Keterangan : Vd = Volume air disaring m
3
Vt = Volume air yang tersaring m
Vs = Volume air pada sedwick rafter
n = jumlah fitoplankton tercacah
3.5.2 Analisis Hubungan Reflektansi Spektral Fitoplankton dengan TSS dan CDOM
Model hubungan fungsional antara parameter dinyatakan dengan persamaan regresi sederahan. Regresi sederahana adalah persamaan regresi dengan satu
peubah tak bebas Y dan satu peubah bebas X.
3.5.3 Pengolahan Citra
Sebelum pengolahan citra, terlebih dahulu dilakukan pemilihan Citra MODIS yang bersih dari awan dan dapat digunakan dalam penelitian. Citra MODIS yang
digunakan yaitu citra yang melewati Teluk Jakarta pada saat pengambilan data lapang. Adapun proses pengolahan citra diawali dengan pengolahan awal data
yang meliputi: konversi data MODIS dari format .hdf ke format .tif multi band. Selanjutnya dilakukan croping lokasi pengamatan Teluk Jakarta
menggunakan Software HEG WIN 2.9. Kemudian dilakukan proses pengolahan data lanjutan, yang meliputi: koreksi citra, konversi nilai digital DN ke nilai
reflektansi. Citra hasil olahan di HEG WIN 2.9 tidak perlu dikoreksi geometrik lagi.
Hal ini disebabkan karena ketika dilakukan croping dan konversi di sofware HEG WIN 2.9 citra tersebut otomatis telah terkoreksi secara geometrik. Koreksi
atmosferik dilakukan di IDRISI Andes. Koreksi atmosferik bertujuan untuk mengurangi kesalahan akibat efek atmosferik yang disebabkan perbedaan sudut
elevasi matahari dan jarak matahari-bumi saat penerimaan data yang berbeda waktu. Metode yang digunakan untuk koreksi atmosferik adalah metode
histogram adjustment . Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
DN
ijk setelah dikoreksi
= DN
ijk sebelum dikoreksi
- DN bias
k
...………………. 5 Keterangan: DN
= digital number I
= piksel baris ke-i J
= piksel kolom ke-j K
= citra kanal ke-k Setelah dilakukan koreksi maka selanjutnya dilakukan pemotongan citra
sesuai dengan daerah yang diteliti. Kemudian nilai digital number DN diekstrak pada kanal 1, 4, 8, 9, 10, 11dan 14 di setiap stasiun pengamamatan. Nilai DN
yang diperoleh di rubah menjadi reflektansi dengan persamaan 6. Diagran alir pengolahan data citra dapat dilihat pada Gambar 4.
Reflektansi = Reflektansi Scales x DN – Reflektansi offsets……….6
Gambar 4. Diagram Alir Pegolahan Citra
Pengolahan Awal Citra MODIS
Konversi dan Pemotongan citra
Koreksi Citra Pengolahan Awal
Citra MODIS
Konversi dan Pemotongan citra
Ubah ke Reflektansi Lihat Nilai Digital
Nilai Digital Tiap Stasiun
Input Data Data GPS
Koreksi Citra Pengolahan Awal
Citra MODIS
Konversi dan Pemotongan citra
21
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Fitoplankton 4.1.1 Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton
Komposisi fitoplankton yang ditemukan di Teluk Jakarta pada tanggal 20,
22, 24 dan 26 Maret 2010 terdiri dari 22 genus dari 4 kelas. Kelas yang ditemukan antara lain Bacillariophyceae 12 genus, Dinophyceae 8 genus,
Chrysophyceae 1 genus dan Coscinodischopyceae 1 genus. Adapun genus yang ditemukan pada masing masing kelas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Genus fitoplankton yang ditemukan di Teluk Jakarta pada tanggal 20, 22, 24 dan 26 Maret 2010.
Kelas Genus
Bacillariophyceae Bacteriastrum, Cosconidiscus, Chaetoceros,
Navicula, Nitzschia, Skletonema, Thalassiosira, Thalassiothix, Rhizosolenia, Thalassionema
Pleurosigma, Stephanopyxsis
Dinophyceae Protoperidinium, Ceratium , Dinophysis, Gonyaulax,
Gymnodinium , Noctiluca, Protoperidinium, Prorocentrum
Chrysophyceae Dictyocha
Coscinodischopyceae Eucampia
Komposisi kelas berdasarkan kelimpahan fitoplankton yang ditemukan
selama masa pegamatan didominasi oleh Bacillariophyceae diatom pada setiap stasiun pengamatan Gambar 5. Nontji 2007 menyatakan bahwa fitoplankton
yang biasa tertangkap oleh jaring plankton umumnya tergolong dalam tiga kelompok yakni diatom, dinoflagellata dan alga biru. Di perairan Indonesia
diatom Bacillariophyceae paling sering ditemukan.