Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Organik terhadap Komponen Produksi

46 kadar air lebih tinggi dibandingkan Tithonia diversifolia dan Centrosema pubescens, sehingga lebih sekulen dan diduga yang menyebabkan intensitas serangan hama dan keparahan penyakit tertinggi dibandingkan perlakuan yang lainnya.

B. Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Organik terhadap Komponen Produksi

Kedelai Dibandingkan dua jenis pupuk organik yang digunakan dalam penelitian ini, meskipun tidak nyata jenis pupuk kandang ayam menyebabkan potensi produksi lebih baik dibandingkan yang lainnya. Hal yang sama juga ditunjukkan pada hasil penelitian Kurniasih 2006, penggunaan pupuk kandang ayam dalam budidaya kedelai organik panen muda, menghasilkan produktivitas tertinggi dibandingkan pupuk hijau, budidaya konvensional, ataupun budidaya organik tanpa pupuk. Barus 2005; Melati dan Andriyani 2005 dan Sinaga 2005 juga menunjukkan bahwa hasil produksi panen muda kedelai dengan penggunaan pupuk kandang ayam lebih tinggi dibandingkan pupuk hijau dan pupuk kandang kambing. Potensi produksi yang tinggi salah satunya dipengaruhi kebutuhan unsur hara yang terpenuhi dengan optimal. Tanah yang mendapat pupuk kandang ayam memiliki unsur hara P dan K yang lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Kedua unsur hara tersebut dibutuhkan dalam jumlah banyak memasuki fase generatif. Soepardi 1983 menjelaskan bahwa fosfor berpengaruh dalam memperbaiki pembungaan, pembuahan, dan mengurangi kerontokan buah. Ditambahkan oleh Leiwakabessy dan Sutandi 2003, tanaman pada fase generatif membutuhkan unsur fosfor untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, mempercepat kematangan buah dan biji. Hal yang sama juga dilaporkan Suprapto 2000 dalam Nazariah 2009 bahwa fosfat merupakan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Pada tanaman yang tercukupi kebutuhan fosfatnya dapat mendorong pembentukan bunga lebih banyak dan pembentukan biji lebih sempurna. 47 Kalium berperan untuk mengimbangi pengaruh buruk dari nitrogen Soepardi 1983. Ditambahkan Yacob dan Uex Kull 1972 dalam Jamil et al. 1984 menyatakan bahwa fungsi dari kalium adalah menjaga keadaan fisiologis dari plasma sel untuk proses metabolisme normal. Selain itu K mengatur kesetimbangan antara respirasi dan transpirasi sehingga berhubungan dengan assimilasi CO 2 dan pembentukan protein dan lemak. Sudadi et al. 2007 juga menambahkan bahwa unsur K berperan dalam meningkatkan laju fotosintesis dan penyebaran hasil fotosintesis ke berbagai tempat termasuk dalam pembentukan biji, sehingga semakin besar laju fotosintesis maka biji yang dihasilkan semakin banyak. Adanya penelitian-penelitian sebelumnya yang menyebutkan tentang manfaat fosfor dan kalium, menunjang data hasil penelitian dari tanaman yang mendapat tambahan pupuk kandang ayam yang memiliki potensi produksi tertinggi Tabel 11. Adanya metabolisme normal, sehingga assimilasi optimum, dilanjutkan peningkatan perangsangan pembungaan lebih banyak, dan pengurangan kerontokan bunga, sehingga diduga pembentukan biji lebih sempurna. Potensi produksi pada musim tanam ke dua penelitian ini lebih besar dibandingkan musim tanam pertama. Hal tersebut diduga karena adanya simpanan residu hara N, P dan K musim tanam pertama yang lebih banyak Tabel 6 pada tanah dengan perlakuan pupuk kandang dibandingkan dengan dua jenis pupuk organik lainnya, sehingga dapat termanfaatkan secara optimal pada musim tanam ke dua atau berikutnya. Selain itu C-organik tanah setelah aplikasi pupuk organik MT2 memiliki jumlah tertinggi pada tanah yang mendapat pupuk kandang dibandingkan jenis pupuk organik lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya penambahan pupuk organik dapat meningkatkan C-organik. Berdasarkan rentan klasifikasi kriteria penilaian hasil analisis tanah Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat 1994 C-organik pada penelitian ini tergolong sedang 2.74 . Balittan 2006 menambahkan nilai C-organik tersebut cukup memenuhi syarat tanah guna memperoleh produktivitas yang optimal, karena jumlahnya 2.5 . Tanah dengan bahan organik yang cukup, mempunyai sifat fisik merangsang granulasi, menurunkan plastisitas, kohesi, meningkatkan kemampuan menahan 48 air, kimia, dan biologi yang lebih baik Soepardi, 1983. Adanya peningkatan produktivitas pada musim tanam ke dua juga dilaporkan Sutriadi et al. 2005 menunjukkan bahwa dengan aplikasi pupuk kandang ayam sebesar 2 tonha meningkatkan produksi jagung sebanyak 6 pada musim pertama sedangkan pada musim kedua sebesar 40 . Pupuk organik memiliki pengaruh sangat nyata terhadap jumlah polong isi. Tanaman dari perlakuan Centrosema pubescens memiliki jumlah polong isi Tabel 11 terbanyak dibandingkan tanaman yang mendapat pupuk kandang ayam dan Tithonia diversifolia, yaitu berturut-turut 21.29 dan 32.68 . Namun, memiliki BK biji petak bersih terendah, meskipun secara statistik tidak nyata. Hal tersebut disebabkan oleh adanya jumlah tanaman lebih rendah dibandingkan dua jenis pupuk organik lainnya Tithonia diversifolia dan pupuk kandang ayam. Jumlah tanaman kedelai dari Centrosema pubescens rendah karena daya tumbuhnya juga paling rendah di antara dua perlakuan lainnya. Daya tumbuh yang rendah tersebut diduga dipengaruhi hara jenis tanah analisis tanah MT 2, setelah aplikasi dan sebelum tanam dengan penambahan Centrosema pubescens memiliki kandungan NPK juga terendah. Tabel 6 menjelaskan bahwa kadar N tanah setelah panen pada MT 2 dari Centrosema pubescens lebih banyak dibandingkan Tithonia diversifolia pupuk hijau non legum walaupun hasil analisis tanah sewaktu sebulan setelah aplikasi pemupukan kadar N Centrosema pubescens sebaliknya. Hal tersebut diduga adanya pengaruh faktor rasio CN, Centrosema pubescens 18.25 lebih tinggi 21.02 dibandingkan Tithonia diversifolia 15.08. Semakin tinggi rasio CN maka makin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terdekomposisi. N tersedia untuk tanaman pada aplikasi C. pubescens termineralisasi secara bertahap lebih lama dibandingkan T. diversifolia sehingga residu N setelah MT 2 lebih tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk musim tanam berikutnya. 49

C. Respon Varietas pada Fase Vegetatif dan Produksi Kedelai terhadap