Kemampuan Puasa Ikan Tingkat Konsumsi Oksigen Benih Ikan Nila BEST Handayani 2012 Kualitas Air Media Transportasi

12

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil 3.1.1 Penelitian Pendahuluan

3.1.1.1 Kemampuan Puasa Ikan

Hasil uji kemampuan puasa benih ikan nila BEST yang dipelihara sebanyak 30 ekor menunjukkan bahwa ikan nila BEST dapat bertahan hidup selama 7 hari dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 100. Berikut merupakan data kemampuan puasa ikan nila BEST Tabel 2. Tabel 2. Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila BEST Selama Pemuasaan Hari ke- ∑ ikan Hidup ekor ∑ ikan Mati ekor SR 100 Suhu o C pH DO Tingkah Laku Ikan 1 30 100 27,0 8,00 6,8 Berenang aktif 2 30 100 27,3 7,96 6,8 Berenang aktif 3 30 100 26,9 7,28 6.6 Berenang aktif 4 30 100 26,9 7,32 6,8 Berenang aktif 5 30 100 26,8 7,28 6.5 Berenang aktif 6 30 100 26,9 7,30 6,4 Berenang aktif 7 30 100 26,8 7,16 6,3 Berenang aktif Keterangan: dilakukan pergantian air pemeliharaan sebanyak 20 untuk menjaga kualitas air.

3.1.1.2 Tingkat Konsumsi Oksigen Benih Ikan Nila BEST Handayani 2012

Hasil uji TKO diperoleh benih ikan nila BEST dengan bobot rata-ratanya 0,26 gram memiliki nilai TKO sebesar 2,95 mgO 2 .g -1 .jam -1 , jadi jumlah oksigen yang dibutuhkan selama 24 jam dengan kepadatan 700 ekorL adalah sebanyak 12.885,6 mgO 2 Lampiran 1.

3.1.1.3 Laju Ekskresi TAN Benih Ikan Nila BEST Handayani 2012

Ekskresi TAN ikan nila BEST yang didapatkan dari pengujian setiap 12 jam selama 48 jam didapat nilai TAN yang dihasilkan oleh ikan nila dengan bobot rata-rata 0,26 gram adalah 0,005 mgTAN.g -1 .jam -1 Lampiran 2. Berdasarkan hasil uji tersebut diprediksikan nilai TAN ikan nila BEST dengan bobot rata- ratanya 0,26 gram sebanyak 700 ekor dalam media pengepakan selama 24 jam adalah sekitar 21,84 . 13 3.1.2 Penelitian Utama 3.1.2.1 Tingkat Kelangsungan Hidup SR Transportasi Benih Ikan Nila BEST Tingkat kelangsungan hidup benih ikan pada media transportasi dapat dilihat pada Tabel 3. Dan hasil analisis statistik dapat dilihat pada lampiran 25. Berdasarkan uji statistik tidak terdapat perbedaan nyata antar perlakuan pada jam ke-0 hingga jam ke-24. Tingkat kelangsungan hidup benih nila BEST masih sebesar 100 dari jam ke-0 hingga jam ke-4. Kematian ikan mulai terjadi pada jam ke-8 dan kematian ini tetap terjadi hingga jam ke-24. Nilai SR pada perlakuan 12 , 24 , 36 , dan 48 bervariasi hingga akhir perlakuan. Pada akhir perlakuan nilai SR tertinggi terdapat pada perlakuan 24 sebesar 93,36 dan terendah pada perlakuan 36 sebesar 85,86. Tabel berikut menerangkan SR ikan dari mulai jam ke-0 hingga jam ke-24. Tabel 3. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila BEST Selama Transportasi Jam ke- Nilai SR Transportasi Per Perlakuan 12 24 36 48 100±0 a 100±0 a 100±0 a 100±0 a 4 100±0 a 100±0 a 100±0 a 100±0 a 8 97,79±2,12 a 98,14±2,02 a 93,57±1,01 a 94,79±0,71 a 12 97,14±2,83 a 97±2,83 a 92,57±1,21 a 94,29±0,81 a 16 95,79±4,34 a 95,86±3,84 a 91,79±0,91 a 93±2,02 a 20 95,14±4,85 a 94,07±3,74 a 89,79±0,71 a 92,57±2,42 a 24 88,07±13,44 a 93,36±4,14 a 85,86±0,81 a 89,93±3,33 a Keterangan: Huruf superscrift di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakukan yang berbeda nyata P0,05

3.1.2.2 Kualitas Air Media Transportasi

Konsentrasi NH 3 pada media transportasi untuk setiap perlakuan dari jam ke-0 sampai jam ke-24 terlihat terjadi peningkatan konsentrasi pada setiap perlakuan dari waktu ke waktu Gambar 1. Nilai NH 3 pada jam ke-24 untuk semua perlakuan berkisar antara 0,0130 – 0,0148. Berdasarkan uji statistik tidak terjadi perbedaan yang nyata pada jam ke-0 hingga jam ke-12 P0,05. Namun pada jam ke-16 terjadi perbedaan nyata pada perlakuan 24 dan 36 P0,05. Hasil uji statistik dapat dilihat pada Lampiran 23. 14 Gambar 1. Nilai NH 3 Media Transportasi Konsentrasi TAN pada setiap perlakuan dari jam ke-0 sampai jam ke-24 disajikan pada Gambar 2. Pada Gambar 2 memperlihatkan konsentrasi TAN untuk setiap perlakuan mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Nilai TAN tertinggi pada jam ke-4 yaitu pada perlakuan 48 yaitu sebesar 0,75±0,04 dan terendah pada perlakuan 12 sebesar 0,45±0,12 . Berdasarkan uji statistik pada jam ke-4 sampai jam ke-12 tidak terdapat perbedaan nyata antara perlakuan. Perbedaan yang nyata terlihat pada jam ke-16 yaitu pada perlakuan 24 dan 36 P0,05. Namun tidak terjadi perbedaan dengan perlakuan 12 dan 48 Lampiran 22. Pada jam ke-24 konsentrasi TAN untuk perlakuan 12 , 24 , 36 , dan 48 masing-masing yaitu 2,6±0,11, 2,73±0,07, 2,75±0,04, dan 2,95±0,38 . Gambar 2. Nilai TAN Media Transportasi 15 Gambar 3 menunjukkan nilai oksigen terlarut pada media transportasi dari jam ke-0 sampai jam ke-24. Pada awal transportasi nilai oksigen terlarut di dalam media rata-rata sebesar 5,55±0,12 . pada jam ke-4 kandungan DO mulai menurun hingga jam ke-24 dengan kandungan DO terendah pada perlakuan 20 yaitu sebesar 1,65±0,07 dan tertinggi pada perlakuan 5 sebesar 2,8±0,14 . Berdasarkan uji statistik pada jam ke-24 terdapat perbedaan nyata antara perlakuan 5 dengan perlakuan 15 dan 20 P0,05; Lampiran 26. Gambar 3. Nilai DO Media Transportasi Gambar 4 menunjukkan nilai konsentrasi CO 2 media pada masing-masing perlakuan selama transportasi. Nilai CO 2 pada jam ke-0 pada setiap perlakuan rata-rata sebesar 3,1±0,2 . Pada jam ke-16 perlakuan 36 terjadi kenaikan CO 2 sebesar 43,15±1,13 . Nilai CO 2 tertinggi pada jam ke-24 terdapat pada perlakuan 36 sebesar 59,93±0 dan terendah pada perlakuan 12 dan 24 sebesar 39,95±0 . Berdasarkan uji statistik tidak terjadi perbedaan yang nyata pada jam ke-0 hingga jam ke-12. Perbedaan nyata terlihat pada jam ke-16 yaitu antara perlakuan 36 dengan perlakuan 12 , 24 , dan 48 . Perbedaan nyata juga terlihat pada jam ke-20 yaitu antara perlakuan 36 dengan perlakuan 12 dan 24 P0,05; Lampiran 24. 16 Gambar 4. Nilai CO 2 Media Transportasi Gambar 5 menunjukkan nilai konsentrasi suhu media pada masing-masing perlakuan selama transportasi. Suhu selama transportasi relatif stabil, suhu awal transportasi adalah 27 o C. Kemudian suhu ini diturunkan dengan menambahkan es batu ke dalam Styrofoam. Pada jam ke-12 suhu ini menurun hingga mencapai kisaran 24 o C. Berdasarkan uji statistik tidak terjadi perbedaan yang nyata pada setiap perlakuan hingga jam ke-24 P0,05; Lampiran 27. Gambar 5. Nilai Suhu Media Transportasi Gambar 6 menunjukkan nilai kisaran pH media pada masing-masing perlakuan selama transportasi. Nilai pH selama proses transportasi antar perlakuan setiap jamnya relatif stabil berkisar antara 6,76-7,07. Berdasarkan uji statistik tidak terdapat perbedaan nyata antar perlakuan P0,05; Lampiran 28. 17 Gambar 6. Nilai pH Media Transportasi

3.1.2.3 Tingkat kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila BEST pada Pemeliharaan Pascatransportasi