Kecamatan Dayun termasuk kedalam kategori equatorial dengan puncak hujannya pada
bulan April dan bulan November, masing- masing besarnya adalah 227 mm dan 241 mm,
dan curah hujan minimumnya terjadi pada bulan Juni sebesar 99 mm Gambar 3.
Gambar 3 Hasil Perhitungan Neraca Air Umum Kecamatan Dayun
Pada bulan JJA Juni, Juli, Agustus, besarnya curah hujan yang terjadi lebih kecil
dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Artinya periode musim kemarau untuk
wilayah Kecamatan Dayun terjadi pada bulan JJA, sedangkan musim hujan terjadi pada
bulan
Oktober-April. Besarnya
ETPadj evapotranspirasi terkoreksi berdasarkan hasil
perhitungan neraca air umum pada Gambar 3 adalah sebesar 1677 mmtahun. Pendugaan
besarnya ETPadj
dilakukan melalui
pendekatan persamaan
empiris dengan
Metode Thornwhite. Analisis data iklim yang digunakan dalam persamaan empiris ini
adalah data suhu rata-rata bulanan. Besarnya ETPadj dalam setiap bulannya hampir sama,
namun pada bulan Februari besarnya ETPadj yang terjadi lebih kecil dibandingkan dengan
besarnya ETPadj pada bulan-bulan lainnya. Hal ini lebih disebabkan oleh besarnya faktor
koreksi lintang wilayah Kecamatan Dayun pada bulan Februari lebih kecil dan jumlah
hari pada bulan Februari juga lebih sedikit jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Oleh karena itu, besarnya ETPadj pada bulan Februari lebih kecil dibandingkan dengan
bulan-bulan lainnya.
4.2.2 Neraca Air Lahan
Analisis neraca lahan merupakan analisis lanjutan dari analisis neraca umum.
Analisis neraca air lahan berfungsi untuk melihat ketersediaan air pada suatu lahan
disertai dengan periode defisit dan surplus pada lahan tersebut. Pada analisis neraca air
lahan digunakan faktor KL dan TLP dari jenis tanah yang ada. Berdasarkan data yang
diperoleh dari PTPN V, jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Dayun adalah jenis
tanah PMK Podzolik Merah Kuning atau menurut klasifikasi USDA termasuk kedalam
kategori jenis tanah Ultisol. Nilai Kapasitas Lapang untuk jenis tanah ini adalah sebesar
200 mm, sedangkan nilai Titik Layu Permanen untuk jenis tanah ini adalah sebesar
80 mm. Hasil perhitungan neraca air lahan terlihat pada gambar berikut.
Gambar 4 Hasil Perhitungan Neraca Air Lahan Kecamatan Dayun
Curah hujan yang turun pada bulan Juni, Juli, dan Agustus besarnya lebih kecil
dibandingkan dengan besar ETPadj yang terjadi. Kondisi ini mengakibatkan adanya
defisit pada lahan, karena besarnya curah hujan yang terjadi mengakibatkan adanya
perbedaan
antara ETPadj
dengan evapotranspirasi aktual ETA. Besarnya ETA
yang terjadi dalam setahun berdasarkan hasil analisis yang dilakukan adalah sebesar 1655
mm. Besarnya defisit yang terjadi adalah sebesar ETPadj – ETA. Berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan, besarnya defisit air pada ke tiga bulan tersebut secara kumulatif
mencapai 22 mm. Dengan demikian, bulan JJA termasuk kedalam kategori musim
kemarau untuk wilayah Kecamatan Dayun. Periode surplus terjadi pada bulan selain bulan
JJA. Besarnya Surplus kumulatif dari bulan- bulan selain bulan JJA dalam setahun adalah
sebesar 412 mm Gambar 4.
Hal ini akan berpengaruh terhadap jenis tanaman yang ada diwilayah ini. Apabila
wilayah ini
dirancang untuk
tanaman pertanian, maka pada bulan JJA diperlukan
suplai air
tambahan untuk
memenuhi kebutuhan air pada saat terjadinya defisit air,
seperti adanya irigasi. Namun apabila wilayah ini dirancang untuk perkebunan, maka perlu
memperhatikan faktor solum kedalaman
perakaran dari jenis tanaman yang akan dikembangkan. Secara umum, kedalamn
perakaran untuk tanaman perkebunan adalah sebesar 60 cm. Pada bulan JJA, besarnya
curah
hujan yang
turun lebih
kecil dibandingkan dengan nilai KL yang ada.
Namun, besarnya curah hujan yang terjadi pada ketiga bulan tersebut masih berada diatas
nilai TLP dari jenis tanah yang ada sehingga masih
mampu mencukupi
kebutuhan evapotranspirasi
baik potensial
maupun aktual, sehingga nilai kadar air tanah dan
water holding capacity tidak akan mengalami
gangguan.
4.2.3 Neraca Air Tanaman