BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karet
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan
memiliki percabangan yang tinggi di atas. Daun karet berwarna hijau. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Bunga karet terdiri dari bunga
jantan dan betina. Buah karet memiliki pembagian ruang yang jelas. Masing-masing ruang berbentuk setengah bola. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Akar
tanaman karet merupakan akar tunggang.
2.1.1. Sistematika
Dalam dunia tumbuhan tanaman karet tersusun dalam sistematika sebagai berikut: Divisi
: Spermatophyta Subdivisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledonae Ordo
: Euphorbiales Famili
: Euphorbiaceae Genus
: Hevea Spesies
: Hevea brasiliensis
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Jenis-jenis Karet
Ada dua jenis karet,yaitu karet alam dan karet sintetis. Setiap jenis karet ini memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga keberadaannya saling melengkapi.
Kelemahan karet alam bisa diperbaiki oleh karet sintetis dan sebaliknya, sehingga kedua jenis karet tersebut tetap dibutuhkan. Setiawan.D.H,2008
2.1.3. Pebedaan Karet Alam dengan Karet Sintetis
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum
dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun, keunggulan yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Adapun kelebihan-kelebihan yang dimiliki
karet alam dibanding karet sintetis adalah : a.
Memiliki daya elastik atau daya lenting yang sempurna b.
Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah c.
Mempunyai daya aus yang tinggi d.
Tidak mudah panas low heat build up , dan e.
Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan groove cracking resistance.
Walaupun demikian, karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat kimia dan harganya yang cenderung bisa dipertahankan supaya tetap
stabil. Beberapa industri tertentu tetap memiliki ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet alam, misalnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar karet
alam.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1.Perbandingan Produksi dan Konsumsi Karet Alam dan Karet Sintetis Tahun
1990 2000
2005 Karet alam
Produksi 1.262
1.501 2.267
Konsumsi 108
139 218
Karet sintetis Produksi
10.310 10.335
10.605 Konsumsi
65 130
176 Tim penulis PS , 2009
2.1.4. Jenis-jenis Karet Alam
Ada beberapa macam karet alam yang di kenal, di antaranya merupakan bahan olahan. Jenis-jenis karet alam yang di kenal luas adalah
- Bahan olah karet lateks kebun, sheet angin, slab tipis, dan lump segar,
- Karet konvesional ribbed smoked sheet, white crepes dan pale crepe, estate
brown crepe, thin brown remills, thick blanket crepe ambers, flat bark crepe, pure smoke blanket crepe, dan off crepe,
- Lateks pekat,
- Karet bongkah atau block rubber,
- Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber
- Karet siap olah atau type rubber, dan
- Karet reklim atau reeclaimed rubber.
A. Lateks pekat Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk
lemabaran atau padatan lainnya. Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi. Standar mutu lateks pekat baik lateks pusingan atau lateks dadih dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL 2.2. STANDAR MUTU LATEKS PEKAT
LateksPusingan Centrifuged Lateks
Lateks Dadih Creamed latex
1. Jumlah padatan total total solids minimum
2. Kadar karet kering KKK minimum
3. Perbedaan angka butir 1 dan 2 maksimum
4. Kadar amoniak berdasar jumlah air yang terdapat
dalam lateks pekat mimimum 5.
Viskositas maksimum pada suhu 25
o
C
6. Endapan sludge dari berat basah maksimum
7. Kadar koagulan dari jumlah padatan, maksimum
8. Bilangan KOH KOH number maksimum
9. Kemantapan mekanis mechanical stability
mininum 10.
Persentase kadar tembaga dari jumlah padatan maksimum
11. Persentase kadar mangan dari jumlah padatan
maksimum 12.
Warna
13. Bau setelah dinetralkan dengan borat
61,5 60,0
2,0 1,6
50 Centipoises
0,10 0,80
0,80 475 detik
0,001
0,001
Tidak biru Tidak kelabu
Tidak boleh berbauk busuk 64,0
62,05 2,0
1,6
50 Centipoises
0,10 0,80
0,80 475 detik
0,001
0,001
Tidak biru Tidak kelabu
Tidak boleh berbau busuk
Sumber : tim Penulis PS, 1992
B. Karet bongkah atau block rubber Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi
bendela-bendela dengan ukuran yang telah ditentukan. Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam SIR standard Indonesian Rubber seperti tertera dalam
Tabel 2.3. Di Malaysia daftar seperti SIR di atas tercantum dalam SMR Standard Malaysian Rubber. Dibanding denga SIR, SMR mempunyai sedikit perbedaan dan
Universitas Sumatera Utara
standar yang di buat pun mencakup lebih banyak ketentuan. Daftar SMR selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.4
TABEL 2.3. SRANDARD INDONESIAN RUBBER SIR
SIR 5L SIR 5
SIR 10 SIR 20
SIR 50
Kadar kotoran maksimum Kadar abu maksimum
Kadar zat atsiri maksimum PRI minimum
Plastisitas – P
o
minimum Limit warna skala lovibond
maksimum Kode warna
0,50 0,50
1,0 60
30 6
Hijau 0,05
0,50 1,0
60 30
-
Hijau 0,10
0,75 1,0
50 30
- 0,20
1,00 1,0
40 30
-
Merah 0,50
1,50 1,0
30 30
-
Kuning
Sumber : Tim Penulis PS, 1992
TABEL 2.4. STANDARD MALAYSIAN RUBBER SMR
SMR 5L SMR 5
SMR 10 SMR 20
SMR 50
Kadar kotoran dengan saringan 325 mesh, lubang 44 maksimum
Kadar abu maksimum Kadar Niitrogen maksimum
Kadar zat atsiri maksimum Plastisity rentension index
maksimum Plastisitas wallace nilai permulaan
minimum Limit warna skala lovibond
Kode warna Warna bungkus plastik
Warna strip palstik 0,05
0,60 0,65
1,0 60
30
6,0 Hijau
muda Jernih
Jernih 0,05
0,60 0,65
1,0 60
30
Hijau muda
Jernih keruh
Putih 0,10
0,75 0,65
1,0 50
30
Cokelat Jernih
keruh Putih
0,20
1,00 0,65
1,0 40
30
Merah Jernih
keruh
Putih 0,50
1,50 0,65
1,05 30
30
Kuning Jerih
keruh
Putih
Sumber : Tim Penulis PS, 1992
Tim Penulis P.S,1992
2.2. Penyadapan