D
14 dibersihkan hingga ke akarnya, gulma ini akan bersaing dengan tanaman teh
dalam memperoleh hara dan air. Kegiatan penyiangan atau pengendalian gulma di perkebunan Gunung
Mas dilakukan secara rutin setiap 45 hari sekali. Pengendalian gulma di perkebunan Gunung Mas ini umumnya menggunakan dua cara, yaitu dengan
cara manual, dan pengendalian secara kimiawi.
a. Pengendalian Gulma dengan Cara Manual
Pengendalian dengan cara manual ini dilakukan dengan mencabut atau membabat gulma yang tumbuh di pertanaman teh dengan
menggunakan tangan ataupun alat. Beberapa jenis penyiangan manual antara lain: babat, kored, dan jojo cabut. Pengendalian gulma secara
manual ini dilakukan untuk menekan biaya, juga karena gulma-gulma yang dikendalikan dengan cara ini tidak dapat dikendalikan dengan cara
kimia, disamping itu pengendalian dengan cara ini lebih ramah lingkungan. Sedangkan kelemahan dari pengandalian ini adalah kurang
efisien tenaga kerja, efek pengendalian pendek, dan kurang efektif, untuk area yang luas. Pengendalian gulma secara manual di perkebunan Gunung
Mas dilakukan oleh divisi perawatan dan juga biasa dibantu oleh mandor petik.
b. Pengendalian secara kimiawi
Pengendalian secara kimiawi merupakan pengendalian menggunakan senyawa-senyawa kimia beracun bagi gulma herbisida. Pengendalian ini
dilakukan dengan menggunakan alat knapsack sprayer dengan volume tangki 18 liter. Umumnya penyemprotan gulma dilakukan pada pukul
06:00 hingga pukul 10:30 untuk mengurangi penguapan bahan kimia. Herbisida yang digunakan di perkebuan Gunung Mas adalah yang
berbahan aktif glifosat, dengan dosis antara 1-1.5 liter per hektar.
Herbisida ini hanya membunuh gulma-gulma rumput dan tidak dapat membunuh gulma berkayu. Oleh karena itu untuk gulma-gulma keras
seperti harendong Clidemia hirta harus disiang secara manual hingga ke akarnya. Biasanya sebelum dilakukan aplikasi dengan penyemprotan
herbisida ini didahului dengan pembabatan gulma terlebih dahulu. Gambar 5 Kegiatan pengendalian gulma secara manual penyiangan