Pemanasan Kayu TINJAUAN PUSTAKA

koloninya. Adanya liang tertutup ini maka praktis seluruh ruangan dari sarang rayap termasuk liang-liang kembara merupakan lingkungan yang sangat lembab yang menjamin kehidupan rayap tanah. Rayap tanah sangat ganas dan dapat penyerang obyek-obyek berjarak sampai 200 meter dari sarangnya. Untuk mencapai kayu sasarannya mereka bahkan dapat menembus tembok yang tebalnya beberapa cm, dengan bantuan enzim yang dikeluarkannya. Jenis rayap ini biasanya menyerang kayu yang berhubungan dengan tanah, misalnya bantalan rel kereta api atau tiang listrik Tarumingkeng 2001.

2.4 Pemanasan Kayu

Menurut Paul et al. 2005 modifikasi kayu melalui perlakuan pemanasan merupakan metode yang efektif dalam memperbaiki stabilitas dan daya tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh jamur pembusuk. Perlakuan ini biasanya dilakukan pada jenis kayu yang tingkat keawetannya rendah. Modifikasi panas pada suhu tinggi diatas 170 o C dapat merubah sifat kimia dari komponen penyusun kayu poliosa, selulosa dan lignin. Proses perlakuan panas memerlukan kondisi khusus seperti waktu dan temperatur serta tergantung jenis kayu. Menurut Wang dan Cooper 2005, ikatan kimia kayu hasil dari percobaan perlakuan panas dapat memperbaiki sifat kayu terutama menurunkan sifat higroskopis dan memperbaiki stabilitas dimensi, sementara penyerapan minyak oleh kayu dapat menurunkan penyerapan air. Menurut Iswanto 2009 Titik didih dari kebanyakan minyak alami dan resin lebih tinggi dari suhu yang disyaratkan dalam perlakuan panas terhadap kayu. Perbaikan berbagai karakteristik kayu dapat diharapkan dari aplikasi perlakuan minyak panas sebagai pembanding perlakuan panas dalam gas atmosfer, karena sifat dari minyak terkait dengan efek panas. Menurut Coto dan Daud 2009 Penggorengan kayu dapat meningkatkan kerapatan dan kekerasan kayu, menurunkan kadar air kesetimbangan, tingkat perubahan dimensi, dan laju perubahan kadar air. Hal ini disebabkan masuknya minyak goreng selama proses penggorengan. Semakin lama penggorengan semakin tinggi kekerasan kayunya semakin tinggi waktu penggorengan semakin banyak jumlah minyak yang mampu mengisi rongga-rongga sel kayu sehingga menyebabkan kemampuan kayu untuk menahan tekanan yang diberikan semakin tinggi dan memperlambat kayu pecah atau retak ketika diberi tekanan. Penurunan kadar air akibat pemanasan kayu berkisar antara 3-5. Penurunan kadar air kesetimbangan pada proses pemanasan kayu disebabkan oleh perubahan sebagian daerah amorf menjadi kristalin yang berakibat berkurangnya gugus –OH yang tersedia untuk berikatan dengan molekul air, selain itu pemanasan kayu pada suhu sekitar 200 o C juga menyebabkan penurunan sifat higroskopisnya. Keberadaan minyak goreng dalam kayu yang bersifat hidrofobik mampu menghalangi penyerapan kayu terhadap air dari lingkungan Coto 2005. Pemanasan kayu pada suhu sekitar 100-200 o C telah terbukti dapat meningkatkan berat kayu, MOE, stabilitas dimensi dan kekerasan kayu. Pada kisaran suhu tersebut, hemiselulosa akan terdegradasi dan terjadi penataan ulang struktur amorf dari selulosa yang dapat menyebabkan derajat kristalinitas kayu meningkat Hill 2006. Forest Product Society 2002 menyatakan bahwa pemanasan kayu pada suhu sekitar 180–200 o C menyebabkan zat ekstraktif yang mudah menguap dalam kayu mengalami penguapan sehingga bagian kayu yang kosong akan diisi oleh minyak goreng dengan demikian akan menambah berat kayu dan meningkatkan kerapatan.

2.5 Sifat Mekanis Kayu