41
Menurut Hameed,dkk., jika bank syariah mendapatkan pendapatan dari transaksi tidak halal, seharusnya mengungkapkan informasi mengenai hal
tersebut seperti jumlah dan sumber pemasukannya, bagaimana mengaturnya, dan pencegahan masuknya pendapatan non-halal tersebut.
Di dalam laporan keuangan bank syariah, pendapatan non-halal merupakan komponen yang ada di dalam laporan dana kebajikan.
30
6. Directors-Employees Welfare Ratio
Pada bank syariah seharusnya tidak ada kesenjangan yang besar antara kesejahteraan direktur dan karyawan.
31
7. AAOIFI Index
Indikator ini mengukur seberapa jauh lembaga keuangan Islam telah sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam AAOIFI.
32
30
Ibid., h.19.
31
Ibid., h.19.
32
Ibid., h.19.
remunerasi direktur rata − rata kesejahteraan karyawan
prinsip AAOIFI yang diikuti bank syariah prinsip akuntansi total yang diterapkan AAOIFI
42
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam pengukuran kinerja syariah penulis menggunakan metode Islamicity Performance Index IPI dimana terdapat lima indikator yang digunakan dalam
penelitian ini. Indikator yang diukur ialah profit-sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, Islamic investment vs non-Islamic investment
ratio, dan Islamic income vs non-Islamic income ratio.
A. Profit-Sharing Ratio PSR
Tujuan utama dari didirikannya BPRS adalah penerapan metode profit-sharing, sangat penting mengidentifikasi seberapa jauh kinerja
BPRS dalam mencapai tujuannya tersebut. Berdasarkan penelitian Hameed, dkk., maka didapat perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Indikator PSR BPRS di Provinsi Banten Tahun 2013 dalam ribuan rupiah
BPRS Mudharabah
Rp Musyarakah
Rp Total
Pembiayaan PSR
MUI 250.000
- 1.236.913
20,21 HIK
665.000 122.006.348
316.039.447 38,82
MC 154.894
164.595 9.782.551
3,27 AGU
- 670.000
7.424.527 9,02
W 180.623
1.853.095 11.416.027
17,81 MBA
- 584.140
5.884.567 9,93
BR -
8.800.576 21.231.853
41,45 CM
- 8.036.502
49.332.922 16,29
Sumber : Laporan Keuangan BPRS di Provinsi Banten