2.2 Keawetan Kayu
Keawetan kayu adalah daya tahan suatu jenis kayu terhadap organisme biologis perusak kayu seperti serangga, jamur dan binatang laut. Untuk
menyatakan daya tahannya, keawetan kayu dinyatakan dalam peringkat kelas. Di Indonesia dikenal lima kelas awet, yaitu kelas awet I yang
sangat awet hingga kelas awet V yang
sangat tidak awet Martawijaya et al. 2001. Kayu yang berasal dari hutan tanaman merupakan jenis dari kelompok pohon cepat tumbuh sehingga
memiliki keawetan dan stabilitas dimensi yang rendah Balfas dan Sumarni 1995. Keawetan alami kayu ditentukan oleh zat ekstraktif yang bersifat racun terhadap
organisme perusak. Setiap jenis kayu mempunyai zat ekstraktif yang berbeda Batubara 2006.
Menurut Tim ELSSPAT 1997, umur pohon memiliki hubungan yang positif dengan keawetan kayu. Pohon yang ditebang pada umur tua memiliki
keawetan yang lebih baik dibandingkan pohon yang ditebang ketika muda, karena semakin tua umur pohon, zat ekstraktif yang dibentuk semakin banyak.
Oey Djoen Seng 1964 dalam Djarwanto dan Abdurrahim 2000, membagi kayu dalam lima kelas keawetan di Indonesia berdasarkan usia pakai
kayu pada berbagai kondisi tempat pemakaian, tanpa menyebutkan secara spesifik jenis organisme yang menyebabkan keruskan kayu tersebut.
Berdasarkan Tabel 1, Batubara 2006 menyatakan bahwa keawetan kayu terhadap berbagai organisme perusak dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia kayu,
jenis organisme yang menyerang dan kondisi lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup organisme perusak.
Martawijaya 1975 dalam Djarwanto dan Abdurrahim 2000 menyatakan bahwa sistem klasifikasi keawetan kayu yang dibuat berdasarkan uji lapanguji
kubur graveyard test oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan mengelompokan kedalam lima kelas seperti terlihat pada Tabel 2.
Tabel 1 Klasifikasi keawetan kayu Indonesia Oey Djoen Seng 1990 dalam Djarwanto dan Abdurrahim 2000
Kondisi Tempat
Kelas Awet I
Kelas Awet II
Kelas Awet III
Kelas Awet IV
Kelas Awet V
Selalu berhubungan dengan tanah
8 tahun 5 tahun
3 tahun Sangat
pendek Sanagt
pendek Hanya dipengaruhi
cuaca, tetapi dijaga supaya tidak terendam
air dan tidak terendam udara
20 tahun 15 tahun
10 tahun Beberapa
tahun Sangat
pendek
Dibawah atap, tidak berhubungan dengan
tanah lembab dan tidak kurang udara
Tidak terbatas
Tidak terbatas
Sangat terbatas
Beberapa tahun
Pendek
Seperti diatas tetapi dipelihara dengan baik
dan dicat teratur Tidak
terbatas Tidak
terbatas Tidak
terbatas 20 tahun
20 tahun
Serangan rayap tanah Tidak
Jarang Cepat
Sangat cepat
Sangat cepat
Serangan bubuk kayu kering
Tidak Tidak
Hampir tidak
Tidak berarti
Sangat cepat
Tabel 2 Klasifikasi keawetan kayu berdasarkan uji kuburuji lapang Kelas Resistensi
Penurunan berat I Sangat
awet 8
II Awet
5–8 III
Agak awet 3–5
IV Tidak awet
1.5–3 V
Sangat tidak awet 1.5
Sumber: Martawijaya 1975
2.3 Organisme Perusak Kayu 2.3.1 Rayap