Hakikat Prestasi Belajar Hakikat Matematika

15 berkeinginan untuk belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa, metode dan media yang tepat. Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respons bila diulangi akan menjadi kebiasaan, dengan mengaktifkan indera siswa agar memperoleh pemahaman sehingga terjadi perubahan tingkah laku dalam mengenal dirinya sendiri sebagai manusia untuk mewujudkan potensi yang ada dalam diri sendiri. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran adalah proses mengatur lingkungan agar terjadi interaksi antara murid dengan lingkungannya. Pada suatu saat murid menerima rangsangan dari lingkungan yang luas, sementara pada saat lain rangsangan itu terlalu kecil. Lingkungan yang diharapkan tentu saja lingkungan yang seimbang dengan kondisi siswa agar tidak terlalu besar memberi rangsang, akan tetapi tidak terlalu kering dari rangsangan. Lingkungan yang terlalu besar memberi rangsangan, dapat mengakibatkan murid menjadi tergantung, sehingga kurang membangkitkan kreativitas murid. Murid akan menjadi kurang percaya pada diri sendiri. Sedangkan lingkungan yang terlalu kecil atau kering dari rangsangan menyebabkan siswa kurang memiliki motivasi belajar. Pada gilirannya siswa akan menyalurkan energi dan menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan-kegiatan di luar kegiatan pembelajaran.

2. Hakikat Prestasi Belajar

16 Menurut Gagne dalam Winkel 1996:482 “Kemampuan-kemampuan itu digolongkan atas kemampuan dalam hal informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, kemampuan motorik, dan sikap.” Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan kemampuan internal yang harus dinyatakan dalam suatu prestasi. Pencapaian prestasi belajar siswa tidak hanya tergantung dari siswa itu sendiri, akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor dari luar diri siswa yang belajar. Hal ini seperti dikemukakan oleh Mulyono Abdurrahman 1996:35 yaitu prestasi atau hasil belajar dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari lingkungannya.

3. Hakikat Matematika

Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan aritmatika atau berhitung. Padahal, matematika mempunyai cakupan yang lebih luas dari pada aritmatika, aritmatika hanya merupakan bagian dari matematika. Menurut Johnson dan Myklebust di dalam Mulyono Abdurrahman 1996 : 226 menyebutkan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya memudahkan berfikir. Sedangkan menurut Mulyono Abdurrahman 1996:227 menyebutkan matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan 17 pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Leaner dalam bukunya Learning Disabilities 1988: 430 yang dikutip oleh Mulyono A. mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Sedangkan Slameto 2003: 127 mengemukakan bahwa matematika adalah sama dengan bagian dari eksakta dari pemikiran manusia. Ketepatan dalil-dalil matematika terletak pada akal manusia human intellect dan tidak pada simbul-simbul diatas kertas seperti yang diyakini oleh paham formalisme. pemikiran paham intuitionisme matematika berdasarkan suatu ilham dasar basic intuition mengenai kemungkinan untuk membangun suatu seri bilangan yang tak terbatas. Menurut Menurut Erman Suherman dkk 2003:55 matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di sekolah, yaitu matematika yang diajarkan di pendidikan dasar SD dan SMP dan menengah SMA dan SMK. Matematika sekolah terdiri atas bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi serta berpandu pada perkembangan IPTEK. Matematika sekolah tetap memiliki ciri-ciri yang dimiliki matematika yaitu memiliki objek kejadian yang abstrak serta berpola pikir deduktif konsisten. 18 Sedangkan menurut Herman Hudojo dalam bukunya Mengajar Belajar Matematika 1988: 1 bahwa Matematika merupakan disiplin illmu yang mempunyai sifat khas kalau dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Karena itu kegiatan belajar matematika seyogyanya tidak disamakan begitu saja dengan illmu yang lain. Karena peserta didik itupun berbeda-beda kemampuanya, maka kegiatan belaja mengajar haruslah diatur sekaligus memperhatikan kemampuan yang belajar.

4. Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan student team achievement division(stad) ditinjau dari Gaya belajar dan motivasi berprestasi

0 3 167

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari

0 2 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP N 3 REMBANG DALAM MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI DATAR.

0 1 82

EKPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI DI KOTA SURAKARTA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/20

0 1 19

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN SETTING MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PRESTASI SISWA SMP.

0 2 113