36 Varietas berbeda nyata pada serapan N, P, K daun. Tingkat serapan N, P,
K daun dari Anjasmoro lebih tinggi dibandingkan varietas Wilis. Serapan N daun pada varietas Anjasmoro dan Wilis kurang dari tingkat optimal serapan N yang
ditunjukan oleh Vitosh et al 1995 yaitu 4.25-5.50 . Hal yang sebaliknya terjadi pada serapan P dan K, tingkat serapan P dan K daun Anjasmoro mencapai
1.5 kali lipat dari batas bawah kriteria serapan P Lampiran 4.
C. Estimasi Ketersediaan Hara dan Serapan dalam Teknik Budidaya
Kedelai Organik
Tabel 10 menunjukkan bahwa jumlah sumbangan hara N dan K pada tanah dari pupuk organik lebih banyak dibandingkan jumlah hara dalam pupuk
anorganik yang direkomendasikan oleh Adisarwanto et al. 2005 dengan dosis 50 kg Ureaha, 100 kg SP-36ha, dan 100 kg KCl ha. Estimasi ketersediaan hara N
tanah tertinggi pada MT 2 yaitu berasal dari pupuk kandang ayam, yaitu lebih tinggi 18.60 dibandingkan dari Centrosema pubescens dan 10.87 daripada
Tithonia diversifolia. Jumlah hara P tanah tertinggi yaitu pada pemberian pupuk organik jenis pupuk kandang ayam dengan 100.37 lebih tinggi dibandingkan
Centrosema pubescens. Dibandingkan dengan pupuk anorganik, kadar P tanah dari perlakuan pupuk kandang ayam lebih besar 447 . Diantara tiga jenis pupuk
organik, tanah yang mendapat tambahan pupuk kandang ayam memiliki jumlah hara K tertinggi dan juga lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk anorganik.
Ketersediaan K tanah dari perlakuan pupuk kandang ayam lebih tinggi 8.8 dibandingkan tanah yang mendapat tambahan pupuk anorganik. Hal tersebut
menjelaskan bahwa jumlah sumbangan hara dari pemberian atau aplikasi pupuk organik yang digunakan pada penelitian ini hampir menyetarai bahkan melebihi
pupuk anorganik khususnya untuk hara N dan P. Tabel 10 menunjukkan bahwa ketersediaan hara pada tanah yang diberi
jenis pupuk organik lebih sedikit dibandingkan serapan hara tajuk tanaman dan di antara ketiga jenis unsur hara makro, hanya unsur P dari pupuk organik yang
dapat memenuhi kebutuhan serapan hara tajuk. Dosis pupuk kandang ayam yang digunakan pada penelitian ini MT 2 memberikan hara P lebih banyak sebesar
625.30 dibandingkan kebutuhan serapan tajuk tanaman kedelai. Unsur N dari
37 pupuk kandang lebih rendah daripada serapan hara dari tajuk tanaman. Serapan
hara N dalam tajuk tanaman lebih banyak 66.85 dibandingkan dengan jumlah hara tanah pada perlakuan pupuk kandang ayam, 173.77 lebih besar
dibandingkan tanah dengan aplikasi Tithonia diversifolia, dan 181.22 lebih tinggi daripada tanah pada perlakuan Centrosema pubescens. Kadar K pada tanah
aplikasi pupuk kandang ayam hampir memenuhi kebutuhan hara serapan tajuk tanaman jika dibandingkan dengan dua jenis perlakuan pupuk organik lainnya.
Unsur K pada tanah dengan perlakuan pupuk kandang ayam hanya sebesar 44.60 dari kebutuhan hara serapan tajuk tanaman.
Tabel 10. Estimasi Ketersediaan Hara dan Serapan
Unsur Hara
Pemupukan Serapan
Hara Tajuk
kgha Hara dalam Tanah kgha
Dosis Rekomendasi
Kedelai Konvensional
kgha Sesudah
MT I Saat
MT II N
Tithonia diversifolia 151.12
44.4 55.2
22.5 Pupuk kandang ayam
165.69 39.6
61.2 Centrocema pubescens
145.11 39.6
51.6 P
Tithonia diversifolia 23.77
28.60 98.28
36 Pupuk kandang ayam
27.15 32.4
196.92 Centrocema pubescens
23.60 26.57
139.08 K
Tithonia diversifolia 135.84
82.08 41.76
60 Pupuk kandang ayam
146.36 80.64
65.28 Centrocema pubescens
144.72 83.52
45.6
Tabel 10 menunjukkan bahwa dari perhitungan estimasi serapan hara tajuk tanaman lebih banyak dibandingkan hara tanah tetapi pertumbuhan tanaman di
lapangan tetap cukup optimal. Hal tersebut diduga karena adanya penambahan pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik tanah terutama strukurnya sehingga
aerasi meningkatkan kemampuan tanah dalam daya pegang air dan menciptakan kondisi optimal untuk ketersediaan hara. Selain itu pupuk organik juga
memperbaiki sifat biologi tanah yaitu dengan menunjang perkembangbiakan mikroorganisme tanah. Adanya pengaruh residu dari musim tanam sebelumnya
diduga telah memperbaiki sifat tanah sehingga hara tersedia secara kontinyu untuk
38 menunjang pertumbuhan tanaman kedelai secara optimal. Hal tersebut didukung
oleh analisis tanah Tabel 5 yang menunjukkan bahwa kandungan C-Organik, N, dan P meningkat setelah aplikasi pupuk organik serta hara residu pada musim
tanah selanjutnya tetap tersedia.
D. Pengaruh Jenis Pupuk Organik terhadap Komponen Produksi Kedelai