Pengujian keawetan kayu HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian keawetan kayu

Hasil penelitian menunjukan bahwa kayu rambutan memiliki nilai keawetan yang lebih tinggi dibandingkan kayu kecapi. Hal ini terbukti dengan nilai serangan rayap pada kayu kecapi lebih tinggi daripada kayu rambutan. Nilai keawetan kayu kecapi mengalami peningkatan dari 4 kontrol menjadi 8 setelah perlakuan pemanasan sedangkan kayu rambutan mengalami peningkatan dari 7 kontrol menjadi 10 setelah perlakuan pemanasan Gambar 6. Diduga zat ekstraktif kayu rambutan lebih bersifat racun dibanding yang ada pada kayu kecapi. Hal ini dijelaskan oleh Wistara 2002 bahwa keawetan alami kayu terutama dipengaruhi oleh kadar ekstraktifnya. Meskipun tidak semua zat ekstraktif beracun bagi organisme perusak kayu, umumnya terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi kadar ekstraktif, keawetan alami kayu cenderung meningkat pula Wistara 2002. 2 4 6 8 10 kontrol 100 150 180 kontrol 100 150 180 Nilai keawetan Suhu o C 1 jam 2 jam KECAPI RAMBUTAN Gambar 6 Nilai keawetan kayu kecapi dan rambutan. zsGambar 6 menunjukan pemanasan dalam minyak dapat meningkatkan nilai keawetan kayu kecapi dan kayu rambutan. Hal ini mengindikasikan rayap kurang suka terhadap kedua jenis kayu. Sebagaimana Hill 2006 menyatakan bahwa perlakuan pemanasan menyebabkan kayu kehilangan kandungan polisakarida. Dengan berkurangnya kandungan polisakarida tersebut sangat dimungkinkan kayu menjadi kurang disukai oleh rayap. a b Gambar 7 Kayu kecapi a dan kayu rambutan b yang terserang oleh rayap. Tabel 4 Rekapitulasi sidik ragam pengaruh suhu dan waktu terhadap nilai keawetan kayu kecapi dan kayu rambutan Jenis Kayu Kayu Kecapi Kayu Rambutan Tolak ukur Suhu Waktu SuhuWaktu Suhu Waktu SuhuWaktu Nilai keawetan tn tn tn Keterangan: = Berbeda sangat nyata pada selang kepercayaan 95 = Berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 tn = Tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 Berdasarkan Tabel 4 hasil analisis sidik ragam pada selang kepercayaan 95 menunjukan bahwa pengaruh interaksi antara suhu dan waktu pemanasan terhadap nilai keawetan pada kayu kecapi dan rambutan adalah tidak nyata dan sangat nyata. Nilai keawetan kayu kecapi yang tertinggi pada pemanasan 180 o C selama satu jam sedangkan nilai keawetan kayu rambutan yang tertinggi yaitu pada pemanasan 100 o C satu dan dua jam, 150 o C selama dua jam, dan 180 o C selama satu jam Gambar 6. Berdasarkan hasil uji Duncan pada kayu kecapi perlakuan waktu pemanasan yang dapat meningkatkan keawetan kayu yaitu selama satu jam, dengan persentase peningkatan nilai keawetan sebesar 57 dari kontrol Tabel 5. Sedangkan untuk pengaruh suhu pemanasan pada kayu kecapi tidak berpengaruh nyata. Pemanasan yang paling efektif adalah suhu 100 o C selama satu jam, walaupun pada suhu 180 o C lebih tinggi nilai keawetannya Gambar 6 tetapi pada uji statistik tidak nyata. Tabel 5 Hasil uji lanjut Duncan pengaruh faktor waktu terhadap nilai keawetan kayu kecapi Waktu jam Nilai Keawetan kontrol 4 b 1 7 a 2 4 b Tabel 6 Hasil uji lanjut Duncan pengaruh interaksi suhu dan waktu terhadap nilai keawetan kayu rambutan Suhu o C Waktu jam Nilai keawetan Kontrol Kontrol 7 b 100 1 10 a 100 2 10 a 150 1 5 c 150 2 10 a 180 1 10 a 180 2 6 c Sedangkan untuk kayu rambutan berdasarkan hasil uji Duncan Tabel 6 perlakuan pemanasan yang paling efektif yaitu pada suhu 100 o C selama satu jam. Persentase peningkatan keawetan yaitu 43 dari kontrol. Pemanasan kayu kecapi sampai suhu 180 o C selama satu jam dan dua jam belum melindungi sepenuhnya kayu dari serangan rayap. Maka dari itu perlu suhu yang lebih tinggi atau waktu pemanasan yang lebih lama. Hal ini mengindikasikan perlakuan tersebut lebih tidak disukai oleh rayap, namun perlu dilakukan uji lanjut apakah keberadaan minyak bersifat racun atau tidak terhadap rayap. Gambar 8 Rayap kasta prajurit yang ditemukan menyerang kayu kecapi dan kayu rambutan. Gambar 9 Ga kayu ramb Capriterm bagian ten keras agak dengan m Ujung dar cembung, dan fontan serangan bagian ka kayu terse Ga Pe cuaca, ke 9 Mandibe perbesa ambar 8 m mbutan. Berd mes . Morfolo ngah kepala k jarang da andibel seb ri mandibel ujungnya t nel menonj rayap selur ayu yang te erang jamur ambar 10 K ngujian di elembaban, el rayap yan aran 20x. erupakan g dasarkan h ogi rayap in a melengkun an letaknya belah kiri sa l sebelah k tidak jelas ol keluar b ruh sampel rbenam tan , namun tid Kayu kecapi lapangan d dan suhu ng menyera gambar raya asil identif ni yaitu pad ng ke dalam tersebar. B angat melen kiri tidak m dan sedikit berbentuk k l terserang nah Gamba dak menyeba a b i a dan kay dapat dipen . Perubaha ang kayu k ap yang m fikasi, rayap da bagian ke m. Pada kep Bentuk man ngkung diten melengkung. t pendek. A kerucut Na jamur teta ar 10. Rata abkan kayu kecapi dan yu rambutan ngaruhi oleh an kondisi menyerang k p tersebut epala tanpa pala terdapa ndibel sanga ngah berben Labrum lu Antenna terd andika et al api hanya m a-rata 90 menjadi lu kayu ramb butan kayu kecap tergolong g proyeksi fro t bulu-bulu at tidak sim ntuk seperti urus atau se diri dari 14 l. 2003. S menyerang luas permu unak. i dan genus ontal, yang metris, i kait. edikit 4 ruas Selain pada ukaan n b yang tterserang jam mur. h faktor lin lingkungan ngkungan se n menyeba eperti abkan perubahan perkembangan, aktivitas, dan perilaku rayap Nandika et al. 2003. Menurut Tarumingkeng 2006, rayap tanah mempunyai perilaku yang salah satunya adalah kemampuan untuk bersarang di dalam kayu yang diserangnya, walaupun tidak ada hubungannya dengan tanah asalkan kayu tersebut lembab.

4.2 Peningkatan Berat Kayu