Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN 31

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karet alam Havea sp. merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet alam merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak menunujang perekonomian negara. Sebagai tanaman yang banyak dibutuhkan untuk bahan industri, karet banyak dibudidayakan sebagai tanaman perkebunan di Indonesia. Tanaman karet diusahakan mulai dari luasan kecil yang hanya ratusan meter persegi hingga mencapai luasan ribuan kilometer persegi. Secara umum usaha perkebunan karet di Indonesia dapat di bagi dalam beberapa kelompok seperti: - Perkebunan besar negara atau yang diusahakan oleh pihak pemerintah, biasanya oleh PTP atau PNP. - Perkebunan besar yang diusahakan oleh swasta. - Perkebunan karet yang diusahakan oleh rakyat. Dalam proses pengolahan karet untuk menghasilkan produk-produk yang diinginkan, juga dihasilkan produk lain yang disebut limbah. Limbah yang menjadi masalah di pabrik-pabrik biasanya berupa cairan. Limbah cair industri karet mengandung senyawa organik antara lain dalam bentuk senyawa karbon dan nitrogen, Universitas Sumatera Utara juga biasanya mengandung air cucian dari lateks yang tidak terkoagulasi, protein, lipid, karoten, dan lain-lain. Selain itu limbah cair industri karet juga mengandung bahan-bahan kimia yang ditambahkan selama proses pengolahan seperti Amoniak. Sehingga bila air limbah itu di biarkan beberapa hari saja, maka akan mengeluarkan bau yang busuk yang dapat mengganggu lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu pengolahan terhadap limbah tersebut. Pengolahan air limbah yang dilakukan biasanya menggunakan lumpur aktif untuk mengurangi jumlah polutan yang terkandung dalam air limbah karet, karena dengan cara menguraikan senyawa organik di dalam air limbah menjadi senyawa sederhana. Kadar amoniak yang tinggi pada air sungai selalu menunjukkan adanya pencemaran. Rasa NH 3 kurang enak, sehingga kadar NH 3 harus rendah; pada air minum kadarnya harus nol dan pada air sungai harus di bawah 0,5 mgl N syarat mutu air sungai di Indonesia. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-51MENLH101995 Baku Mutu limbah cair untuk industri Karet adalah untuk kandungan amoniak total pada limbah lateks adalah sebesar 15mgl dan untuk limbah karet bentuk kering sebesar 5 mgl. Oleh sebab itu saya mengambil judul Penentuan Ammoniak pada limbah cair pengolahan karet remah dengan bahan baku lateks pekat dan lump mangkok di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir adalah untuk mengetahui apakah limbah cair pada pabrik PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate apakah sudah sesuai dengan baku Mutu limbah cair karet yang ditetapkan oleh Mentri Lingkungan Hidup. Universitas Sumatera Utara

1.2. Permasalahan

Dokumen yang terkait

Penggunaanemulsipolivinil Alkohol (PVA) Lateks Pekat Karet Alamdan Asam Akrila Sebagai Perekat Agregat Pasir

6 66 92

Pengendalian Kualitas Pada Proses Produksi Crumb Rubber Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate

52 291 167

Analisa Perbandingan Kadar Kotoran (Dirt Content) Pada Karet Remah Yang Berasal Dari Bahan Baku Lump Mangkok Dengan Bahan Baku Latex PT.Bridgestone Sumatera Rubber Estate,Tbk

6 87 73

Perlakuan Pengeringan Bahan Baku Karet Remah Untuk Mendapatkan Nilai Pri Sesuai Dengan Parameter Mutu Karet Sir 10 Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate - Dolok Merangir

7 54 44

Pengaruh Pengeringan Bahan Baku Karet Remah Terhadap Nilai ASHT Sesuai Dengan Mutu Karet SIR 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber estate Dolok Merangir

10 93 52

Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

4 85 51

Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

3 58 55

Pengaruh Suhu Pemanasan Terhadap Plastisitas Karet Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir

2 51 50

Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun

5 88 103

Manajemen penyadapan karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Dolok Merangir Estate, PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate, Simalungun, Sumatera Utara

0 28 83