yang lebih kecil. Hal yang
dapat mempengaruhi nilai reflektansi diduga dari kandungan sifat optik perairan seperti kandungan TSS dan CDOM. Menurut Sathyendranath 2000 sifat optik
perairan absorpsi atau reflektansi pada beberapa panjang gelombang dipengaruhi oleh fitoplankton, padatan tersuspensi dan yellow substances. Faktor lain diduga
pengaruh dari partikel atmosfer pada panjang gelombang 390-440 nm. Menurut Call et.al 2003 in Karen and Stuart 2003 bahwa pada panjang gelombang 390-
440 nm merupakan wilayah yang sensitif terhadap partikel atmosfer dan atenuasi kolom air.
4.3 Hubungan Reflektansi Spektral Skeletonema dengan CDOM dan TSS Untuk mengetahui hubungan dari reflektansi spektral fitoplankton yang
didominasi oleh Skeletonema dengan CDOM dan TSS maka dilakukan analisis
regresi sederhana pada masing-masing panjang gelombang yaitu 405-420, 438- 448, 483-493, 526-536, 545-565, 620-670 dan 673-683 nm. Persamaan hasil
analisis regersi sederhana menunjukkan adanya hubungan signifikan antar reflektansi spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema dengan
CDOM dan TSS Lampiran 1. a. Panjang gelombang 405-420 nm
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pengaruh TSS tidak signifikan
mempengaruhi reflektansi spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema.
Koefisien determinasi antara nilai reflektansi dengan TSS sebesar 0.048. Sedangkan CDOM signifikan mempengaruhi nilai reflektansi dan
hubungannya mengikuti persamaan dibawah ini. y
= -3912.x
2
+ 17.71x + 0.008………………………………………………..8 Keterangan :
y = nilai reflektansi pada panjang gelombang 405-420 nm
x = kandungan CDOM
Nilai koefisien determinasi antara nilai reflektansi pada panjang gelombang 405-420 nm dengan CDOM sebesar 0.502 yang berarti bahwa pengaruh CDOM
terhadap reflektansi spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema pada panjang gelombang 405-420 nm sebesar 50,2 .
b. Panjang gelombang 438 – 448 nm
Korelasi antara nilai reflektansi pada panjang gelombang 438-448 nm dengan
CDOM dan TSS kurang signifikan. Koefisien determinasi pada panjang gelombang 438-448 nm menunjukkan nilai yang rendah. Koefisien determinasi
antara nilai reflektansi dengan CDOM dan TSS berturut-turut sebesar 0.444 dan 0.470
.
c. Panjang gelombang 483-493 nm
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pada panjang gelombang 483-493
nm , CDOM dan TSS kurang signifikan mempengaruhi reflektansi spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema. Koefisien determinasi antara
CDOM dan TSS dengan nilai reflektansi masing-masing sebesar 0.421 dan 0.406. d. Panjang gelombang 526-536 nm
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pada panjang gelombang 526-
536, CDOM dan TSS kurang signifikan mempengaruhi reflektansi spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema dengan koefisien determinasi
sebesar 0.426 dan 0, 381. e. Panjang gelombang 545-565 nm
Kandungan CDOM kurang signifikan mempengaruhi reflektansi reflektansi spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema pada panjang gelombang
545-565 nm. Hal ini terlihat dari kecilnya nilai koefisien determinasi yaitu sebesar 0.274. Sedangkan TSS signifikan mempengaruhi reflektansi spektral
yang didominasi Skeletonema dan hubungannya mengikuti persamaan 9. y
= -0.001x + 0.264……………………………………………………………..9 Keterangan :
y = nilai reflektansi pada panjang gelombang 545-565 nm
x = kandungan TSS
Nilai koefisien determinasi antara nilai reflektansi pada panjang gelombang 545-565 nm dengan TSS sebesar 0.621 yang berarti bahwa pengaruh TSS
terhadap reflektansi spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema pada panjang gelombang 545-565 nm sebesar 62.1 .
f. Panjang gelombang 620-670 nm Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pada panjang gelombang 620-670
nm, CDOM kurang signifikan mempengaruhi nilai reflektansi dengan koefisien determinasi sebesar 0.229. Sedangkan TSS signifikan mempengaruhi reflektansi
spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema dan hubungannya mengikuti persamaan dibawah ini.
y = -0.002x + 0.308……………………………………………………………..10
Nilai koefisien determinasi antara nilai reflektansi pada panjang gelombang 620-670 nm dengan TSS sebesar 0.574 yang berarti bahwa pengaruh TSS
terhadap reflektansi spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema pada panjang gelombang 620-670 nm sebesar 57.4 .
g. Panjang gelombang 673-683 nm
Pada panjang gelombang 673-683 nm, CDOM dan TSS kurang berpengaruh
terhadap reflektaasi spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema. Koefisien determinasi antara CDOM dan TSS dengan nilai reflektansi
Skeletonema pada panjang gelombang 673-683 nm menunjukkan nilai yang
rendah sebesar 0.269 dan 0.402.
Tabel 4 menunjukkan analisis regresi sederhana reflektansi spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema dengan CDOM dan TSS.
Berdasarkan nilai koefisien determinasi R
2
pada Tabel 4, kandungan CDOM dan TSS perairan memililiki hubungan erat pada beberapa panjang gelombang.
Kandungan TSS berhubungan erat dengan nilai reflektansi terlihat pada panjang gelombang 545-565 dan 620-670 nm dengan nilai koefisien determinasi lebih
besar dari 50. Hasil penelitian Rodríguez-Guzmán, V. dan F. Gilbes-Santaella 2009 menunjukkan adanya hubungan signifikan antara TSS dengan reflektansi
pada panjang gelombang 645 nm dari citra MODIS R
2
=0.73. Kandungan TSS berkorelasi negatif dengan nilai reflektansi, dimana nilai reflektansi akan semakin
kecil dengan bertambahnya kandungan TSS. Hal ini kemungkinan disebabkan kandungan TSS didominasi oleh partikel organik sehingga dengan bertambahnya
partikel organik nilai absorbsi akan semakin tinggi sedangkan nilai reflektansi semakin rendah. Menurut Fang et al. 2008, 2009 dalam Chuvieco 2010
menggambarkan dua metode untuk mengetahui sebaran padatan tersuspensi permukaan, salah satunya dari reflektansi pada panjang gelombang 549 nm
korelasi negatif untuk TSS yang didominasi oleh partikel organik. Kandungan CDOM berhubungan erat dengan nilai reflektansi pada panjang
gelombang 405-420 nm. Berdasarkan persamaan regresi pada Tabel 4, terlihat kandungan CDOM berhubungan negatif dengan reflektansi. Meningkatnya
kandungan CDOM menyebabkan reflektansi pada panjang gelombang 405-420 nm menjadi turun. Hal ini sesuai dengan penelitian Menken et.al 2005 bahwa
meningkatnya kandungan CDOM meyebabkan rendahnya nilai reflektansi, terutama pada panjang gelombang dibawah 500 nm.
Tabel 4. Persaman regresi sederhana hubungan reflektansi spektral fitoplankton
yang didominasi oleh Skeletonema dengan TSS dan CDOM. Panjang
gelombang Parameter Regresi
R R²
405-420 CDOM
y = -3912x
2
+ 17.71x + 0.008 0.709
0.502 545-565
TSS y
= -0.001x + 0.264 0.788
0.621 620-670
TSS y
= -0.002x + 0.308 0.758
0.574
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa panjang gelombang tertentu peka terhadap perubahan kandungan TSS dan CDOM sehingga dapat digunakan untuk
melihat adanya perbedaan pola reflektansi spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema pada saat non-blooming dan blooming. Berdasarkan Gambar
9a dan 9 b terlihat perbedaan yang signifikan antara pola reflektansi spektral fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema pada saat non-blooming dan
blooming pada panjang gelombang 645 nm. Dengan adanya hubungan yang
signifikan antara reflektansi dan TSS R²= 0.574 pada panjang gelombang ini 620-670 nm maka dapat dijadikan untuk menduga apakah apakah kelimpahan
Skeletonema mencapai blooming atau masih normal.
Gambar dari grafik analisis regresi sederhana hubungan reflektansi spektral dengan fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema dengan kandungan TSS
dan CDOM pada masing- masing panjang gelombang dapat dilihat pada gambar 10 dan 11.
a b
c d
e f
g
Gambar 10. Regresi sederhana hubungan TSS dengan reflektansi spektral
fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema. a panjang gelombang 405-420 nm, b 438 – 448
nm, c 483-493 nm, d 526- 536 nm, e 545-565 nm, f 620-670 nm, g 673-683 nm.
a b
c d
e f
g
Gambar 11. Regresi sederhana hubungan CDOM dengan reflektansi spektral
fitoplankton yang didominasi oleh Skeletonema. a panjang gelombang 405-420 nm, b 438 – 448
nm, c 483-493 nm, d 526- 536 nm, e 545-565 nm, f 620-670 nm, g 673-683 nm.
37
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Komposisi fitoplankton di Teluk Jakarta terdiri dari empat kelas yaitu Bacillariophyceae 12 genus, Dinophyceae 8 genus, Chrysophyceae 1 genus
dan Coscinodischopyceae 1 genus. Kelimpahan fitoplankton didominasi dari genus Skeletonema dengan kelimpahan sebesar 90,8 . Sedangkan jenis
fitoplankton yang lainnya sangat kecil yaitu genus Nitzchia sebesar 5 , Thalassiosira
sebesar 0.7, Chaetocheros sebesar 1,7 Ceratium sebesar 0.7 dan dari jenis lainnya sebesar 1.1 . Kandungan klorofil-a hasil nilai estimasi
dari citra MODIS memiliki hubungan yang kurang signifikan dengan kelimpahan fitoplankton dengan nilai korelasi sebesar 0.087.
Panjang gelombang yang digunakan untuk melihat reflektansi Skeletonema adalah antara 400 – 700 nm. Reflektansi spektral fitoplankton yang didominasi
oleh Skeletonema mencapai puncak pada panjang gelombang 555 nm dan memiliki pola yang hampir sama dengan reflektansi Skeletonema menggunakan
citra Sea WiFS dan MERIS Liew et al, 2000 di perairan sekitar Singapura dan reflektansi Skeletonema costatum dalam kondisi laboratorium kulturhasil
penelitian Uno et al., 1980 in Catts et al.,1985. Adanya perbedaan bentuk kurva pada panjang gelombang 645 nm disebabkan oleh kandungan TSS. Kandungan
TSS berhubungan erat dengan reflektansi spektral fitoplankton didominasi oleh Skeletonema
terlihat pada panjang gelombang 545-565 dan 620-670 nm dengan nilai koefisien deteminasi lebih besar dari 50. Kandungan CDOM berhubungan