Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan matematika diberikan dengan maksud untuk meningkatkan dan mempertinggi kualitas atau mutu pengajaran dalam proses pembelajaran. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaanya. Usaha peningkatan mutu pendidikan di Indonesia yang berkualitas terus diupayakan oleh berbagai pihak, ada yang mendasarkan upayanya pada pengalaman lapangan yang pada umumnya dilakukan oleh guru yang 5 berpengalaman, ada pula yang mendasarkan upayanya pada teori-teori yang dikembangkan yang umumnya dilakukan oleh pemerintah melalui departemen pendidikan nasional dan ada pula yang mendasarkan upayanya pada keduanya yakni pengalaman lapangan dan teori-teori tertentu yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Khususnya pendidikan matematika, upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain melakukan periode perubahan kurikulum secara teratur, melaksanakan penataran-penataran guru matematika, melengkapi perlengkapan sekolah termasuk didalamnya alat peraga matematika, mengirim tenaga kependidikan ke luar negeri untuk mengikuti berbagai kegiatan workshop, seminar, studi lanjut dan sebagainya. Mata pelajaran matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional UAN. Pada Latihan Ujian Akhir Nasional UAN, sebagian besar siswa menganggap bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi dibanding mata pelajaran Bahasa Inggris ataupun Bahasa Indonesia. Hal itu dapat dilihat pada hasil nilai Latihan Ujian Akhir Nasional di SMP Negeri Kabupaten Sukoharjo. Nilai rata-rata Latihan UAN pada tahun ajaran 20092010 untuk mata pelajaran Matematika adalah 4,73 nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Inggris adalah 8,89 dan nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 8,42. Dari data nilai tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata mata pelajaran matematika rendah dibandingkan dengan rata-rata nilai mata pelajaran yang lain. Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan 6 sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Seperti halnya bahasa, membaca, dan menulis kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Dalam praktek pelajaran di kelas, banyak dijumpai siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika. Upaya memahami tentang kesulitan belajar, adalah upaya bantuan yang dapat diberikan yaitu bagi siswa yang memiliki prestasi rendah melalui berbagai model pembelajaran yang terutama pada mata pelajaran matematika di sekolah. Usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dibantu dengan banyak diberi latihan dengan bimbingan di dalam menghadapi materi pelajaran di sekolah serta memberikan motivasi. Di samping itu perlu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga dapat merangsang kreativitas siswa dalam belajar dan siswa dapat semakin berkembang serta hambatan berupa kesulitan belajar yang dialami siswa berkurang. Akhirnya siswa dapat mencapai tujuan yang optimal. Peningkatan pemahaman isi pelajaran matematika menuntut siswa untuk banyak berlatih mengenai persoalan-persoalan matematika. Sementara itu masih banyak siswa yang malas untuk mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri. Dengan demikian, peranan guru yang sangat besar adalah mengupas dan menyajikan pembelajaran matematika menjadi suguhan yang menarik bagi siswa, sehingga diharapkan siswa akan belajar matematika dengan senang di sekolah maupun di rumah secara mandiri. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar biasanya diukur dengan keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai materi yang diberikan. Semakin banyak siswa yang dapat mencapai tingkat pemahaman dan penguasaan 7 materi maka semakin tinggi keberhasilan dari pengajaran tersebut. Salah satu mata pelajaran yang mempunyai prestasi belajar rendah di sekolah adalah Matematika. Mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran yang disegani oleh siswa, karena untuk dapat memahami materi yang terkadang didalamnya perlu adanya kejelian dalam berfikir, ketelitian dalam pengerjaan, dan waktu yang cukup untuk mengadakan latihan-latihan, baik pada jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran. Matematika termasuk salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa disamping membaca dan menulis. Hal ini dikarenakan siswa sering takut terhadap matematika, mereka menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan rumit. Guna meningkatkan hasil belajar matematika perlu juga dilakukan metode baru dalam pembelajarannya diantara melalui model pembelajaran kooperatif. Menurut Robert E Slavin dalam Rachmadi Widdiharta, 2004:15 menyatakan bahwa belajar kooperatif secara nyata semakin meningkatkan pengembangan sikap sosial dan belajar toJohnson dan Johnson 1984: 10 ada empat elemen dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu 1 saling ketergantungan positif, 2 interaksi tatap-muka, 3 akuntabilitas individual, dan 4 keterampilan menjalin hubungan interpersonal. Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individual ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih banyak meningkatkan hasil belajar daripada pengalaman pembelajaran tradisional. 8 Pembelajaran kooperatif menampakkan wujudnya dalam bentuk belajar kelompok. Dalam kelompok belajar kooperatif siswa tidak diperkenankan mendominasi atau menggantungkan diri pada siswa lain. Dalam kelompok belajar kooperatif ditanamkan norma bahwa sifat mendominasi orang orang lain adalah sama buruknya dengan sifat menggantungkan diri pada orang lain.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan student team achievement division(stad) ditinjau dari Gaya belajar dan motivasi berprestasi

0 3 167

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari

0 2 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP N 3 REMBANG DALAM MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI DATAR.

0 1 82

EKPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI DI KOTA SURAKARTA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/20

0 1 19

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN SETTING MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PRESTASI SISWA SMP.

0 2 113