Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

program reboisasi dari penduduk di Desa Sawit Permai adalah sebesar Rp 3.500.000 habulan. Besaranya nilai ekonomi program konservasi sumberdaya air memberikan nilai manfaat ekonomi sebesar Rp 18.850.000habulan. Perhitungan estimasi nilai lingkungan diatas merupakan perhitungan nilai lingkungan yang terjadi pada kondisi dimana wilayah tersebut mengalami kekurangan sumberdaya air. Kondisi saat ini menjelaskan dimana nilai lingkungan perkebunan kelapa sawit terhadap sumberdaya air belum dirasakan oleh warga sekitar perkebunan kelapa sawit, mengingat sumberdaya air belum menjadi barang yang langka, artinya ketersediaan air masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Dayun. Kemungkinan lain yang terjadi adalah nilai lingkungan ini dirasakan oleh penduduk lain yang tinggal di wilayah yang dekat dengan perkebunan ini, seperti di kecamatan lain yang merasakan adanya dampak lain berupa banjir yang menjadi lebih sering terjadi setelah adanya perkebunan kelapa sawit. Namun demikian, hasil ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah perkebunan kelapa sawit merupakan penyebab utama terjadinya banjir yang menjadi lebih sering terjadi di wilayah Kabupaten Siak.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kondisi neraca air umum di wilayah Kecamatan Dayun memberikan informasi dalam setiap bulannya terjadi kejadian hujan dengan besar yang berbeda setiap bulannya. Besarnya curah hujan rata-rata dengan peluang 70 berdasarkan hasil analisis adalah sebesar 1989 mmtahun, dengan puncak hujannya pada bulan April dan bulan November, masing-masing besarnya adalah 227 mm dan 241 mm. Periode musim kemarau untuk wilayah Kecamatan Dayun terjadi pada bulan JJA, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober-April. Besarnya ETPadj evapotranspirasi terkoreksi berdasarkan hasil perhitungan neraca air adalah sebesar 1677 mmtahun. Periode defisit di Kecamatan Dayun terjadi pada bulan JJA. Besarnya defisit air pada ke tiga bulan tersebut secara kumulatif mencapai 22 mm. Perbedaan landcover antara sebelum adanya perkebunan kelapa sawit dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit menyebabkan adanya penurunan nilai surplus air yang ada pada lahan tersebut sebesar 50 mm per tahun. Debit estimasi antara sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit mengalami penurunan, dimana besarnya debit sebelum adanya perkebunan kelapa sawit adalah sebesar 2708 m 3 s dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit adalah sebesar 2359 m 3 s. Adanya alih fungsi lahan dari hutan ke tanaman monokultur seperti perkebunan kelapa sawit berpengaruh terhadap peningkatan aliran limpasan langsung run off . Besarnya run off untuk landcover hutan adalah sebesar 16 mm, sedangkan besarnya run off untuk landcover perkebunan kelapa sawit adalah sebesar 200 mm. Kebutuhan air tanaman kelapa sawit yang ada di Kecamatan Dayun adalah sebesar 42.728 literhahari. Besarnya kebutuhan air untuk satu batang pohon tanaman kelapa sawit adalah sebesar 0,012 m 3 s per harinya. Berdasarkan hasil analisis debit estimasi, terjadi penurunan debit yang mengindikasikan adanya penurunan ketersediaan air di wilayah Kecamatan Dayun sebesar 349 m 3 s per tahunnya. Estimasi nilai lingkungan perkebunan kelapa sawit dilihat dari segi konsumsi sumberdaya air adalah sebesar Rp 7.500.000, yang dihitung berdasarkan perbedaan landcover hutan dan tanaman kelapa sawit pada saat musim kemarau JJA. Besarnya WTP rata-rata penduduk Desa Sawit Permai Kecamatan Dayun adalah Rp 26.400, dengan nilai WTP maksimum dan minimumnya masing-masing sebesar Rp 45.000 dan Rp 5.000. Besarnya surplus konsumen yang menunjukan nilai manfaat dari adanya program konservasi sumberdaya air adalah Rp 18.850.000Habulan. Nilai surplus konsumen ini menunjukan besarnya nilai manfaat ekonomi dari adanya program konservasi sumberdaya air yang di inginkan oleh penduduk di desa Sawit Permai Kecamatan Dayun Kabupaten Siak.

5.2 Saran