Tempat dan Waktu Penelitian Metode Kerja

34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Kementerian Perindustrian yang beralamat Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan. Dengan waktu penelitian dimulai dari awal Juli 2011 sampai akhir Juli 2011.

B. Metode Kerja

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai elemen-elemen dari ekuitas merek pada brownies amanda, dengan desain penelitian yang digunakan yakni cross sectional, dimana kegiatan penelitian yang dilakukan dari satu responden di dalam satu waktu saja. Berdasarkan masalah yang akan diteliti, metode analisis yang digunakan didalam penelitian ini pada dasarnya ditujukan untuk mendapatkan informasi yang relevan bagi tujuan penelitian. Beberapa metode analisis yang akan digunakan antara lain: 1 Validitas dan Reliabilitas 2 Analisis Deskriptif 3 Analisa uji T Inpedendent-Sample T-Test 4 Uji Korelasi Peringkat Spearman 5 Importance Performance Analysis IPA 1. Validitas dan Reliabitas Validitas menunjuk sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Dalam mengumpulkan dan menggunakan kuesioner, adalah penting untuk melakukan analisis validitas. Analisis validitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa hasil pengukuran adalah sesuai dengan apa yang ingin diukur. 35 Analisis validitas dilakukan dengan cara: a. Definisikan secara konseptual dan operasional variabel- variabel dan subvariabel yang digunakan dalam kuesioner berdasarkan literatur. Apabila definisi tidak dapat ditemukan dalam literatur, peneliti membuat definisi dengan bantuan pembimbing. b. Uji validitas kuesioner terhadap responden dimana uji hasilnya dengan menggunakan perangkat lunak SPSS Statistical Product and Service Solutions. Ulangi proses ini sampai keseluruhan nilai dinyatakan menjadi positif dan diatas 0.3, nilai validitas yang diwakilkan oleh r corrected item-total correlation diuji berdasarkan aturan yang direkomendasikan oleh Masran 1979. Apabila r 0.3, artinya item-item variabel adalah valid. Apabila r 0.3, artinya item-item variabel adalah tidak valid. Reliabilitas berarti dapat diandalkan atau konsistensi. Artinya, hasil numerik yang dihasilkan oleh suatu indikator tidak bervariasi karena karakteristik dari proses pengukuran atau alat pengukuran itu sendiri Neuman, 2000. Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Kuesioner sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat ekuitas merek dari suatu merek juga harus reliabel. Reliabilitas ini akan dikalkulasikan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS Statistical Product and Service Solutions. Analisis ini akan dilakukan setelah melakukan analisis reliabilitas. Angka reliabilitas instrumen kuesioner diwakili oleh r alpha berdasarkan aturan yang direkomendasikan oleh Masran 1979. Apabila r alpha positif 0.7, maka variabel 36 tersebut dinyatakan relaibel. Apabila r alpha negatif atau = 0.7, maka variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel. 2. Analisis Deskriptif Dilakukan analisis deskriptif terhadap keseluruhan responden yang kemudian diperjelas dalam bantuk tabeldiagram. analisis deskriptif terhadap umur, jenis kelamin, pendidikan serta pengeluaran konsumen rata-rata setiap bulan. 3. Analisis uji T Inpedendent-Sample T-Test Analisis ini untuk mengukur kesadaran merek, digunakan jumlah persentase pemilihan terhadap suatu produk oleh responden sehingga akan menghasilkan produk oleh-oleh apa yang menempati posisi top of mind, brand recall, brand recognition, dan brand unaware. Setelah itu, untuk menguji hipotesis apakah merek-merek oleh-oleh tersebut memiliki tingkat kesadaran merek yang sama. Model 1 : untuk mengukur kesadaran merek Gambar 6. Model Umum Pengukuran Kesadaran Merek Top of Mind X 1 Brand Recall X 2 Brand Recognition X 3 Brand Unaware X 4 Kesadaran Merek Y 1 37 Y 1 dihitung dengan menggunakan uji T Inpedendent-Sample T-Test dimana data-data yang didapat dari kuesioner diberi pembobotan sebagai berikut : X 1 = berbobot 4 X 2 = berbobot 3 X 3 = berbobot 2 X 4 = berbobot 1 Oleh-oleh makanan yang disebut pertama kali oleh responden termasuk dalam variable top of mind X 1 dan diberi bobot 4 pada produk oleh-oleh makanan tersebut. Kemudian untuk variabel brand recall X 2 , responden akan menyebutkan produk oleh-oleh makanan lain yang mereka ingat dan produk oleh-oleh makanan ini akan diberi bobot 3. Untuk variabel brand recognition X 3 dan brand unaware X 4 , responden akan diberikan bantuan pertanyaan mengenai beberapa merek produk oleh-oleh makanan, jika responden mengenal merek produk oleh-oleh makanan yang ditanyakan maka produk oleh-oleh makanan itu termasuk ke dalam variabel brand recognition X 3 dan diberi bobot 2. Sedangkan responden yang menjawab tidak mengenal merek produk oleh-oleh makanan yang ditanyakan maka produk oleh-oleh makanan itu termasuk ke dalam variabel brand unaware X 4 dan diberi bobot 1. Setelah semua selesai, data akan diuji dengan Independent- Samples T-Test. Analisis uji T Inpedendent-Sample T-Test ini juga digunakan untuk mengukur loyalitas merek dengan mengukur variabel switcher berpindah-pindah, variabel habitual buyer pembeli yang bersifat kebiasaan, variabel satisfied buyer pembeli yang puas dengan biaya peralihan, variabel liking the brand menyukai merek. 38 Model 2 : untuk mengukur loyalitas merek Gambar 7.Model variable-variabel pengukuran loyalitas merek Y 2 dihitung dengan menggunakan tabel dimana data-data yang didapat dari kuesioner diberi pembobotan sebagai berikut : X 1 = berbobot 1 X 2 = berbobot 2 X 3 = berbobot 3 X 4 = berbobot 4 X 5 = berbobot 5 Pada variabel switcher X 1 , setiap pilihan responden akan dikalikan bobot 1. Pada variabel habitual buyer X 2 , setiap pilihan responden akan dikalikan bobot 2. Pada variabel satisfied buyer X 3 , setiap pilihan responden akan dikalikan bobot 3. Pada variabel liking the brand X 4 , setiap pilihan responden akan dikalikan bobot 4, dan dan pada variabel committed buyer X 5 bobot 5, setiap pilihan responden akan dikalikan Setelah itu, dari setiap merek wafer akan dihitung nilai rata-ratanya. Kemudian untuk mengetahui apakah tiap merek wafer yang diuji memiliki tingkat brand loyalty yang sama digunakan uji T Inpedendent-Sample T-Test. Switcher X 1 Habitual Buyer X 2 Satisfied Buyer X 3 Liking the Brand X 4 Loyalitas Merek Y 2 Committed Buyer X 5 39 4. Uji Korelasi Spearman Dua uji terakhir Mann-Whitney dan Wilcoxon ditujukan untuk 2 sampel yang saling bebas independen, sedangkan Uji Peringkat Spearman ditujukan untuk penetapan peringkat data berpasangan. Konsep dan interpretasi nilai Korelasi Spearman sama dengan konsep Koefisien Korelasi pada Regresi Linier Sederhana. Notasi yang digunakan: N= banyak pasangan data D i = selisih peringkat pasangan data ke i R s = Korelasi Spearman Dengan demikian tidak semua asosiasi adalah sama dan pengujian dilanjutkan ke tahap dua untuk mengetahui asosiasi mana yang tidak sama dan dapat dikeluarkan dari asosiasi-asosiasi penyusun brand image suatu merek. Setelah itu, akan dilihat dari masing-masing produk oleh-oleh makanan berapa banyak atribut asosiasi yang mewakili. Jika hasil pengujiannya lebih banyak dari 3 atribut maka hipotesis H akan diterima, sebaliknya H ditolak. Model 3 : untuk mengukur asosiasi merek Gambar 8. Model Umum Pengukuran Brand Association Y 3 didapat dari data-data hasil kuesioner dimana setiap responden menjawab asosiasi-asosiasi yang ada pada kuesioner Tujuan pemikiran X 1 Harga X 2 Merek X 3 Disain Kemasan X 4 Asosiasi Merek Y 3 40 dengan jawab setuju dan sangat setuju atau tidak setuju dan sangat tidak setuju. 5. Importance Performance Analysis IPA Untuk menentukan persepsi kualitas digunakan pembandingan performance importance analysis untuk kemudian diukur dengan uji T-Berpasangan Paired T-Test. Untuk menghitung tingkat kesesuaian pelanggan dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan rata-rata skor harapan dan kepentingan, dengan menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja jasa yang dihasilkan. Tingkat kesesuaian ini akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pelanggan. Rumus yang dapat digunakan untuk hal tersebut: Keterangan: Tki = tingkat kesesuaian responden X i = rata – rata skor penilaian pelaksanaan kinerja perusahaan Y i = rata – rata skor penilaian kepentingan harapan pelanggan Untuk mendapatkan tingkat keakuratan hasil analis data yang lebih baik, data skala likertordinal tersebut kemudian diubah ke dalam skala interval. Tipe data ordinal sering kali menggunakan pendekatan analisis jalur dan untuk itu membutuhkan perhitungan matematis didalamnya. Oleh karena itu data yang dibutuhkan minimal berskala interval. Maka sebelum dilakukan analisis inferensia lebih lanjut terdapat data responden yang berskala ordinal, terlebih dahulu dilakukan transformasi data dari skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran interval, dalam hal ini dilakukan dengan bantuan program macro minitab. Bahwa jumlah nilai dari jawaban responden mengenai tingkat kepentingan dan kinerja dibagi dalam lima ketegori, yaitu dengan selang ditetapkan sebagai berikut: 41 Keterangan: Xib = skor terbesar yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban sangat pentingbaik skor 5 terhadap untuk i kualitas pelayanan Xik = skor terkecil yang diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberi jawaban tidak pentingburuk skor 1 terhadap unsur i kualitas pelayanan n = banyaknya skala pengukuran Bobot penilaian kinerja perusahaan dan bobot kepentingan pelanggan di rata-rata dan diformulasikan dalam matrik importance performance analysis IPA. Masing –masing atribut diposisikan dalam sebuah diagram, dimana skor rata –rata penilaian terhadap tingkat kinerja X menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X. Sementara posisi atribut pada sumbu Y, ditunjukkan d=oleh skor rata-rata tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut Y ; Dimana: X = bobot rata-rata tingkat kinerja perusahaan Y = bobot rata-rata penilaian kepentingan pelanggan N = jumlah responden Matrik IPA yang digunakan merupakan suatu bangun yang dibagi menjadi empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus 42 Gambar 9. Diagram Kartesius dari faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan a. Kuadran pertama Prioritas Utama Wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang diharapkan tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah. Peubah-peubah yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan. Caranya adalah perusahaan melakukan perbaikan secara terus menerus sehingga Performance peubah yang ada dalam kuadran ini akan meningkat. b. Kuadran kedua Pertahankan Prestasi Wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan dan faktor-faktor yang dianggap oleh pelanggan sudah sesuai dengan yang dirasakan sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Peubah-peubah yang termasuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan karena semua ini menjadikan produkjasa tersebut unggul di mata penggan. c. Kuadran Ketiga Prioritas Rendah Wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya kinerjannya Prioritas Utama A Pertahankan Prestasi B Berlebihan D Prioritas Rendah C Tinggi Tinggi Rendah X = Performance Y = Importance Kepentingan 43 tidak terlalu istimewa. Peningkatan peubah-peubah yang termasuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil. d. Kuadrat Keempat Berlebihan Kuadran yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebihan. Peubah-peubah yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya. Model 4 : untuk mengukur persepsi kualitas Gambar 10. Model umum pengukuran persepsi kualitas Y 4 didapat dari data-data hasil kuesioner dimana setiap responden memberikan jawaban dari 7 variabel-variabel diatas mengenai apa harapan mereka terhadap suatu brownies kukus amanda dan bagaimana kenyataan dari produk tersebut. Apakah tingkat performance dari brownies tersebut lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat importancenya. Dari perbandingan performance-importance ini akan dilihat apakah terdapat gap kesenjangan atau tidak antara harapan dan kenyataan responden terhadap brownies kukus amanda tersebut. Harga X 2 Merek X 3 Persepsi Kualitas Y 4 Harga X 2 Harapan Kualitas X 1 Mutu Kualitas X 3 Kepopuleran Merek X 2 Komposisi Gizi X 7 Variasi X 5 Daya Tahan X 6 Rasa X 4 44

C. Aspek Kajian