Pemupukan Pengelolaan Kebun dan Upaya Pengendalian Hama Ulat Jengkal (Hypiosidra talaca) dengan Aplikasi Hyposidra talaca Nucleopolyhedrovirus pada Tanaman Teh di PT Perkebunan .Nusantara VIII Gunung Mas Bogor, Jawa Barat.

D 22 Jumlah rata-rata larva yang tersisa pada 11 hari setelah aplikasi HtNPV di lapangan dengan frekuensi penyemprotan 1 kali 1 minggu P1, 2 kali 1 minggu P2, dan 3 kali 1 minggu P3 serta kontrol tidak disemprot dan kontrol positif yang disemprot hanya satu kali selama pengamatan P4 secara berturut turut 0 ekor; 0 ekor; 0 ekor; 20 ekor; dan 3 ekor per tanaman sampel ±1 m 2 . Populasi awal dari masing-masing perlakuan rata-rata 25 ekor per tanaman. Masing-masing perlakuan menunjukkan jumlah populasi larva yang berkurang setiap harinya, namun secara keseluruhan penurunan populasi lebih dari 50 terjadi pada hari ke-7 setelah aplikasi. Jumlah larva yang berkurang pada 7 hari setelah aplikasi untuk P1: 17 ekor, P2: 20 ekor, P3: 22 ekor, dan P4: 12. Gambar 13 Jumlah larva H. talaca yang berkurang setiap harinya pada berbagai frekuensi waktu aplikasi Gambar 14 Laju penurunan populasi larva H. talaca pada berbagai frekuensi waktu aplikasi 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jum lah kem at ia n ekor Hari Setelah Aplikasi HSA perlakuan1 P1 perlakuan2 P2 Perlakuan3 P3 kontrol+ P4 kontrol 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Akum ul asi penurunan popul asi per hari ekor Hari Setelah Aplikasi HSA Perlakuan1 P1 Perlakuan2 P2 Perlakuan3 P3 Kontrol+ P4 Kontrol K D 23 Hasil tersebut menunjukkan bahwa efektifitas NPV semakin tinggi seiring dengan semakin seringnya aplikasi yang dilakukan, terlihat pada perlakuan P3 aplikasi 3 kali 1 minggu jumlah penurunan populasi larva yang sangat tinggi pada 7 hari setelah aplikasi. Penularan dan infeksi NPV yang terjadi di lapangan tidak hanya terjadi karena penyemprotan inokulum NPV pada daun, tetapi juga karena adanya kontak dengan larva lain yang sudah terlebih dahulu mati atau terinfeksi NPV scara alami di lapangan. Hal ini terjadi karena penularan NPV dapat terjadi melalui kontak langsung antara serangga yang terinfeksi dengan yang sehat Granados dan Federici 1986. Interaksi Antara Frekuensi Penyemprotan HtNPV dengan Penuruanan Populasi Larva Hyposidra talaca Tabel 1 Tabel sidik ragam berdasarkan waktu aplikasi HSA Sumber Db JK KTG F hitung P a 1 Perlakuan 4 11.4425 2.8606 0.42 0.7865 Ulangan 2 28.6005 14.3003 2.12 0.2151 Galat 5 33.6861 6.7372 Total 11 78.7067 2 Perlakuan 4 7.5385 1.8846 0.28 0.8778 Ulangan 2 26.8138 13.4069 2.01 0.2289 Galat 5 33.3661 6.6732 Total 11 69.7167 3 Perlakuan 4 18.3385 4.5846 0.59 0.6870 Ulangan 2 33.4605 16.7302 2.14 0.2128 Galat 5 39.0461 7.8092 Total 11 88.4367 4 Perlakuan 4 51.4259 12.8565 1.83 0.2614 Ulangan 2 29.8139 14.9069 2.12 0.2156 Galat 5 35.1927 7.0385 Total 11 112.0667 a p-value alpha 5 maka tidak significant , maka tidak dapat dilakukan uji lanjut Berdasarkan data yang diperoleh dari perhitungan sidik ragam terlihat bahwa dari hari pertama hingga hari ke-4 setelah aplikasi HtNPV, antara perlakuan dan ulangan tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati yaitu penurunan populasi Hyposidra talaca atau dengan kata lain antar perlakuan yang satu dengan yang lain tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.