2.2 Peralatan Penelitian
Pengamatan burung dilakukan dengan bantuan binokuler ukuran 7 x 35. Jala kabut berukuran panjang 9 m, 12 m dan 18 m digunakan untuk menangkap
burung yang diukur bobotnya. Titik koordinat pemasangan jala kabut ditentukan di peta berdasarkan tutupan lahan, sedangkan penentuan lokasi di lapangan
dilakukan dengan bantuan GPS. Pengukuran bobot tubuh burung dilakukan dengan menggunakan timbangan pegas dengan ketelitian 0.1g. Penandaan
burung-burung yang sudah diukur menggunakan cincin logam alumunium atau incoloy
bernomor dari IBBS Indonesian Bird Banding Scheme. Identifikasi jenis burung dibantu dengan menggunakan buku panduan lapang MacKinnon et
al. 1998 dan Robson 2000 sedangkan penulisan jenis burung mengacu pada
Sukmantoro et al. 2007. Untuk menunjang data penelitian kondisi habitat, teknis pelaksanaan penelitian, jenis burung, penciri jenis, dan lain-lain
dikumpulkan pula gambar berupa foto yang diambil dengan menggunakan kamera digital. Pengambilan data vegetasi menggunakan alat ukur meteran 50m, meteran
2m, tali rafia, dan walking stick.
2.3 Pengumpulan Data 2.3.1 Habitat
Pengukuran vegetasi dilakukan di setiap lokasi dengan mengambil 3 plot unit contoh berukuran 20 x 20 m, sehingga total plot yang diambil adalah 9 plot.
Peletakan plot dilakukan secara purposive, yaitu di lokasi sekitar pengamatan burung dan pemasangan jala kabut. Parameter yang dicatat adalah jenis pohon,
diameter pohon, tinggi pohon total dan bebas cabang, diameter tajuk. Untuk analisis tumbuhan bawah digunakan plot ukuran 1 x 1 m pada masing-masing
plot. Selain itu dicatat juga jenis vegetasi dominan di sekitar plot pengukuran. Pengukuran aktivitas manusia dilakukan dengan cara mencatat jumlah orang
tidak termasuk tim peneliti dan aktivitas yang dilakukan serta berapa lama aktivitas itu berlangsung di lokasi penelitian.
2.3.2 Keanekaragaman dan Kelimpahan Burung
Data burung diambil dengan dua metode yaitu metode IPA Indices Ponctuele d’Abundance
dan metode jala kabut mist net Bibby et al. 2000. Pengamatan dengan metode IPA dilakukan di dalam plot-plot berbentuk
lingkaran. Dalam penelitian ini diambil jari-jari 25 m berdasarkan pertimbangan
kerapatan tajuk di habitat dengan tingkat gangguan yang paling rendah. Pengamat mencatat jenis dan jumlah burung yang terdeteksi di dalam setiap plot selama 10
menit. Sejumlah 10 plot diletakkan di setiap tipe gangguan habitat dengan jarak antar pusat lingkaran lebih dari 50 m untuk menghindari penghitungan ganda
Gambar 2.2.