Klorofil-a Menurut Nontji 1984 klorofil-a adalah salah satu pigmen fotosintesis yang

sedangkan dari filum Cyanophyceae adalah genus Trichodesmium Mulyasari et.al , 2003. Spesies yang menjadi penyebab HAB, akan menjadi bahaya pada saat kelimpahan lebih besar dari 10 3 sell. Sedangkan untuk fitoplankton yang bukan HAB akan menjadi bahaya pada saat kelimpahan lebih besar dari 10 6 sell.

2.3 Klorofil-a Menurut Nontji 1984 klorofil-a adalah salah satu pigmen fotosintesis yang

paling penting bagi pertumbuhan yang ada di perairan khususnya fitoplankton dan dikandung oleh sebagian besar dari jenis fitoplankton yang hidup di laut. Klorofil memegang posisi kunci dalam reaksi fotosintesis yang memegang peranan dalam produktivitas perairan Nontji, 2008. Klorofil-a berpotensial sebagai indikator untuk estimasi biomassa dari fitoplankton yang diteliti secara ekstensif Alarcon, et.al, 2006. Sifat klorofil yang dapat menyerap dan memantulkan spektrum cahaya tertentu dimanfaatkan untuk mendeteksi sebaran klorofil fitoplankton di permukaan laut dari satelit. Individu fitoplankton memang berukuran sangat kecil, akan tetapi bila berada dalam satu komunitas maka warna hijau yang menjadi ciri khas klorofil fitoplankton dapat diindera melalui satelit. Kandungan klorofil-a disuatu perairan dapat digunakan untuk menghitung biomassa fitoplankton Nontji, 1987. Penginderaan terhadap fitoplankton didasarkan pada kenyataan bahwa semua fitoplankton mengandung klorofil, pigmen berwarna hijau yang ada pada setiap tumbuhan. Klorofil cenderung menyerap warna biru dan merah serta memantulkan warna hijau Nontji, 2008. Penelitian mengenai konsentrasi klorofil-a di Teluk Jakarta telah banyak dilakukan. Menurut Wouthuyzen 2007 dengan mengekstraksi konsentrasi klorofil-a melalui citra MODIS dapat diestimasi konsentrasi klorofil-a rata-rata 10 tahun untuk keseluruhan Teluk Jakarta berkisar 0.323-2.965 mgm 3 . Wouthuyzen 2007 juga mengembangkan sistem peringatan dini untuk menduga kejadian marak algae di Teluk Jakarta dengan mengelompokkan konsentrasi klorofil-a perairan dalam kriteria aman 5 mgm 3 , hati-hati 5- 10 mgm 3 dan bahaya 10 mgm 3 . Kriteria bahaya dapat mengindikasikan terjadinya eutrofikasi di Teluk Jakarta. 2.4 Coloured Dissolved Organic Matter CDOM CDOM atau Yellow Substances adalah suatu kelompok unsur organik yang dan terdiri dari asam fulvic dan humic Nurjannah, 2000. Menurut Hansell dan Clarson 1998 in Hu et al. 2006 CDOM merupakan bagian dari Dissolved Organic Matter DOM di laut. DOM dalam perairan laut sangat kompleks dan umumnya mudah terurai. Kelompok organik terlarut ini sangat penting secara biokimia terutama sebagai energi bagi mikroorganisme. CDOM kemungkinan berasal dari sel fitoplankton dan partikel-partikel organik lainnya dari sumber yang jauh. Sebagai contoh sungai yang mengalir sepanjang daerah yang kaya akan unsur organik akan mengakumulasi banyak sekali CDOM sepanjang lintasan sungai tersebut Nurjannah, 2000. CDOM berperan penting di ekosistem akuatik dan berpengaruh terhadap warna dan kualitas perairan tersebut Kirk 1983, Dera 1992, Lindell and Rai 1994 in Toming et al 2009. CDOM dapat mengurangi sifat optik perairan pada panjang gelombang tampak 400-700 nm dan ultraviolet 280-400 nm. CDOM bersaing dengan fitoplankton dan tanaman akuatik lainnya dalam menangkap energi cahaya.

2.5 Karakteristik Sensor MODIS