Keanekaragaman dan Kelimpahan Burung

2.4 Analisis Data 2.4.1 Kondisi Habitat Hasil analisis vegetasi digunakan untuk menghitung indeks nilai penting INP vegetasi di setiap lokasi untuk mengetahui dominasi jenis pada tiap lokasi pengamatan. Selain itu dibuat profil vegetasi untuk masing-masing lokasi berdasarkan pohon-pohon tingkat tiang dan tingkat pohon Soerianegara dan Indrawan 2008. Pada penelitian ini, penentuan strata tajuk dibagi menjadi lima strata tajuk yang terdiri atas strata A, B, C, D, dan E. Lapisan A 20 meter, B 20-30 meter dan C 20 meter merupakan lapisan tajuk untuk tingkat pertumbuhan pohon dan lapisan D merupakan lapisan perdu dan semak, sedangkan lapisan E adalah lapisan serasah tanah atau lantai Soerianegara dan Indrawan 2008.

2.4.2 Aktivitas Manusia

Aktivitas manusia dinyatakan dengan jumlah dan aktivitas manusia di lokasi penelitian, baik di lokasi dengan gangguan rendah, sedang maupun tinggi.

2.4.3 Komunitas Burung

a. Kekayaan Jenis Kekayaan jenis dianalisis dengan menggunakan nilai indeks Margalef Magurran 2004: Indeks Margalef : D Mg = S-1 ln N Keterangan: S : jumlah individu seluruh jenis N : jumlah seluruh individu yang tertangkap dan teramati b. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman dianalisis dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shanon Magurran 2004. ∑ − = s i pi pi H 1 ln Keterangan: H’ : nilai indeks diversitas Shanon pi : proporsi kelimpahan jenis ke-i terhadap kelimpahan seluruh jenis atau niN Perbedaan keanekaragaman antara lokasi dibandingkan dengan menggunakan uji chi square yang dihitung secara manual menggunakan tabel chi square pada taraf kepercayaan 99 dan 95. c. Kelimpahan Relatif Burung Kelimpahan relatif dihitung dengan cara menghitung perbandingan antara jumlah individu satu jenis dengan jumlah individu seluruh jenis. Pi = Jumlah individu jenis ke i X 100 Jumlah individu seluruh jenis Keterangan: Pi = kelimpahan individu x 100 Seluruh jumlah individu yang tertangkap dan teramati dikelompokkan ke dalam empat kelas kelimpahan Fowler dan Cohen 1986, yaitu: Sering : lebih dari 100 individu Umum : antara 21-99 individu Tidak umum : antara 5-20 individu Jarang : antara 1-4 individu d. Kesamaan antar Komunitas Kesamaan komunitas pada ketiga lokasi dianalisis dengan menggunakan program Minitab 16 dengan analisis multivariate cluster untuk variabel lebih dari tiga. Adapun analisis spesifik dilakukan dengan dendogram ward linkage karena data yang dibandingkan berupa indeks kesamaan antar komunitas. e. Komposisi Guild Jenis-jenis burung yang sudah ditangkap dan diamati dikelompokkan ke dalam guild berdasarkan pendekatan a priori Wiens 1989 yang dilakukan dengan mengacu pada data penelitian lain mengenai guild. Adapun pengelompokan guild dalam penelitian ini mengacu pada Wong 1986; MacKinnon dan Phillips 1993; Coates et al. 1997; Lambert dan Collar 2002; MacKinnon et al. 2010 yaitu: 1 Insektivora pemakan serangga dibedakan lagi atas: a. Aerial insectivore AI: pemakan serangga sambil melayang b. Tree foliage gleaning insectivore TFGI: pemakan serangga yang aktif mencari makan di bagian tajuk pohon c. Bark gleaning insectivore BGI: pemakan serangga yang mencari makan di bagian dahan atau ranting pohon. d. Shrub foliage gleaning insectivore SFGI: pemakan serangga yang mencari makan di daerah semak belukar e. Litter gleaning insectivore LGI: pemakan serangga yang mencari makanan di serasah atau lantai hutan f. Insectivore-frugivore IF: pemakan serangga dan buah-buahan g. Insectivore-nectarivore IN: pemakan serangga sekaligus pemakan nektar h. Insectivore-piscivore IP: pemakan serangga dan ikan atau vertebrata lain di dalam air 2 Frugivora F: kelompok pemakan buah-buahan 3 Granivora G: kelompok pemakan biji-bijian 4 Karnivore K: kelompok pemakan hewan vertebrata lainnya 5 Omnivora O: kelompok yang memakan serangga, buah atau hewan vertebrata lain. f. Bobot Tubuh Data bobot tubuh rata-rata beserta simpangan baku dari jenis-jenis yang tertangkap di ketiga lokasi penelitian disajikan dalam bentuk tabel. Menurut Fowler and Cohen 1986 simpangan baku merupakan ukuran yang paling sering digunakan untuk mengetahui variabilitas dalam satu populasi. Jenis-jenis burung yang disajikan dalam tabel adalah jenis burung yang memiliki data jumlah individu lebih dari empat individu. Selain itu, untuk jenis burung yang ditemukan di semua lokasi juga akan dianalisis dan disajikan dalam tabel. Analisis statistik bobot tubuh dilakukan terhadap jenis dominan, yaitu Burunggereja Erasia. Uji-t dilakukan untuk memeriksa perbedaan bobot tubuh antara kelas umur dewasa dan juvenil. Uji ANOVA satu arah dilakukan untuk menguji variasi bobot tubuh pada interval pagi, siang dan sore hari. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

3.1.1 Kondisi Habitat Lokasi A Tingkat gangguan rendah

Lokasi dengan tingkat gangguan rendah sebagian besar terdiri dari tegakan pohon-pohon dan bagian lain berupa kebun dan semak belukar. Strata vegetasi terdiri dari 4 strata yaitu strata B, C, D dan E yang memiliki tegakan masih rapat yaitu 0.083 individum 2 Gambar 3.1. Pohon tertinggi pada plot pengamatan di lokasi ini adalah durian Durio zibethinus yaitu 28.0 m. Komposisi vegetasi di lokasi ini didominasi oleh jenis durian Durio zibethinus ; INP 119.47, angsana Pterocarpus indicus; INP 42.3, meranti Shorea leprosula; INP 35.55, jati Tectona grandis; INP 37.8, nangka Artocarpus heterophyllus, sukun Artocarpus communis dan melinjo Gnetum gnemon . Tumbuhan bawah dan semak terdiri atas seuseureuhan Piper aduncum, rumput gajah Paspalum conjugatum, pakis-pakisan Cyclosorus aridus, Cylosorus sp., harendong bulu Clidemia hirta dan talas Colocasia sp. dengan kerapatan tumbuhan bawah tidak terlalu rapat 18 individum 2 . Aktivitas manusia berupa kunjungan atau kehadiran di lokasi ini rata-rata kurang dari 10 orang per hari. Bentuk aktivitas adalah penggunaan akses jalan setapak di lokasi ini. Selain aktivitas manusia, di lokasi ini juga relatif sepi dari kebisingan, sehingga kemungkinan gangguan terhadap burung-burung di lokasi ini kecil. Lokasi B Tingkat gangguan sedang Sebagian besar tutupan lahan di lokasi dengan tingkat gangguan sedang adalah hutan tanaman, semak belukar, kebun percobaan, lahan terbuka dan area khusus yang disebut unit penanaman. Area khusus ini ditanami beberapa jenis tanaman musiman seperti mengkudu, jambu, dan jagung. Di lokasi ini strata vegetasi terdiri atas 5 strata yaitu strata A, B, C, D dan E yang memiliki tegakan pohon yang masih cukup rapat yaitu 0.043 individum 2 Gambar 3.1. Pohon tertinggi pada plot pengamatan di lokasi ini adalah leda Eucalyptus sp. yaitu 34.0 m. Tajuk pohon pada lokasi ini masih cukup rapat, namun tidak saling bersambungan antara tajuk yang satu dengan tajuk yang lainnya. Komposisi pohon di lokasi ini didominasi oleh jenis Leda Eucalyptus sp., INP 207.1 dan mahoni Swietenia macrophylla, INP 92.99. Tumbuhan bawah dan semak terdiri atas saliara Lantana camara, rambusa Passiflora foetida, gulma mikania Mikania micrantha, putri malu Mimosa pudica, pakis kawat Gleichenia linearis, sentro buah polong Centrosema pubescens. Kerapatan tumbuhan bawah di lokasi ini adalah 52.67 individum 2 . Di lokasi ini hampir tidak ada aktivitas pembangunan, namun ada bangunan yang sudah permanen dan dibangun pada tahun 1980-an yaitu rumah bagi penjaga kebun. Aktivitas manusia berupa kunjungan atau kehadiran di lokasi ini rata-rata 10 −50 orang per hari. Selama penelitian di lapangan, terlihat adanya aktivitas masyarakat sekitar yang mencari rumput, mencari kayu bakar, dan menggunakan lokasi ini sebgai akses jalan. Selain itu, lokasi ini merupakan tempat praktik mahasiswa, sehingga pada waktu-waktu tertentu ramai dengan aktivitas manusia 30 −50 orang. Lokasi C Tingkat gangguan tinggi Lokasi dengan tingkat gangguan tinggi sebagian besar terdiri dari lahan terbuka, kebun, semak belukar, tegakan bambu, arena olah raga dan lahan kosong. Di lokasi ini strata vegetasi terdiri atas 3 strata yaitu strata C, D dan E yang memiliki tegakan pohon tidak rapat yaitu 0.0067 individum 2 Gambar 3.1. Pohon tertinggi pada plot pengamatan di lokasi ini adalah lamtorogung Leucaena leucocephala yaitu 15.0 m. Tumbuhan bawah dan semak diantaranya terdiri atas putri malu dan polong-polongan. Kondisi habitat di lokasi ini berupa areal terbuka lahan kosong berumput, beberapa kumpulan tegakan bambu Bambusa sp., Gigantochloa sp., sebagian kecil tegakan pohon akasia Acacia mangium serta sebagian besar berupa semak belukar. Semak dan tumbuhan bawah yang mendominasi adalah ilalang Imperata cylindrica dan putri malu. Tumbuhan bawah di lokasi ini memiliki kerapatan 9.58 individum 2 . Lahan terbangun di lokasi ini sudah banyak diantaranya gedung olah raga Gymnasium, lapangan tenis, asrama putri, dan kantin. Aktivitas manusia berupa kunjungan atau kehadiran di lokasi dengan tingkat gangguan tinggi yaitu lebih dari 50 orang per hari. Selama penelitian, di lokasi ini terlihat adanya aktivitas mencari rumput, mencari kayu bakar, dan beberapa masyarakat menggunakan lokasi ini sebagai akses jalan. Lokasi ini juga berbatasan langsung dengan permukiman warga, sehingga banyak aktivitas warga keluar masuk lokasi ini. Selain itu, lokasi ini cukup ramai dikunjungi mahasiswa yang melakukan aktivitas olah raga. Hampir setiap hari lokasi ini selalu ramai dikunjungi. Tingginya aktivitas manusia di lokasi ini membuat banyak jenis burung sulit dijumpai, meskipun ada beberapa jenis burung yang dapat dijumpai dengan mudah.