Perilaku Pasangan Usia Subur Terhadap Cara Penjarangan Kehamilan Secara Alamiah Atau Tradisional di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016

(1)

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

1. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan : 4. Pekerjaan : 5. Pendapatan : 6. Jumlah anak :

B. Perilaku Informan Tentang Jumlah Anak.

1. Bagaimana pendapat PUS dengan program pemerintah yang menghimbau 2 anak cukup?

Bagaimana pandangan PUS dengan “banyak anak banyak rejeki”? Menurut PUS berapa jumlah anak yang ideal dalam keluarga?

Menurut PUS berapa jumlah anak perempuan dan anak laki-laki yang ideal dalam keluarga?

Bagaimana dukungan keluarga tentang keputusan PUS dalam menentukan jumlah anak?

C. Perilaku Informan Tentang Keluarga Berencana. 2. Menurut PUS apa itu keluarga keluarga berencana?

Menurut PUS apa perlu untuk terlibat dalam keluarga berencana?

Menurut PUS apa saja jenis metode keluarga berencana yang PUS ketahui?


(2)

3. Berikan alasan mengapa memilih metode KB alamiah? Menurut PUS apa itu metode KB alamiah?

Berdasarkan pengalaman PUS apa metode KB alamiah yang pernah di coba? Menurut PUS apa yang membedakan metode KB alamiah dengan metode kontrasepsi lainnya?

Sejauh mana keberhasilan metode KB alamiah yang pernah di coba? Bagaimana teknik metode KB alamiah yang di gunakan?

Berdasarkan pengalaman PUS apa saja keluhan yang di temukan sewaktu menggunakan metode ini?

Berdasarkan pengalaman bapak ibu jika gagal atau melakukan kesalahan dalam metode ini, maka apa yang dilakukan untuk antisipasi kehamilan?

E. Perilaku Informan Terhadap Penggabungan Metode Kontrasepsi.

4. Menurut PUS metode KB alamiah dapat digabungkan dengan metode kontrasepsi yang lainnya?

Dengan metode apa PUS menggabungkan metode KB alamiah? Sejauh mana keberhasilan penggabungan kedua metode tersebut?

Apakah ada alternatif lain yang dipilih sebagai alat kontrasepsi sederhana? Mengapa memilih metode ini sebagai alternatif?

Menurut PUS, apakah akan tetap menggunakan metode alternatif ini sebagai alat kontrasepsi?

F. Sumber Informasi.


(3)

Bagaimana tanggapan bapak ibu dengan informasi yang didapatkan?

G. Peran Petugas Kesehatan.

6. Menurut PUS sejauh mana peran petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan mengenai KB?

Bagaimana peran petugas kesehatan dalam menganjurkan bapak dan ibu untuk terlibat dalam penggunaan KB?

Bagaimana tanggapan PUS tentang penyuluhan petugas kesehatan tentang metode KB alamiah?

Jenis KB alamiah apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan?

Metode apa yang di gunakan petugas kesehatan dalam menyampaikan penyuluhan?


(4)

Pertanyaan 1 : Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Jumlah Anak.

Informan ID : 1

I : Ahh, gak setuju lah dek, anak kami aja udah 3 orang.

S : Hahaha.. Kalau kami setuju kan gak tiga anak kami. Itu kan gak dipaksa, Cuma himbauan saja, yah pilihan tergantung keluarga lah dek (maksudnya saya dan istri).

I : Kalau banyak anak itukan berkat, tapi kalau ga sanggup-nya nanti di besarkan dan disekolahkan dengan baik bagus ga usah banyak-banyak kali punya anak, kasihan nanti anaknya, kasihan juga bapak mamaknya mencari kebutuhan anak.

S : Anak perempuan atau anak laki-laki sama aja, kalau bagus-nya sekolahnya, bagus didik yah mudah-mudahan jadi kebanggaan lah nantinya. Kalau orangtua atau keluarga yang lain mendukungnya terus, asal bisa diurus dan sanggup.

I : Ini aja anak kami perempuan semua, tapi keluarga ga maksa untuk harus punya keturunan anak laki-laki, karena jaman sekarang ini sama aja-nya itu

Informan ID : 2

S : Kalau kami kebetulan anak kami udah sepasang, tapi maunya satu lagi lah cowok biar ada yang jaga kakaknya. Kalau besar juga ada yang kami harapkan, anak perempuan kan nantinya ikut suami.

I : Banyak anak banyak rejeki itu pikiran jaman dulu itu dek, karena dulu kalau banyak anaknya banyak yang bantuin dia diladang, sekarang banyak anak bikin kita harus berpikir gimana cara nyekolahinnya, ngebesarin lagi. Kalau banyak kali nanti pusing lah.

S : Di keluarga kami opung kami yang suka anak cowo banyak tapi itupun cuma dibilang aja ga dipaksa kali. Nanti kalau ada adenya cowo satu lagi udahlah stop aja, yah mumpung masih sanggup ya gapapalah satu lagi.

Informan ID : 3


(5)

I : Ia dek, berarti kami ga setuju lah, karena anak kami bukan dua. Hahaha...

Banyak anak? udah banyak anak kami dek hahahaha, segini udah banyak lah menurut kami. Perempuan atau laki-laki sama ajalah itu, tp untung anak kami 3 perempuan 1 laki-laki jadi udah lengkapkan.

S : Keluarga biasa aja, yang penting senang mereka ada cucu mereka, tante dan omnya udah punya keponakan, mereka terima-terima aja mau berapapun anak kami, asal jangan sampe keseblasan aja. Hahhaha..

I : Tapi dulu rencana kami mau 2 perempuan 2 laki-laki dek, Cuma udahlah, udah 4 orang cukuplah dulu.

S : Itulah dek, rencana kita berbeda pula dengan rencana Tuhan. Hehehe..

Informan ID : 4

I : Hmm,, gimana yaa?? Kalau saya bilang setuju, anak saya udah tiga. Hmm...

S : Ehmm sebenarnya kami dulu berencana untuk punya anak 2 saja, tapi pas lahiran anak kedua istri selalu pakai metode ASI, karena kata bidannya hari itu kalau lagi menyusui bisa menunda kehamilan, tapi itulah dek masih jalan 3 bulan setelah melahirkan eh udah hamil lagi istri saya, makanya sekarang anak kami tiga orang.

I : Ia dek, yahhh.. kami angggap itu rejeki dari Tuhan. Kan kalau Tuhan kasi tidak mungkin kita menolak yaa..

Banyak anak itu dek tergantung tiap orang, ada yang merasa kalau anaknya 3 masih kurang, ada juga yang merasa kalau anaknya 3 udah banyak. Sekarang pemikiran orang udah gak kayak dulu, soalnya biaya hidup meningkat dek, kasihan kan kalau anaknya ga bisa di sekolahkan. S : Yang penting kalau kami sih merasa ini sudah cukuplah, banyak kali juga

nanti bisa bahaya. Perempuan/laki-laki sama saja, ini sudah jaman emansipasi, sama aja anak laki perempuan yang penting sukses kita bikin anak-anak yang sudah dititipkan Tuhan sama kita. Hahaha...

I : Ia betul itu dek, intinya bersyukur selalu.

Keluarga besar yah tetap dukung saja berapapun anaknya, yang penting bahagia. Palingan kalau kumpul-kumpul jadi rame kami dek.


(6)

Informan ID : 5

S : Saya sebenarnya setuju, tapi yang satu lagi terlanjur. Mau kek mana dek, kebablasan yang bungsu, jadinya tiga orang anak kami.

Banyak anak banyak rejeki itu istilah dulu dek, saat pendidikan itu tidak penting.

I : Sebenarnya saya juga lebih setuju dua anak cukup tapi bolehlah gak apa-apa paling banyak tiga.

S : Idealnya sih pasangan, tapi menurut saya 2 anak laki-laki dan satu anak perempuan itu bagus.

I : Neneknya pengen anak laki-laki lebih banyak 70% dan anak perempuan 30% aja dalam keluarga, tapi sebenarnya kalau kami sama aja sih yang penting bisa kami urus lah.

Informan ID : 6

S : Wahh, enggak setuju lah dek. Kalau Cuma dua sepi kali rumah.

I : Ia dek, kami sukanya isi rumah itu selalu ramai. Kalau sikit, nanti udah besar mereka pun kan sekolah, cari kerja kemana-mana. Kalau banyak kan masih bisa ada jarak sama kakaknya sekolah.

S : Banyak anak banyak rejeki itu benar dek, karena kalau jadi orang anak kita itu apa ga bangga kita? Apa ga enak kita nanti? Jadi banyak lah keturunanku nanti.

I : Yah, kalau banyak anak kan dek, kalau mereka sukses kita juga yang bahagia. Kalau kami 5 anak ini sudah cukup lah dek, saya juga sudah tidak bisa hamil lagi. Resiko tinggi kalau mau punya anak lagi.

S : Perempuan atau laki sama saja, kebetulan anggotaku agak timpang hanya satu gadisku. Tapi biarlah dijaga abang adeknya dia nanti.

Ibu saya selalu bilang, berapapun anak disyukuri saja, diurus dan dididik dengan baik, kalau kita baik, anak kita juga baik pastinya.


(7)

Pertanyaan 2 : Perilaku Pasangan Usia subur terhadap keluarga berencana.

Informan ID : 1

S : Keluarga berencana itu program yang dibuat pemerintah untuk mengurangi banyaknya jumlah penduduk dengan cara mengurangi kelahiran.

Perlu dek terlibat dalam program keluarga berencana karena selain mengatur jumlah anak, dengan KB kita bisa mengatur jarak kehamilan juga dek.

I : Banyak lah jenis KB ada suntik, spiral, kondom, trus kb alamilah kayak yang kami pakai.

Informan ID : 2

S : KB itu cara penjarangan kehamilan yang merupakan program pemerintah untuk membatasi jumlah anak dan menjarangkan kelahiran. Iya kan ma?

I : Ia. Betul itu, setauku juga itu, soalnya itu masalah sekarang di negara ini. Semakin banyak yang lahir, semakin banyak calon pengangguran. Ada kaitannya itu kan dek? Makanya pemerintah buat program yang menghimbau masyarakat supaya ikut KB. Jangan pula sampe kayak negara Jepang atau Cina itu, disana anak cuma boleh satu, selebihnya kenak denda atau dihukum ntahlah. Yang penting di negara kita masih toleransi.

Kami terlibat dek, tapi kami yang pakai metode alami aja.

Jenis KB banyak lah kalau kami pake kb kalender aja, ada juga kb suntik, pil, susuk, spiral.

S : Kontrasepsi mantap atau dipotong pas operasi, itu kemarin ditawarkan di rumah sakit kan kakakmu operasi pas melahirkan, tapi kami ga mau dek, masih mau nambah satu soalnya.


(8)

Informan ID : 3

S : Keluarga berencana itu program pemerintah untuk menekan jumlah penduduk dengan membatasi kehamilan dan kelahiran.

I : KB itu metode kontrasepsi untuk merencanakan jumlah anak pa.

Kami terlibat dek dengan metode sederhana yang lebih praktis dan alami. S : Jenis KB yang kami tau ehmm, tembak luar, asi, kalender, pil, suntik,

spiral, operasi, susuk, pake kondom juga, itu ajalah kayaknya.

Informan ID : 4

S : Keluarga berencana itu adalah merencanakan keluarga yang bahagia dengan memiliki cukup anak dengan jarak yang pas.

I : Ya, sekalian supaya penduduk dapat lebih terkendali. Udah banyak kali manusia soalnya.

S : Terlibat dalam keluarga berencana itu penting, karena kita bisa membatasi jumlah anak yang mau dilahirkan.

I : Banyak dek, ada susuk, spriral, suntik, pil, hormon, diikat, ya kalau kami masih pakai cara tradisional, kayak metode ASI, hitungan masa subur, tembak luar, dari lendir juga bisa tau dek masa subur.

Informan ID : 5

S : Merencanakan dan membatasi jumlah anak secara terkoordinir, supaya ada jarak kelahiran dan membatasi jumlah anak juga.

Sangat perlu dek, karena itu sangat membantu pasangan dalam merencanakan kehamilan, jumlah anak dan jarak usia antara anak yang satu dan yang lainnya

I :Jenis KB yang saya ketahui spiral, KB alami, Implant, Pil, dan Suntik hanya itu yang saya tau, kalau kurang tambahi ya dek.

Informan ID : 6

S : Keluarga berencana itu program pemerintah yang menganjurkan 2 anak, padahal ga semua orang mau punya anak hanya 2. Hahaha..


(9)

I : Bukan pa, keluarga berencana itu kan program yang dianjurkan pemerintah untuk mengurangi kelahiran, karena masyarakat indonesia ini semakin padat.

S : Ia ma, anggota keluarga kita yang juga ikutan bikin padat. Hahahah.. I : KB banyak dek, ada hormon, AKDR, ada tradisional, ada dengan alat,


(10)

Pertanyaan 3 : Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Metode Kb Alamiah.

Informan ID : 1

I : Kami lebih senang metode alami dek, karena itu dilakukan bersama pasangan. Contohnya kan tembak luar, itu kan harus keduanya terlibat. Pakek kondom juga gitu, kan itu sudah melibatkan 2 orang atau pasangan. Jadi ga cuma istri aja terus yang terlibat kayak disuntik, pasang spiral, susuk atau lainnya.

S : Metode alami itu dek, metode KB yang dilakukan tanpa bahan kimia atau tanpa tindakan medis.

Metode ini lebih gampang dipraktekakakan, terus juga praktis, hanya butuh sedikit konsentrasi saja.

I : Metode yang pernah kami coba paling sering tembak luar, pakai kondom, metode perhitungan masa subur atau kalender, ya itu ajalah dek.

Metode alami itu simpel, terus ga ada efek samping. Yang lain banyak efek sampingnya. Takut ibu.

Sampe sekarang alhamdulilah berhasil, belum pernah kecolongan. Meskipun pernah tertembak didalam tapi ga sampe hamil, mungkin pas lagi gak masa subur dek, jadi aman.

S : Nah, kalau tembak luar ini kan dek gak puas kadang, soalnya harus fokus untuk mencegah nembak didalam jadi ga maximal lah dek. Adek kan udah dewasa, bidan lagi, jadi gapapa lah ya saya ngomongnya blak-blakan begini.

I : Kalau masa subur kadang ibu ngitungnya ini yang males, soalnya haid ibu ga teratur dek, jadi pake-pake rumus, kadang ibu lupa nyatet tanggal, jadi makanya lebih sering pake cara tembak luar.

Antisipasi hamil ya kadang pake kondom, atau minum pil aja 2 butir (Postinor). Sampe sekarang ga pernah gagal lah.

Informan ID : 2

S : Kalau itu dek istri saya yang tau jawabannya.


(11)

masih dua jadi menurut saya itu ga masalah, lagian kami berencana untuk buat anak satu lagi jadi gak apa-apa kan kalau saya hamil lagi. Saya takut dek minum pil, suntik apalagi yang susuk sama spiral itu kan dimasukakakan dalam tubuh jadi saya takut ga cocok lah atau apa nanti resikonya. Mamak teman anak saya disekolah pakai suntik dari langsing kali jadi gembrot sekarang dek, dulu dia masih anak pertama cantik putih, sekarang udah hitam, banyak flek di wajahnya, makanya saya ga mau ambil resiko.

S : Nah itulah dek, kalau laki-laki masalah itu kan ngikut aja. Kalau istri ga cocok ngapain kita paksakan dia. Kalau saya yang penting istri saya nyaman, ya saya setuju aja.

I : Metode Kalender, kan itu harus tau masa subur. Kalau pas masa subur atau dekat-dekat masa subur kami pake kondom aja dek. Berhasil dek, saya dari anak pertama pakai metode ini, kehamilan anak kedua itu terencana. Jadi pas mau hamil lagi, dimasa subur suami saya ga pake kondom lagi. Hanya dua atau tiga bulan kami pakai cara itu saya hamil. Jadi KB alami ini sangat membantu kami dek. Ini juga mau pake cara itu lagi supaya anak ketiga jaraknya dengan abangnya jangan dekat kali. Saya tidak ada keluhan menggunakan metode ini, karena kebetulan haid saya teratur sekali, jadi semuanya gampang, bisa direncanakan dengan baik, makanya saya senang menggunakan metode ini. Saya juga menganjurkan sama beberapa teman saya, tapi ya pilihan tergantung mereka lah. Ya belum pernah gagal lah dek, jadi kami enjoy-enjoy aja. Hahahaha.


(12)

Informan ID : 3

I : Karena yang saya tau metode hormonal itu efek samping nya banyak. Jadi saya lebih memilih metode KB alami, dan kebetulan saya cocok dengan metode ini. Kan saya pakai sistem kalender, yaudah pas masa subur kalau kebetulan pengen campur tinggal pakai kondom atau tembak diluar aja dek, itu kan juga cara kb juga kan? Selama ini belum ada keluhan apapun lah, karena itu kan semuanya kita dan pasangan yang atur.

S : Mudah-mudahan ga pernah kami gagal dek, berhasil kog yang kami coba selama ini.

Informan ID : 4

I : Alasan memakai keluarga berencana alami, karena cukup simple dan praktis. Kalau pakai pil harus diminum setiap hari, nah kalau lupa gimana? Apalagi saya kurang suka minum obat-obat begitu. Kalau suntik harus rutin, minimal 3 bulan sekali. Kalau spiral takut ahh, dimasukin kedalam rahim manatau bahaya lho.

S : Metode alamiah itu menurut saya metode sederhana dalam mengatur kehamilan. Ga banyak aturan juga, pokoknya cukup gampang untuk dipraktekakakan.

I : Saya waktu melahirkan anak yang ketiga, pake metode ASI, kata bidan saya itu bisa menjarangkan kehamilan atau sebagai alat KB. Tapi rupanya hamil lagi, jadi sekarang saya pake yang sistem kalender saja. Metode ini cukup berhasil dek, dan kami juga sepakat pakai metode ini saja. Lebih gampang menghitung masa subur dibandingkan harus ke klinik untuk suntik.


(13)

Informan ID : 5

S : Keluarga berencana alami itu melibatkan dua orang yaitu suami dan istri. Jadi menurut saya metode ini membuat kita sama-sama terlibat dalam program ini. Kalau metode suntik, metode pil, metode susuk dan semua yang hanya melibatkan istri saja itu tidak adil buat perempuan. I : Kami memilih metode ini karena itulah dek. Lagipula kalau pakai yang

seperti susuk, pil, suntik nanti itu cocok-cocokan, sedangkan saya orang yang gampang alergi terhadap sesuatu. Jadi kalau alami kan ga ada masalah. Banyak teman yang ngeluh ga haid lah, ada yang kalau haid banyak keluar darah lah, ada yang makin gembrot lah, ada yang payudaranya sakitlah, mukanya jadi banyak flek, yang pakai spiral ga nampak benangnya. Kan serem dek.

S : Mungkin yang jadi masalah memamakai metode alamiah ini palingan kalau hamil lagi. Hahaha... Eh tapi metode yang pake suntik, susuk dan lainya itu juga bisa kog hamil lagi dibuatnya. Kawan saya istrinya hamil lagi, padahal dia minum pil, tapi semenjak minum pil istrinya jadi makin gemuk. Makanya saya larang istri saya.

I : Kami pakai metode kalender. Haid saya teratur jadi lebih gampang hitungannya. Siklus haid saya 28 hari, jadi 14 hari sesudah dan 14 hari sebelum itu puncak masa subur saya.

S : Kalau dia lagi masa subur, palingan kami pake metode satu lagi, pake kondom atau tembak diluar. Jadi aman kan..

Ya supaya ga salah pake kondom lah dek. Antisipasi kehamilan ga terlalu kami pikirkan. Kalau hamil ya udah kita urus aja sampe besar. I : Tapi belum pernah lah dek kita gagal. Semoga tetap berhasil kami

dengan metode ini.

Informan ID : 6

I : Alasannya karena saya suka, ga ribet, ga perlu bolak-balik ke klinik, ga banyak masalah. Temen saya yang suntik-suntik jadi jelek, kulitnya kusam, jerawatan, ah pokoknya banyak masalah mereka dek. Aku mana mau kayak gitu, karena saya kerja dibidang pelayanan jadi harus tetap jaga body, jaga kulit, jaga semua lah, jangan sampe saya jadi jelek


(14)

cuma karena pakai KB suntik. Pekerjaan saya menuntut untuk selalu tampil cantik dan maksimal, jadi ga berani macem-macem saya dek. Sampai sekarang aja saya pakai bedak milih-milih.

S : Itulah dek, kalau wanita ini banyak kali pertimbangannya, jadi kalau masalah begini saya ikut istri aja.

I : Metode yang kami pakai sistem kalender. Jadi udah dibuletin tanggal di kalender pake spidol merah, kalau masa subur jangan campur. Hahhaha, untung papa anak-anak ngerti.

S : Apalagi udah lima orang anak kami dek, hati-hati sekali kami kalau udah masa subur, nanti kalau terlanjur lagi jadi setengah lusin anak kami. Hahaha.

I : Untuk mencegah hamil, kalau ragu dengan tanggal deket-deket masa subur saya suruh suami pakai kondom atau jangan tembak didalam. S : Anak kelima ini akibat kebablasan juga ini dek. Hahaha.. kayaknya


(15)

Pertanyaan 4 : Perilaku Pasangan Usia Subur Terhadap Penggabungan Metode Kontrasepsi Lainnya.

Informan ID : 1

S : Bisa dek digabung, itulah kalau udah kebablasan istri saya palingan minum pil KB 2 butir. Tapi itu jarang kali dek, kami kalau mau yang enak ya pake kondom aja lah.

I : Kadang minum “Postinor” juga dek, tapi jarang banget, soalnya kami selalu kendalikan diri lah.

Sampai sekarang metode ini aman-aman saja, kalau udah masa subur kegagalannya baru minum pil. Dan alhamdulilah sampe sekarang ga sampe hamil lah. Kami tiga anak sesuai dengan rencana semua kelahirannya.

Metode lain, pernah dengar sih dengan melihat lendir kita, kalau kental katanya masa subur. Pernah coba juga sih, tapi saya ga begitu memperhatikan lendir saya juga.

Informan ID : 2

I : Ooo, untuk apa digabung dengan metode lainnya? Kalau udah cocok dengan satu metode ya udah itu aja.

S : Mungkin maksudnya kalau udah terlanjur atau takut gagal ya dek? I : Kalau udah terlanjur ya minum pil anti hamil aja dek, gampang kan.

Tapi kami ga pernah coba menggabungkan dek, karena sampai sekarang metode yang saya pakai cukup berhasil. Mungkin suatu saat nanti kalau saya ga mau hamil lagi tapi sudah salah hitung masa subur, untuk antisipasi hamil ya saya minum pil saja, nama pil KB nya “Postinor”.

Informan ID : 3

I : Sampai saat ini saya hanya pakai sistem kalender ini dek digabung dengan metode senggama terputus atau pakai kondom saja. Hanya


(16)

menurut bidan saya kalau takut hamil pas sudah terlanjur maka minum pil aja, ya saya sih ga pernah coba.

Informan ID : 4

I : Sepengetahuan saya bisa dek, saya juga pernah dikasitau sama bidan saya, kalau misalnya takut hamil, setelah campur boleh minum pil. Cuma sekali saya pernah coba, pakai “Postinor” kalau ga salah namanya.

Informan ID : 5

I : Pengalaman kami sih pernah kami menggabungkan juga pakai pil KB dek, tapi bukan berarti itu jadi pilihan kami dalam ber-KB. Cuma dua kali kalau ga salah kami pakai pil. Itupun karena udah mendesak kali, lupa nama pil nya, udah lama dek.

Informan ID : 6

I : Kalau masalah menggabung dengan metode lain ga pernah. Sampai sekarang masih pakai sistem kalender aja. Ohh, pakai kondom lah, itu kan bukan alami, itukan dengan alat yaa dek. Kami penggabungannya dengan pakai kondom.


(17)

Pertanyaan 5 : Sumber Informasi.

Informan ID : 1

S : Informasi tentang KB udah banyak sekarang dek, di iklan televisi ada paling sering iklan kondom sutra, di poster puskesmas, ya paling banyak dapat informasi dari bidan lah dek.

I : Dari bidan lah paling banyak dapat ilmu tentang KB ini, terus dari ibu dan mertua saya, dari teman, dari eda-eda saya yang sudah lebih pengalaman juga. Pokoknya banyak dek.

Ya kalau saya sih paham yaa, makanya bisa berhasil praktiknya.

S : Informasi yang didapatkan bermanfaat buat kami lah, jadi kami bisa mempraktekakakan dalam keluarga kami. Kadang kita harus belajar dari pengalaman orang, biar kita bisa berhasil dalam melakukan sesuatu.

Informan ID : 2

I : Dari bidan yang nangani saya juga dek lebih banyak lagi, trus dari dokter juga.

Kalau info tentang kesehatan begini lebih enak dengarin dari bidan sih dek, karena kadang dokter kakak ga begitu banyak kasi penyuluhan, soalnya pasiennya banyak, jadi ga sempat banyak-banyak kali bicara.Cukup puas lah dek, ditambah lagi wawasan dari teman.

Informan ID : 3

S : Dari bidan dek, karena istri saya selama hamil, melahirkan selalu sama bidan berobatnya. Jadi ya semua informasi kesehatan dapatnya dari bidan.

I : Tapi sudah mulai ada iklan kondom di televisi yaa, diatas jam 9 malam biasanya banyak muncul. Yang angkat beban itu cowoknya, hahaha..

Informan ID : 4

I : Saya banyak dapat informasi dari bidan dek, saya kan melahirkan di bantu oleh bidan. Waktu saya melahirkan anak yang kedua ditawarkan


(18)

tentang KB sama bidannya. Karena saya memilih untuk keluarga berencana alami ya dijelaskan sama bidannya. Saya paham dengan metode yang disampaikan, meskipun hari itu saya sudah dikasitau sama bidan itu kalau metode ASI kurang efektif tapi saya tetap coba. Karena gagal, makanya saya diajarin pakai metode alamiah yang lain.

Informasinya cukup jelas, saya senang sama ibu (bidan) itu karena dia sabar dalam menjelaskan apa yang kita tanyakan.

Informan ID : 5

I : Dari dokter, dari bidan, dari mertua, dari ibu saya, dari puskesmas. Banyak lah dek. Cukup dapat kami paham dek, karena kalau dari bidan dia jelas memberi informasi.

Informan ID : 6

I : Kami mendapat informasi dari dokter, karena saya lebih banyak konsul ke dokter masalah ini dek. Ada juga dari bidan, karena saya pernah melahirkan ditolong bidan, jadi bidannya juga menganjurkan saya ber-KB saat itu. Banyak informasi yang saya dapat tentang ber-KB ini juga dari teman – teman tapi kalau dari mereka yang efek sampingnya paling banyak.


(19)

Pertanyaan 6 : Peran Petugas Kesehatan.

Informan ID : 1

S : Peranan petugas kesehatan banyak lah dek, bidan istri saya banyak kasi penyuluhan kalau kami kesana. Karena istri saya sering konsultasi sama bidannya.

I : Betul dek, kemarin waktu hamil si bungsu kakak sudah dikasi penyuluhan untuk pakai KB, tapi kakak lebih suka yang sederhana saja. Bidan kakak juga yang ajarin kakak teknik kelender, cara menghitung masa subur, dia juga yang bilang kalau keceplosan pake postinor aja. Menurut kakak sih sekarang petugas kesehatan peduli sih, tapi ga tau juga ya apa karena dia bidan swasta makanya jadi lebih peduli.

Yang dianjurkan sih pertama selesai melahirkan itu suntik, tapi karena kakak ga mau pake hormon (takut ga cocok), spiral juga takut makanya bidan kakak sarankan pakai metode ASI dan kalau berhubungan tembak luar atau minimal pake kondom.

S : Ngobrol-ngobrol begitu lah dek. Palingan kalau ada penyuluhan sesekali. Kami jarang ke Puskesmas, paling kakak mu yang mash rajin ke posyandu karena bawa adekmu kan.

I : Kadang mau dek di posyandu juga dibuat penyuluhan, kalau mahasiswa sering pake poster bagi-bagi kertas penyuluhan, mau pake infokus juga.

Informan ID : 2

S : Seperti yang saya bilang tadi, peran mereka cukup besar. Kami dapat info kesehatan paling banyak sama mereka, dan kami cukup puas dengan pelayanan mereka.

I : Ia dek, apalagi kalau sama bidan saya, dia itu menjelaskan bagus dan detail. Orangnya juga ramah. Kalau orang di puskesmas kan kalau penyuluhan secara menyeluruh, jadi kadang kita kalau nanya ya sekedarnya saja.

Itulah dek, karena saya ga mau KB hormon, makanya bidan saya anjurkan metode kalender. Katanya lebih gampang karena siklus haid saya teratur.


(20)

Metode penyuluhannya, ehmm kayak seminar gitu ada yang bicara di depan. Terus nanti dibagikan leaflet untuk kami bawa pulang. Tapi kalau penyuluhan sama bidan saya, kami face to face dek, lebih personal.

Informan ID : 3

I : Bagus, saya mengerti kalau dijelaskan sama bidan saya. Suami saya juga selalu diberikan informasi yang sama kalau dia ikut antar saya. Kan sebenarnya program KB ini untuk sepasang dek, bukan cuma untuk istri aja.

S : Mulai dari anak ke dua kami sudah dianjurkan untuk terlibat KB dek. Istri saya ga mau, jadi kami minta pake metode alami aja.

I : Yang dianjurkan metode kalender, itu yang diajarkan sama bidan saya dek. Metode yang digunakan dengan bicara seperti ini lah dek, dia ajarkan saya ya pake kalender. Hehehehe..

Informan ID : 4

I : Peran petugas kesehatan sangat penting lah dek, kalau ga diajarin betul sama ibu itu pasti gagal lagi lah kami. Ya pas melahirkan anak kedua dia tawarin langsung, jadi menurut saya bidannya peka dengan apa yang kita butuhkan. Karena saya baru selesai melahirkan hari itu ya disuruh dulu pake metode ASI, sekarang disuruh pake metode kalender lah. Penyampaiannya seperti metode konsultasi dek, kayak kalau kita berobat nanya-nanya begitulah, trus dijawab sama bidannya.

Informan ID : 5

S : Menurut saya untuk mendapatkan informasi yang pasti itu ya harus sama petugas kesehatan. Karena kalau masyarakat awam lebih banyak mempercayai mitos dibanding fakta. Jadi petugas kesehatan sangat berperan penting dalam hal ini.

I : Kalau dokter selalu mau menjawab pertanyaan kami. Di prakteknya pun banyak leaflet tentang info kesehatan. Dokter menyarankan kami untuk terlibat supaya bisa mengatur jarak kehamilan. Dengan konsultasi kami


(21)

Informan ID : 6

S : Petugas kesehatan kayak dokter banyak kasi info sih dek, kami lebih percaya dengan jawaban medis dibanding info yang ga jelas.

I : Karena kan mereka udah belajar tentang itu, mendalami tentang itu. Jadi kami lebih yakin. Tapi pengalaman teman-teman saya juga penting untuk jadi bahan pertimbangan kami dek.

Kalau dokter kami bagus menjelaskannya, kalau konsultasi dia mau menjawab semua pertanyaan kami. Dokter menganjurkan metode kalender lah dek, karena saya benar-benar ga mau pakai metode hormonal tau spiral.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anggriani, Fitri., 2011. Pengetahuan Pasangan Usia Subur yang Bukan Klien KB Aktif tentang Alat Kontrasepsi di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Skripsi : Universitas Darma Agung Medan.

Arikunto, Suharsimi., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arum, N. S, Diyah., 2012. Panduan Lengkap Pelayanan KB terkini. Yogyakarta : Mitra Cedikia Press.

Brahm. 2006., Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC.

Bungin, Burhan., 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Dahlan, M.S., 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Depkes, RI., 2002. Pelayanan Terpadu Kesehatan Reproduksi di Puskesmas. Jakarta. Diah., 2012. KB Alamiah : Metode KB Alamiah, Metode Suhu, Metode Lendir Serviks,

Coitus Interuptus. jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/05/KB-alamiah-metode-kalender-metode-suhu.html diakses 18 mei 2016.

Everet, S., 2008. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi, edisi 2. Jakarta : EGC Glasier, Anna & Gebbie, Ailsa., 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

Jakarta : EGC.

Handayani, Sri., 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

Hany, Virsya., 2011. Petunjuk Lengkap dan Praktis KB Alami. Yogyakarta : Laksana. Hartanto, Hanafi., 2005. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan.

Henny., 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Pasangan Usia Subur Akseptor Kontrasepsi Non Hormonal di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa.

Hidayat, A.A., 2009. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.

Hilary, Nurdelima., 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur Dalam Memilih Metode Keluarga Berencana Sederhana Di Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat. Skripsi, Ilmu Keperawatan STIKes Deli Husada Delitua


(23)

Junita., 2008. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi Pada Istri PUS di Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu.

Kasmiadriani., 2014. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Penerapan Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) pada Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Citta dan Puskesmas Pacongkang, Kabupaten Soppeng Makasar. Skripsi : Ilmu Keperawatan Fak. Kedokteran Universitas Hasanuddin Makasar.

Llewellyn, Jones., 2005. Setiap Wanita. Jakarta: Delapratasa.

Machfoedz, Ircham., 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Fitramaya.

Manuaba, IBG., 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.

Meliani, N., 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Fitramaya.

Melvida, G., 2010. Analisis Faktor yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi pada PUS di Desa Sukadame Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

Moleong, J, Lexy., 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif . Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mubarak, Wahid Iqbal., 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan Pertama.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2010. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Noviawati Setya Arum, Dyah., (2002). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Pedak, Mustamir., 2011. Petunjuk Lengkap dan Praktis KB Alami. Jogjakarta : Laksana. Pendit, U.B., 2012. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta : EGC.


(24)

Prawirohardjo, Sarwono., 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Pinem, Saroha., 2009. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta : TIM. Proverawati, A., 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta : Mulia Medika.

Rumusan Rakerda KKB Sumut., 2014. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sumatera Utar 2016

Saifudin, Abdul., 2004. Buku Paduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sembiring, Damenta., 2014. Persepsi Wanita Usia Subur Tentang Pemilihan Metode KB Sederhana Tanpa Alat di Desa Samura Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Skripsi : Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Helvetia Medan.

Singarimbun, M, dan Effendi, S., 2008. Metode Penelitian Survei. Edisi Revisi. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.

Sitepu, Dosriani, Selli., 2012. Hubungan Pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi di Puskesmas Helvetia Medan. Jurnal, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung Medan.

Syaifudin, H., 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC.

Varney, Helen., 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC. Varney, Helen., 2002. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC.

Verralls, Sylvia., 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Jakarta : EGC. Wibowo, Daniel, S., 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: PT. Grasindo.

Zaluchu, Fotarisman., 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Bandung : Cita Pustaka Media.


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) untuk mengetahui perilaku pasangan usia subur terhadap cara penjarangan kehamilan secara alamiah atau tradisional di Kecamatan Medan Helvetia tahun 2016.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah di Kecamatan Medan Helvetia. Peneliti melakukan ditempat ini karena berdasarkan penelitian sebelumnya di wilayah kecamatan Medan Helvetia banyak ditemukan pasangan usia subur yang menggunakan metode KB alamiah dengan berbagai alasan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei tahun 2016 sampai Agustus 2016.

3.3 Pemilihan Informan

Informan dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur yang berdomisili di wilayah kecamatan Medan Helvetia yang tidak terdata sebagai peserta KB baik pemerintah maupun swasta dan menggunakan metode KB secara alamiah. Informan diperoleh dengan menggunakan metode purposif sampling yang dimana merupakan cara penarikan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti dan dilakukan dengan mengambil informan sesuai dengan jumlah sampel yang


(26)

sudah ditentukan yang ada atau tersedia di lokasi penelitian sesuai dengan konteks penelitian, menanyakan kebersediaan menjadi informan dalam penelitian yang dilakukan, apabila bersedia maka orang tersebut dapat dijadikan sebagai informan dalam penelitian (Sugiyono, 2008).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari wawancara mendalam (Indepth Interview) terhadap informan berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun. Dalam proses wawancara peneliti menggunakan alat bantu tulis, alat perekam dan kamera sebagai dokumentasi. Wawancara dilakukan ditempat yang ditentukan oleh informan.

3.5 Defenisi Istilah.

Defenisi istilah penelitian, dirumuskan sebagai berikut :

1. Perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus dari luar.

2. Karateristik informan adalah hal yang mempengaruhi informan yang berasal dari dirinya sendiri, meliputi: usia, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi.

a. Usia adalah lamanya hidup informan sejak lahir sampaipenelitian dilakukan. b. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh

dan ditamatkan oleh informan saat penelitian dilakukan.

c. Pekerjaan adalah jenis kegiatan yang dilakukan informan sehari-hari untuk dapat memperoleh penghasilan.

d. Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh informan berdasarkan UMP (upah minimum provinsi) sesuai dengan keputusan Gubernur Sumatera


(27)

Utara no. 188.44/93/KPTS tentang penetapan Upah Minimum Propinsi Sumatera Utara tahun 2014, yaitu sebesar RP. 1.505.850.-

e. Jumlah anak adalah jumlah anak yang ada dalam keluarga tersebut.

3. Sumber informasi adalah sarana pengetahuan untuk memperoleh informasi mengenai metode KB Alamiah, baik dari keluarga , lingkungan, media cetak, media elektronik, dan dari petugas kesehatan.

4. Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan).

5. Perilaku adalah suatu kegiatan aktau aktifitas makhluk hidup yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. (Notoadmodjo, 2007)

6. KB alami adalah metode untuk merencanakan kehamilan melalui observasi tanda dan gejala yang muncul pada masa subur dan tidak subur sepanjang siklus menstruasi.


(28)

3.6 Metode Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara; data yang telah dikumpulkan dirubah dari bentuk rekaman menjadi bentuk tulisan dengan mencantumkan foto sebagai dokumentasi penelitian. Analisa data dilakukan dengan analisa kualitatif berdasarkan data-data yang telah di peroleh melalui wawancara mendalam (Indepth Interview) terhadap informan dan kemudian dibandingkan dengan teori kepustakaan yang ada.


(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Medan Helvetia

Kecamatan Medan Helvetia merupakan salah satu kecamatan dari dua puluh satu kecamatan di kota Medan provinsi Sumatera Utara Indonesia. Mayoritas penduduk di kecamatan Medan Helvetia merupakan Suku Batak. Secara geografis kecamatan Medan Helvetia berbatasan dengan :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Marelan.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah.

Kecamatan Medan Helvetia yang dipimpin oleh seorang camat, saat ini terdiri dari 7 kelurahan yang terbagi atas 88 lingkungan, 169 RW, 316 RT dan 274 blok sensus. Luas wilayah kecamatan Medan Helvetia adalah 1.156.147 Ha.

4.1.2 Demografi Penduduk

Jumlah penduduk kecamatan Medan Helvetia pada tahun 2015 adalah sebanyak 178.306 jiwa, diantaranya 36.846 kepala keluarga yang terdiri dari 87.720 jiwa atau sebanyak 49,2% laki-laki, dan 90.586 jiwa atau sebanyak 50,8% perempuan.


(30)

Matrix 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016.

No Kecamatan Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan 1 Medan Helvetia 87.720 Jiwa. 90.586 Jiwa

Total 178.306 Jiwa.

Sumber : Data Kecamatan Medan Helvetia

Berdasarkan matrix 4.1 diatas maka dapat dilihat bahwa jumlah penduduk paling banyak berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Medan Helvetia adalah jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 90.586 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 87.720 jiwa.

Matrix 4.2 Distribusi Penduduk Bedasarkan Kelompok Umur Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016.

No Kelompok umur Jumlah %

1 ≤ 5 tahun 13.248 Jiwa 7,43%

2 6 – 15 tahun 18.615 Jiwa 10.44%

3 16 – 25 tahun 23.483 Jiwa 13,17%

4 26– 35 tahun 48.874 Jiwa 27,41%

5 36 – 45 tahun 31.988 Jiwa 17,94%

6 46 – 55 tahun 22.752 Jiwa 12,76%

7 ≥ 55 tahun 19.346 Jiwa 10,85%

Total 178.306 Jiwa.


(31)

Berdasarkan matrix 4.2 diatas maka dapat dilihat bahwa golongan umur terbanyak di kecamatan Medan Helvetia adalah kelompok umur 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 27,41% atau sebanyak 48.874 jiwa, kelompok umur 35 – 45 tahun sebanyak 17,94% atau sebanyak 31.988 jiwa, kelompok umur 15-25 tahun sebanyak 13,17% atau sebanyak 23.483 jiwa, kelompok umur 45 – 55 tahun sebanyak 12,76% atau sebanyak 22.752 jiwa, kelompok umur ≥55 tahun sebanyak 10,85% atau sebanyak 19.346 jiwa, kelompok umur 5 – 15 tahun sebanyak 10,44% atau sebanyak 18.615 jiwa, dan kelompok umur yang paling rendah adalah kelompok umur ≤ 5 tahun yaitu sebanyak 7,43% atau sebanyak 13.248 jiwa.

Matrix 4.3 Distribusi Penduduk Bedasarkan Agama Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016.

No Agama %

1 Protestan 85.587 Jiwa 48%

2 Khatolik 24.071 Jiwa 13.5%

3 Islam 64.101 Jiwa 35,95%

4 Budha 4.333 Jiwa 2.43%

5 Hindu 214 Jiwa 0,12%

Total 178.306 Jiwa.

Sumber : Data Kecamatan Medan Helvetia

Berdasarkan matrix 4.3 diatas maka dapat dilihat bahwa distribusi penduduk berdasarkan agama yang paling banyak di Kecamatan Medan Helvetia adalah penduduk yang beragama Kristen Protestan yaitu sebanyak 48% atau sebanyak 85.587 jiwa, penduduk yang beragama Islam sebanyak 35,95% atau sebanyak 64.101 jiwa, penduduk yang beragama khatolik sebanyak 13,5% atau sebanyak 24.071 jiwa, penduduk yang


(32)

beragama budha sebanyak 2,43% atau sebanyak 4.333 jiwa dan paling sedikit adalah penduduk yang beragama hindu yaitu sebanyak 0,12% atau sebanyak 214 jiwa.

Matrix 4.4 Distribusi Penduduk Bedasarkan Pendidikan Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016.

No Pendidikan Jumlah %

1 Belum dan Tidak Sekolah 32.951 Jiwa 18,48%

2 SD 9.539 Jiwa 5,35%

3 SMP 27.120 Jiwa 15,21%

4 SMA 56.524 Jiwa 31,7%

5 Perguruan Tinggi 52.172 Jiwa 29,26%

Total 178.306 Jiwa.

Sumber : Data Kecamatan Medan Helvetia

Berdasarkan matrix 4.4 diatas maka dapat dilihat bahwa distribusi penduduk berdasarkan pendidikan paling banyak di Kecamatan Medan Helvetia adalah penduduk yang berpendidikan setara SMA yaitu sebanyak 31,7% atau sebanyak 56.524 jiwa, penduduk yang berpendidikan setara Perguruan Tinggi sebanyak 29,26% atau sebanyak 52.172 jiwa, penduduk yang belum berpendidikan dan tidak berpendidikan sebanyak 18,48% atau sebanyak 32.951 jiwa, penduduk yang berpendidikan setara SMP sebanyak 15,21% atau sebanyak 27.120 jiwa, dan paling sedikit adalah penduduk yang berpendidikan SD yaitu sebanyak 5,35% atau sebanyak 9.539 jiwa.


(33)

Matrix 4.5 Distribusi Penduduk Bedasarkan Pekerjaan Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016.

No Pekerjaan Jumlah

1 Belum / Tidak bekerja 15,9%

2 Pegawai Negeri Sipil 22,9%

3 Pegawai Swasta 14,2%

4 Wiraswasta 11,4%

5 Ibu Rumah Tangga 16,4%

6 Pelajar / Mahasiswa 19,2%

Total 178.306 Jiwa.

Sumber : Data Kecamatan Medan Helvetia

Berdasarkan matrix 4.5 diatas maka dapat dilihat bahwa distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan paling banyak di Kecamatan Medan Helvetia adalah penduduk yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu 22,9%, penduduk yang bekerja sebagai pelajar atau mahasiswa sebanyak 19,2%, penduduk yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 16,4%, penduduk yang belum bekerja dan tidak bekerja sebanyak 15,9%, penduduk yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 14,2%, dan paling sedikit adalah penduduk yang bekerja sebagai Wiraswasta yaitu sebanyak 11,4%.


(34)

Matrix 4.6 Distribusi Sarana Kesehatan Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016.

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit 4 Unit

2 Puskesmas 1 Unit

3 Posyandu 56 Unit

4 Bidan Praktek Swasta 15 Unit

5 Puskesmas Pembantu 2 Unit

Total 78 Unit

Sumber : Data Kecamatan Medan Helvetia

Berdasarkan matrix 4.6 diatas maka dapat dilihat bahwa distribusi sarana kesehatan yang tersedia di Kecamatan Medan Helvetia total berjumlah 78 unit dimana sarana kesehatan yang paling banyak adalah posyandu sebanyak 56 unit, kemudian bidan praktek swasta sebanyak 15 unit, rumah sakit sebanyak 4 unit, puskesmas pembantu sebanyak 2 unit dan puskesmas induk sebanyak 1 unit.

Matrix 4.7 Distribusi Jumlah Pasangan Usia Subur Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016.

No Pasangan Usia Subur Jumlah %

1 Peserta KB Aktif 17.936 Jiwa. 70,43% 2 Bukan Peserta KB 7.529 Jiwa 29,57%

Total 25.465 Jiwa.

Sumber : Data Kecamatan Medan Helvetia

Berdasarkan matrix 4.7 diatas maka dapat dilihat bahwa jumlah pasangan usia subur di Kecamatan Medan Helvetia adalah sebanyak 25.465 jiwa atau sebanyak 14,28%


(35)

Keluarga Berencana aktif adalah sebanyak 70,43% atau sebanyak 17.936 jiwa, dan jumlah pasangan usia subur yang belum terdaftar sebagai peserta program Keluarga Berencana adalah sebanyak 29,57% atau sebanyak 7.529 jiwa.

Matrix 4.8 Distribusi Peserta Keluarga Berencana Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016.

No Peserta KB Jumlah %

1 Peserta KB Pemerintah 8.238 Jiwa. 45,9% 2 Peserta KB swasta 9.698 Jiwa. 54,1%

Total 17.936 Jiwa.

Sumber : Data Kecamatan Medan Helvetia

Berdasarkan matrix 4.8 diatas maka dapat dilihat bahwa distribusi peserta program Keluarga Berencana yang terdata di Kecamatan Medan Helvetia yaitu peserta program Keluarga Berencana swasta sebanyak 54,1% atau sebanyak 9.698 jiwa dan peserta program Keluarga Berencana Pemerintah sebanyak 45,9% atau sebanyak 8.238 jiwa.

Matrix 4.9 Distribusi Wanita Usia Subur Tidak menjadi peserta KB Aktif Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016.

No Alasan Jumlah %

1 Hamil 810 Jiwa. 10,76%

2 Ingin Anak Tetapi Ditunda 3.619 Jiwa. 48,07% 3 Ingin Anak Segera 1.625 Jiwa. 21,57% 4 Tidak Ingin Anak Lagi 1.475 Jiwa 19,60%

Total 7.529 Jiwa.


(36)

Berdasarkan matrix 4.9 diatas maka dapat dilihat bahwa distribusi pasangan usia subur yang tidak terdaftar sebagai peserta program Keluarga Berencana memiliki beberapa alasan diantaranya : pasangan usia subur yang ingin memiliki anak tetapi ditunda sebanyak 48,07% atau sebanyak 3.619 jiwa, pasangan usia subur yang ingin anak segera sebanyak 21,57% atau sebanyak 1.625 jiwa, pasangan usia subur yang tidak ingin anak lagi sebanyak 19,60% atau sebanyak 1.475 jiwa, dan pasangan usia subur yang dimana istrinya sedang hamil sebanyak 10,76% atau sebanyak 810 jiwa.


(37)

4.2. Gambaran Informan 4.2.1. Karakteristik Informan

Karakteristik informan meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan jumlah anak.

Matrix 4.10 Karakteristik Informan

No Nama Umur

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Keluarga /

Bulan

Jumlah anak

1 Informan 1 35 thn dan 28 thn D3 dan SMA Wiraswasta dan IRT

± 3.000.000 3 orang

2 Informan 2 34 thn dan 30 thn S1 dan D3 PNS dan Peg. Swasta

± 5.000.000 2 orang

3 Informan 3 36 thn dan 28 thn S1 dan S1 PNS dan Wiraswasta

± 4.000.000 4 orang

4 Informan 4 31 thn dan 25 thn S1 dan SMA Peg. Swasta dan IRT

± 2.600.000 3 orang

5 Informan 5 30 thn dan 26 thn S1 dan S1 PNS dan PNS

± 6.500.000 3 orang


(38)

6 dan 34 thn

dan S1

dan Peg. Swasta

Berdasarkan matrix 4.10 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik informan berdasarkan umur bervariasi antara umur 25 tahun – 42 tahun, dimana umur suami adalah mulai dari umur 30 tahun – 42 tahun, dan umur istri adalah mulai dari umur 25 tahun – 34 tahun, hal ini menunjukakakan bahwa usia informan merupakan usia subur. Berdasarkan pendidikan, maka pendidikan informan sudah cukup baik dan bervariasi yaitu dimulai dari tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat, hingga setara Sarjana (S1). Berdasarkan matrix diatas dapat kita lihat bahwa semua informan yang merupakan suami telah memiliki pekerjaan dan memiliki penghasilan, sedangkan hanya dua orang diantara 6 orang informan yang merupakan istri yang bekerja sebagai ibu rumah tangga selain dari pada itu memiliki pekerjaan dan memiliki penghasilan sendiri. Matrix informan diatas menunjukakakan bahwa penghasilan pasangan dalam keluarga berada di atas rata-rata upah minimum provinsi (UMP) dimana sesuai dengan surat keputusan gubernur Sumatera Utara No. 188.44/93/KPTS tentang penetapan upah minimum provinsi tahun 2014 ditetapkan sebesar Rp. 1.505.850. Berdasarkan matrix diatas juga kita dapat melihat bahwa pasangan usia subur yang menjadi informan sudah memiliki anak, minimal 2 orang dan paling banyak memiliki 5 orang anak. Informan yang dipilih juga merupakan pasangan usia subur yang menggunakan metode KB alamiah.


(39)

4.2.2 Matrix Perilaku Informan

1. Matrix Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Jumlah Anak.

Matrix 4.11 Matrix Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Jumlah Anak Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016.

Informan Pernyataan

1 I : Ahh, gak setuju lah dek, anak kami aja udah 3 orang. S : Hahaha.. Kalau kami setuju kan gak tiga anak kami. Itu

kan gak dipaksa, Cuma himbauan saja, yah pilihan tergantung keluarga lah dek (maksudnya saya dan istri). I : Kalau banyak anak itukan berkat, tapi kalau ga

sanggup-nya nanti di besarkan dan disekolahkan dengan baik bagus ga usah banyak-banyak kali punya anak, kasihan nanti anaknya, kasihan juga bapak mamaknya mencari kebutuhan anak.

S : Anak perempuan atau anak laki-laki sama aja, kalau bagus-nya sekolahnya, bagus didik yah mudah-mudahan jadi kebanggaan lah nantinya. Kalau orangtua atau keluarga yang lain mendukungnya terus, asal bisa diurus dan sanggup.

I : Ini aja anak kami perempuan semua, tapi keluarga ga maksa untuk harus punya keturunan anak laki-laki, karena jaman sekarang ini sama aja-nya itu.

2 S : Kalau kami kebetulan anak kami udah sepasang, tapi maunya satu lagi lah cowok biar ada yang jaga kakaknya. Kalau besar juga ada yang kami harapkan, anak perempuan kan nantinya ikut suami.

I : Banyak anak banyak rejeki itu pikiran jaman dulu itu dek, karena dulu kalau banyak anaknya banyak yang bantuin dia diladang, sekarang banyak anak bikin kita harus berpikir gimana cara nyekolahinnya, ngebesarin lagi. Kalau banyak kali nanti pusing lah.


(40)

S : Di keluarga kami opung kami yang suka anak cowo banyak tapi itupun cuma dibilang aja ga dipaksa kali. Nanti kalau ada adenya cowo satu lagi udahlah stop aja, yah mumpung masih sanggup ya gapapalah satu lagi. 3 S : Hahaha, kamilah satu yang ga ikut program itu dek, udah

empat anggota kami. Pemerintah cuma nyuruh dua orang. I : Ia dek, berarti kami ga setuju lah, karena anak kami bukan

dua. Hahaha...

Banyak anak? udah banyak anak kami dek hahahaha, segini udah banyak lah menurut kami. Perempuan atau laki-laki sama ajalah itu, tp untung anak kami 3 perempuan 1 laki-laki jadi udah lengkapkan.

S : Keluarga biasa aja, yang penting senang mereka ada cucu mereka, tante dan omnya udah punya keponakan, mereka terima-terima aja mau berapapun anak kami, asal jangan sampe keseblasan aja. Hahhaha..

I : Tapi dulu rencana kami mau 2 perempuan 2 laki-laki dek, Cuma udahlah, udah 4 orang cukuplah dulu.

S : Itulah dek, rencana kita berbeda pula dengan rencana Tuhan. Hehehe..

4 I : Hmm,, gimana yaa?? Kalau saya bilang setuju, anak saya udah tiga. Hmm...

S : Ehmm sebenarnya kami dulu berencana untuk punya anak 2 saja, tapi pas lahiran anak kedua istri selalu pakai metode ASI, karena kata bidannya hari itu kalau lagi menyusui bisa menunda kehamilan, tapi itulah dek masih jalan 3 bulan setelah melahirkan eh udah hamil lagi istri saya, makanya sekarang anak kami tiga orang.

I : Ia dek, yahhh.. kami angggap itu rejeki dari Tuhan. Kan kalau Tuhan kasi tidak mungkin kita menolak yaa..

Banyak anak itu dek tergantung tiap orang, ada yang merasa kalau anaknya 3 masih kurang, ada juga yang


(41)

orang udah gak kayak dulu, soalnya biaya hidup meningkat dek, kasihan kan kalau anaknya ga bisa di sekolahkan.

S : Yang penting kalau kami sih merasa ini sudah cukuplah, banyak kali juga nanti bisa bahaya. Perempuan/laki-laki sama saja, ini sudah jaman emansipasi, sama aja anak laki perempuan yang penting sukses kita bikin anak-anak yang sudah dititipkan Tuhan sama kita. Hahaha...

I : Ia betul itu dek, intinya bersyukur selalu.

Keluarga besar yah tetap dukung saja berapapun anaknya, yang penting bahagia. Palingan kalau kumpul-kumpul jadi rame kami dek.

5 S : Saya sebenarnya setuju, tapi yang satu lagi terlanjur. Mau kek mana dek, kebablasan yang bungsu, jadinya tiga orang anak kami.

Banyak anak banyak rejeki itu istilah dulu dek, saat pendidikan itu tidak penting.

I : Sebenarnya saya juga lebih setuju dua anak cukup tapi bolehlah gak apa-apa paling banyak tiga.

S : Idealnya sih pasangan, tapi menurut saya 2 anak laki-laki dan satu anak perempuan itu bagus.

I : Neneknya pengen anak laki-laki lebih banyak 70% dan anak perempuan 30% aja dalam keluarga, tapi sebenarnya kalau kami sama aja sih yang penting bisa kami urus lah. 6 S : Wahh, enggak setuju lah dek. Kalau Cuma dua sepi kali

rumah.

I : Ia dek, kami sukanya isi rumah itu selalu ramai. Kalau sikit, nanti udah besar mereka pun kan sekolah, cari kerja kemana-mana. Kalau banyak kan masih bisa ada jarak sama kakaknya sekolah.

S : Banyak anak banyak rejeki itu benar dek, karena kalau jadi orang anak kita itu apa ga bangga kita? Apa ga enak kita nanti? Jadi banyak lah keturunanku nanti.


(42)

I : Yah, kalau banyak anak kan dek, kalau mereka sukses kita juga yang bahagia. Kalau kami 5 anak ini sudah cukup lah dek, saya juga sudah tidak bisa hamil lagi. Resiko tinggi kalau mau punya anak lagi.

S : Perempuan atau laki sama saja, kebetulan anggotaku agak timpang hanya satu gadisku. Tapi biarlah dijaga abang adeknya dia nanti.

Ibu saya selalu bilang, berapapun anak disyukuri saja, diurus dan dididik dengan baik, kalau kita baik, anak kita juga baik pastinya.

Berdasarkan matrix 4.11 diatas, maka dapat kita lihat bahwa semua informan (pasangan usia subur) dalam penelitian ini tidak setuju dengan program pemerintah yang menganjurkan bahwa dua anak cukup dengan alasan yang berbeda. Alasan yang paling banyak diungkap oleh informan dalam penelitian ini adalah karena jumlah anak informan yang sudah melebihi dari dua orang. Meskipun ada informan yang masih memiliki dua orang anak tetapi mereka berencana menambah anak lagi.


(43)

2. Matrix Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Keluarga Berencana.

4.12. Matrix Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Keluarga Berencana di Kecamatan Medan Helvetia 2016.

Informan Pernyataan

1 S : Keluarga berencana itu program yang dibuat pemerintah untuk mengurangi banyaknya jumlah penduduk dengan cara mengurangi kelahiran.

Perlu dek terlibat dalam program keluarga berencana karena selain mengatur jumlah anak, dengan KB kita bisa mengatur jarak kehamilan juga dek.

I : Banyak lah jenis KB ada suntik, spiral, kondom, trus kb alamilah kayak yang kami pakai.

2 S : KB itu cara penjarangan kehamilan yang merupakan program pemerintah untuk membatasi jumlah anak dan menjarangkan kelahiran. Iya kan ma?

I : Ia. Betul itu, setauku juga itu, soalnya itu masalah sekarang di negara ini. Semakin banyak yang lahir, semakin banyak calon pengangguran. Ada kaitannya itu kan dek? Makanya pemerintah buat program yang menghimbau masyarakat supaya ikut KB. Jangan pula sampe kayak negara Jepang atau Cina itu, disana anak cuma boleh satu, selebihnya kenak denda atau dihukum ntahlah. Yang penting di negara kita masih toleransi.

Kami terlibat dek, tapi kami yang pakai metode alami aja. Jenis KB banyak lah kalau kami pake kb kalender aja, ada

juga kb suntik, pil, susuk, spiral.

S : Kontrasepsi mantap atau dipotong pas operasi, itu kemarin ditawarkan di rumah sakit kan kakakmu operasi pas melahirkan, tapi kami ga mau dek, masih mau nambah satu soalnya.


(44)

3 S : Keluarga berencana itu program pemerintah untuk menekan jumlah penduduk dengan membatasi kehamilan dan kelahiran.

I : KB itu metode kontrasepsi untuk merencanakan jumlah anak pa.

Kami terlibat dek dengan metode sederhana yang lebih praktis dan alami.

S : Jenis KB yang kami tau ehmm, tembak luar, asi, kalender, pil, suntik, spiral, operasi, susuk, pake kondom juga, itu ajalah kayaknya.

4 S : Keluarga berencana itu adalah merencanakan keluarga yang bahagia dengan memiliki cukup anak dengan jarak yang pas.

I : Ya, sekalian supaya penduduk dapat lebih terkendali. Udah banyak kali manusia soalnya.

S : Terlibat dalam keluarga berencana itu penting, karena kita bisa membatasi jumlah anak yang mau dilahirkan.

I : Banyak dek, ada susuk, spriral, suntik, pil, hormon, diikat, ya kalau kami masih pakai cara tradisional, kayak metode ASI, hitungan masa subur, tembak luar, dari lendir juga bisa tau dek masa subur.

5 S : Merencanakan dan membatasi jumlah anak secara terkoordinir, supaya ada jarak kelahiran dan membatasi jumlah anak juga.

Sangat perlu dek, karena itu sangat membantu pasangan dalam merencanakan kehamilan, jumlah anak dan jarak usia antara anak yang satu dan yang lainnya

I : Jenis KB yang saya ketahui spiral, KB alami, Implant, Pil, dan Suntik hanya itu yang saya tau, kalau kurang tambahi ya dek.


(45)

menganjurkan 2 anak, padahal ga semua orang mau punya anak hanya 2. Hahaha..

Kalau untuk perencanaan kehamilan ya kita pake teknik KB lah dek.

I : Bukan pa, keluarga berencana itu kan program yang dianjurkan pemerintah untuk mengurangi kelahiran, karena masyarakat indonesia ini semakin padat.

S : Ia ma, anggota keluarga kita yang juga ikutan bikin padat. Hahahah..

I : KB banyak dek, ada hormon, AKDR, ada tradisional, ada dengan alat, ada juga operasi, pokoknya ya itulah yang saya tau.

Berdasarkan matrix 4.12 diatas maka dapat dilihat bahwa seluruh informan mengatakan bahwa keluarga berencana merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi kelahiran, mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan mengatur jarak kehamilan atau merencanakan kehamilan.


(46)

3. Matrix Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Keluarga Berencana Alamiah. 4.13. Matrix Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Keluarga Berencana Alamiah

di Kecamatan Medan Helvetia 2016.

Informan Pernyataan

1 I : Kami lebih senang metode alami dek, karena itu dilakukan bersama pasangan. Contohnya kan tembak luar, itu kan harus keduanya terlibat. Pakek kondom juga gitu, kan itu sudah melibatkan 2 orang atau pasangan. Jadi ga cuma istri aja terus yang terlibat kayak disuntik, pasang spiral, susuk atau lainnya.

S : Metode alami itu dek, metode KB yang dilakukan tanpa bahan kimia atau tanpa tindakan medis.

Metode ini lebih gampang dipraktekakakan, terus juga praktis, hanya butuh sedikit konsentrasi saja.

I : Metode yang pernah kami coba paling sering tembak luar, pakai kondom, metode perhitungan masa subur atau kalender, ya itu ajalah dek.

Metode alami itu simpel, terus ga ada efek samping. Yang lain banyak efek sampingnya. Takut ibu.

Sampe sekarang alhamdulilah berhasil, belum pernah kecolongan. Meskipun pernah tertembak didalam tapi ga sampe hamil, mungkin lagi masa ga subur dek, jadi aman. S : Nah, kalau tembak luar ini kan dek gak puas kadang,

soalnya harus fokus untuk mencegah nembak didalam jadi ga maximal lah dek. Adek kan udah dewasa, bidan lagi, jadi gapapa lah ya saya ngomongnya blak-blakan begini. I : Kalau masa subur kadang ibu ngitungnya ini yang males,

soalnya haid ibu ga teratur dek, jadi pake-pake rumus, kadang ibu lupa nyatet tanggal, jadi makanya lebih sering pake cara tembak luar.


(47)

aja 2 butir. Sampe sekarang ga pernah gagal lah. 2 S : Kalau itu dek istri saya yang tau jawabannya.

I : Saya lebih suka pake KB alami karena lebih sedikit resikonya dek. Hanya satu resiko yang paling besar yaitu hamil, nah karena anak saya masih dua jadi menurut saya itu ga masalah, lagian kami berencana untuk buat anak satu lagi jadi gak apa-apa kan kalau saya hamil lagi. Saya takut dek minum pil, suntik apalagi yang susuk sama spiral itu kan dimasukakakan dalam tubuh jadi saya takut ga cocok lah atau apa nanti resikonya. Mamak teman anak saya disekolah pakai suntik dari langsing kali jadi gembrot sekarang dek, dulu dia masih anak pertama cantik putih, sekarang udah hitam, banyak flek di wajahnya, makanya saya ga mau ambil resiko.

S : Nah itulah dek, kalau laki-laki masalah itu kan ngikut aja. Kalau istri ga cocok ngapain kita paksakan dia. Kalau saya yang penting istri saya nyaman, ya saya setuju aja.

I : Metode Kalender, kan itu harus tau masa subur. Kalau pas masa subur atau dekat-dekat masa subur kami pake kondom aja dek. Berhasil dek, saya dari anak pertama pakai metode ini, kehamilan anak kedua itu terencana. Jadi pas mau hamil lagi, dimasa subur suami saya ga pake kondom lagi. Hanya dua atau tiga bulan kami pakai cara itu saya hamil. Jadi KB alami ini sangat membantu kami dek. Ini juga mau pake cara itu lagi supaya anak ketiga jaraknya dengan abangnya jangan dekat kali. Saya tidak ada keluhan menggunakan metode ini, karena kebetulan haid saya teratur sekali, jadi semuanya gampang, bisa direncanakan dengan baik, makanya saya senang menggunakan metode ini. Saya juga menganjurkan sama beberapa teman saya, tapi ya pilihan tergantung mereka lah. Ya belum pernah gagal lah dek, jadi kami enjoy-enjoy aja. Hahahaha.


(48)

3 I : Karena yang saya tau metode hormonal itu efek samping nya banyak. Jadi saya lebih memilih metode KB alami, dan kebetulan saya cocok dengan metode ini. Kan saya pakai sistem kalender, yaudah pas masa subur kalau kebetulan pengen campur tinggal pakai kondom atau tembak diluar aja dek, itu kan juga cara KB juga kan? Selama ini belum ada keluhan apapun lah, karena itu kan semuanya kita dan pasangan yang atur.

S : Mudah-mudahan ga pernah kami gagal dek, berhasil kog yang kami coba selama ini.

4 I :Alasan memakai keluarga berencana alami, karena cukup simple dan praktis. Kalau pakai pil harus diminum setiap hari, nah kalau lupa gimana? Apalagi saya kurang suka minum obat-obat begitu. Kalau suntik harus rutin, minimal 3 bulan sekali. Kalau spiral takut ahh, dimasukin kedalam rahim manatau bahaya lho.

S : Metode alamiah itu menurut saya metode sederhana dalam mengatur kehamilan. Ga banyak aturan juga, pokoknya cukup gampang untuk dipraktekakakan.

I : Saya waktu melahirkan anak yang ketiga, pake metode ASI, kata bidan saya itu bisa menjarangkan kehamilan atau sebagai alat KB. Tapi rupanya hamil lagi, jadi sekarang saya pake yang sistem kalender saja.

Metode ini cukup berhasil dek, dan kami juga sepakat pakai metode ini saja. Lebih gampang menghitung masa subur dibandingkan harus ke klinik untuk suntik.

5 S : Keluarga berencana alami itu melibatkan dua orang suami dan istri. Jadi menurut saya metode ini membuat kita sama-sama terlibat dalam program ini. Kalau metode suntik, metode pil, metode susuk dan semua yang hanya melibatkan istri saja itu tidak adil buat perempuan.


(49)

cocokan, sedangkan saya orang yang gampang alergi terhadap sesuatu. Jadi kalau alami kan ga ada masalah. Banyak teman yang ngeluh ga haid lah, ada yang kalau haid banyak keluar darah lah, ada yang makin gembrot lah, ada yang payudaranya sakitlah, mukanya jadi banyak flek, yang pakai spiral ga nampak benangnya. Kan serem dek. S : Mungkin yang jadi masalah memakai metode alamiah ini

palingan kalau hamil lagi. Hahaha... Eh tapi metode yang pake suntik, susuk dan lainya itu juga bisa kog hamil lagi dibuatnya. Kawan saya istrinya hamil lagi, padahal dia minum pil, tapi semenjak minum pil istrinya jadi makin gemuk. Makanya saya larang istri saya.

I : Kami pakai metode kalender. Haid saya teratur jadi lebih gampang hitungannya. Siklus haid saya 28 hari, jadi 14 hari sesudah dan 14 hari sebelum itu puncak masa subur saya.

S : Kalau dia lagi masa subur, palingan kami pake metode satu lagi, pake kondom atau tembak diluar. Jadi aman kan? Ya supaya ga salah pake kondom lah dek. Antisipasi kehamilan ga terlalu kami pikirkan. Kalau hamil ya udah kita urus aja sampe besar.

I : Tapi belum pernah lah dek kita gagal. Semoga tetap berhasil kami dengan metode ini.

6 I : Alasaanya karena saya suka, ga ribet, ga perlu bolak-balik ke klinik, ga banyak masalah. Temen saya yang suntik-suntik jadi jelek, kulitnya kusam, jerawatan, ah pokoknya banyak masalah mereka dek. Aku mana mau kayak gitu, karena saya kerja dibidang pelayanan jadi harus tetap jaga body, jaga kulit, jaga semua lah, jangan sampe saya jadi jelek cuma karena pakai KB suntik. Pekerjaan saya menuntut untuk selalu tampil cantik dan maksimal, jadi ga berani macem-macem saya dek. Sampai sekarang aja saya pakai bedak milih-milih.


(50)

S : Itulah dek, kalau wanita ini banyak kali pertimbangannya, jadi kalau masalah begini saya ikut istri aja.

I : Metode yang kami pakai sistem kalender. Jadi udah dibuletin tanggal di kalender pake spidol merah, kalau masa subur jangan campur. Hahhaha, untung papa anak-anak ngerti.

S : Apalagi udah lima orang anak kami dek, hati-hati sekali kami kalau udah masa subur, nanti kalau terlanjur lagi jadi setengah lusin anak kami. Hahaha.

I : Untuk mencegah hamil, kalau ragu dengan tanggal deket-deket masa subur saya suruh suami pakai kondom atau jangan tembak didalam.

S : Anak kelima ini akibat kebablasan juga ini dek. Hahaha.. kayaknya kami lupa tanggal hari itu.

Berdasarkan matrix 4.13 maka dapat dilihat bahwa hampir seluruh informan memilih memakai metode KB alamiah karena tidak ada efek samping yang merugikan. Jenis KB alamiah yang digunakan adalah sistem kalender dan senggama terputus.


(51)

4. Matrix Perilaku Pasangan Usia Subur Terhadap Penggabungan Metode Kontrasepsi.

4.14. Matrix Perilaku Pasangan Usia Subur Terhadap Penggabungan Metode Kontrasepsi di Kecamatan Medan Helvetia 2016.

Informan Pernyataan

1 S : Bisa dek digabung, itulah kalau udah kebablasan istri saya palingan minum pil KB 2 butir. Tapi itu jarang kali dek, kami kalau mau yang enak ya pake kondom aja lah.

I : Kadang minum “Postinor” juga dek, tapi jarang banget, soalnya kami selalu kendalikan diri lah.

Sampai sekarang metode ini aman-aman saja, kalau udah masa subur kegagalannya baru minum pil. Dan alhamdulilah sampe sekarang ga sampe hamil lah. Kami tiga anak sesuai dengan rencana semua kelahirannya. Metode lain, pernah dengar sih dengan melihat lendir kita, kalau kental katanya masa subur. Pernah coba juga sih, tapi saya ga begitu memperhatikan lendir saya juga.

2 I : Ooo, untuk apa digabung dengan metode lainnya? Kalau udah cocok dengan satu metode ya udah itu aja.

S : Mungkin maksudnya kalau udah terlanjur atau takut gagal ya dek?

I : Kalau udah terlanjur ya minum pil anti hamil aja dek, gampang kan.

Tapi kami ga pernah coba menggabungkan dek, karena sampai sekarang metode yang saya pakai cukup berhasil. Mungkin suatu saat nanti kalau saya ga mau hamil lagi tapi sudah salah hitung masa subur, untuk antisipasi hamil ya saya minum pil saja.

3 I : Sampai saat ini saya hanya pakai sistem kalender ini dek digabung dengan metode senggama terputus atau pakai kondom saja. Hanya menurut bidan saya kalau takut hamil


(52)

pas sudah terlanjur maka minum pil aja, ya saya sih ga pernah coba.

4 I : Sepengetahuan saya bisa dek, saya juga pernah dikasitau sama bidan saya, kalau misalnya takut hamil, setelah campur boleh minum pil. Cuma sekali saya pernah coba, pakai “Postinor” kalau ga salah namanya.

5 I : Pengalaman kami sih pernah kami menggabungkan juga pakai pil KB dek, tapi bukan berarti itu jadi pilihan kami dalam ber-KB. Cuma dua kali kalau ga salah kami pakai pil. Itupun karena udah mendesak kali.

6 I : Kalau masalah menggabung dengan metode lain ga pernah. Sampai sekarang masih pakai sistem kalender aja. Ohh, pakai kondom lah, itu kan bukan alami, itukan dengan alat yaa dek. Kami penggabungannya dengan pakai kondom.

Berdasarkan matrix 4.14 maka dapat kita lihat bahwa pengetahuan informan terhadap penggabungan metode KB atau memilih KB alternatif untuk pencegahan kehamilan adalah dengan meminum pil KB. Beberapa Informan mengatakan bahwa dianjurkan untuk menggunakan pil KB jenis “Postinor”.


(53)

5. Matrix Perilaku Pasangan Usia Subur Berdasarkan Sumber Informasi.

4.15. Matrix Perilaku Pasangan Usia Subur Berdasarkan Sumber Informasi di Kecamatan Medan Helvetia 2016.

Informan Pernyataan

1 S : Informasi tentang KB udah banyak sekarang dek, di iklan televisi ada paling sering iklan kondom sutra, di poster puskesmas, ya paling banyak dapat informasi dari bidan lah dek.

I : Dari bidan lah paling banyak dapat ilmu tentang KB ini, terus dari ibu dan mertua saya, dari teman, dari eda-eda saya yang sudah lebih pengalaman juga. Pokoknya banyak dek.

Ya kalau saya sih paham yaa, makanya bisa berhasil praktiknya.

S : Informasi yang didapatkan bermanfaat buat kami lah, jadi kami bisa mempraktekakakan dalam keluarga kami. Kadang kita harus belajar dari pengalaman orang, biar kita bisa berhasil dalam melakukan sesuatu.

2 I : Dari bidan yang nangani saya juga dek lebih banyak lagi, trus dari dokter juga.

Kalau info tentang kesehatan begini lebih enak dengarin dari bidan sih dek, karena kadang dokter kakak ga begitu banyak kasi penyuluhan, soalnya pasiennya banyak, jadi ga sempat banyak-banyak kali bicara. Cukup puas lah dek, ditambah lagi wawasan dari teman.

3 S : Dari bidan dek, karena istri saya selama hamil, melahirkan selalu sama bidan berobatnya. Jadi ya semua informasi kesehatan dapatnya dari bidan.

I : Tapi sudah mulai ada iklan kondom di televisi ya, diatas jam 9 malam biasanya banyak muncul. Yang angkat beban itu cowoknya, hahaha..


(54)

4 I : Saya banyak dapat informasi dari bidan dek, saya kan melahirkan di bantu oleh bidan. Waktu saya melahirkan anak yang kedua ditawarkan tentang KB sama bidannya. Karena saya memilih untuk keluarga berencana alami ya dijelaskan sama bidannya. Saya paham dengan metode yang disampaikan, meskipun hari itu saya sudah dikasitau sama bidan itu kalau metode ASI kurang efektif tapi saya tetap coba. Karena gagal, makanya saya diajarin pakai metode alamiah yang lain. Informasinya cukup jelas, saya senang sama ibu (bidan) itu karena dia sabar dalam menjelaskan apa yang kita tanyakan.

5 I : Dari dokter, dari bidan, dari mertua, dari ibu saya, dari puskesmas. Banyak lah dek. Cukup dapat kami paham dek, karena kalau dari bidan dia jelas memberi informasi.

6 I : Kami mendapat informasi dari dokter, karena saya lebih banyak konsul ke dokter masalah ini dek. Ada juga dari bidan, karena saya pernah melahirkan ditolong bidan, jadi bidannya juga menganjurkan saya ber-KB saat itu. Banyak informasi yang saya dapat tentang KB ini juga dari teman – teman tapi kalau dari mereka yang efek sampingnya paling banyak.

Berdasarkan matrix 4.15 maka dapat kita lihat bahwa informan mendapatkan informasi dari petugas kesehatan, baik itu dari bidan maupun dari dokter. Sumber informasi lainnya didapatkan dari lingkungan, yaitu dari teman – teman, saudara, orangtua dan lainnya.


(55)

6. Matrix Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Peran Petugas Kesehatan.

4.16. Matrix Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Peran Petugas Kesehatan di Kecamatan Medan Helvetia 2016.

Informan Pernyataan

1 S : Peranan petugas kesehatan banyak lah dek, bidan istri saya banyak kasi penyuluhan kalau kami kesana. Karena istri saya sering konsultasi sama bidannya.

I : Betul dek, kemarin waktu hamil si bungsu kakak sudah dikasi penyuluhan untuk pakai KB, tapi kakak lebih suka yang sederhana saja. Bidan kakak juga yang ajarin kakak teknik kelender, cara menghitung masa subur, dia juga yang bilang kalau keceplosan pake postinor aja. Menurut kakak sih sekarang petugas kesehatan peduli sih, tapi ga tau juga ya apa karena dia bidan swasta makanya jadi lebih peduli.

Yang dianjurkan sih pertama selesai melahirkan itu suntik, tapi karena kakak ga mau pake hormon (takut ga cocok), spiral juga takut makanya bidan kakak sarankan pakai metode ASI dan kalau berhubungan tembak luar atau minimal pake kondom.

S : Ngobrol-ngobrol begitu lah dek. Palingan kalau ada penyuluhan sesekali. Kami jarang ke Puskesmas, paling kakak mu yang mash rajin ke posyandu karena bawa adekmu kan.

I : Kadang mau dek di posyandu juga dibuat penyuluhan, kalau mahasiswa sering pake poster bagi-bagi kertas penyuluhan, mau pake infokus juga.

2 S : Seperti yang saya bilang tadi, peran mereka cukup besar. Kami dapat info kesehatan paling banyak sama mereka, dan kami cukup puas dengan pelayanan mereka.


(56)

bagus dan detail. Orangnya juga ramah. Kalau orang di puskesmas kan kalau penyuluhan secara menyeluruh, jadi kadang kita kalau nanya ya sekedarnya saja.

Itulah dek, karena saya ga mau KB hormon, makanya bidan saya anjurkan metode kalender. Katanya lebih gampang karena siklus haid saya teratur.

Metode penyuluhannya, ehmm kayak seminar gitu ada yang bicara di depan. Terus nanti dibagikan leaflet untuk kami bawa pulang. Tapi kalau penyuluhan sama bidan saya, kami face to face dek, lebih personal.

3 I : Bagus, saya mengerti kalau dijelaskan sama bidan saya. Suami saya juga selalu diberikan informasi yang sama kalau dia ikut antar saya. Kan sebenarnya program KB ini untuk sepasang dek, bukan cuma untuk istri aja.

S : Mulai dari anak ke dua kami sudah dianjurkan untuk terlibat KB dek. Istri saya ga mau, jadi kami minta pake metode alami aja.

I : Yang dianjurkan metode kalender, itu yang diajarkan sama bidan saya dek. Metode yang digunakan dengan bicara seperti ini lah dek, dia ajarkan saya ya pake kalender. Hehehehe..

4 I : Peran petugas kesehatan sangat penting lah dek, kalau ga diajarin betul sama ibu itu pasti gagal lagi lah kami. Ya pas melahirkan anak kedua dia tawarin langsung, jadi menurut saya bidannya peka dengan apa yang kita butuhkan. Karena saya baru selesai melahirkan hari itu ya disuruh dulu pake metode ASI, sekarang disuruh pake metode kalender lah. Penyampaiannya seperti metode konsultasi dek, kayak kalau kita berobat nanya-nanya begitulah, trus dijawab sama bidannya.

5 S : Menurut saya untuk mendapatkan informasi yang pasti itu ya harus sama petugas kesehatan. Karena kalau


(57)

dibanding fakta. Jadi petugas kesehatan sangat berperan penting dalam hal ini.

I : Kalau dokter selalu mau menjawab pertanyaan kami. Di prakteknya pun banyak leaflet tentang info kesehatan. Dokter menyarankan kami untuk terlibat supaya bisa mengatur jarak kehamilan. Dengan konsultasi kami dibimbing sama dokter.

6 S : Petugas kesehatan kayak dokter banyak kasi info sih dek, kami lebih percaya dengan jawaban medis dibanding info yang ga jelas.

I : Karena kan mereka udah belajar tentang itu, mendalami tentang itu. Jadi kami lebih yakin. Tapi pengalaman teman-teman saya juga penting untuk jadi bahan pertimbangan kami dek.

Kalau dokter kami bagus menjelaskannya, kalau konsultasi dia mau menjawab semua pertanyaan kami. Dokter menganjurkan metode kalender lah dek, karena saya benar-benar ga mau pakai metode hormonal atau spiral.

Berdasarkan matrix 4.16 maka dapat dilihat bahwa petugas kesehatan sangat berperan penting dalam memberikan informasi tentang metode KB alamiah kepada informan. Metode yang dipakai dalam penyampaian informasi adalah metode konsultasi.


(58)

BAB V PEMBAHASAN

Dewasa ini keluarga berencana merupakan program yang sangat erat dengan kehidupan pasangan usia subur. Hal ini bukan hanya semata-mata program pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia yang semakin padat saja, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai metode untuk mengatur jumlah anak dan menjarangkan kehamilan. Dari banyaknya ragam metode kontrasepsi, metode alamiah merupakan salah satu metode yang masih diminati oleh pasangan usia subur. Hal ini berkaitan dengan perilaku pasangan usia subur dalam menetapkan pilihan terhadap metode kontrasepsi.

Seiring dengan meluasnya pilihan kontrasepsi yang ditawarkan program, penyedia layanan harus memutuskan bagaimana memberitahu klien mengenai berbagai pilihan kontrasepsi untuk mereka. Memberitahu semua klien mengenai setiap metode yang tersedia pada umumnya tidak praktis karena tidak semua metode sesuai dengan pemakai, dan waktu penyediaan layanan yang terbatas sebaiknya digunakan untuk membahas kebutuhan individual klien. Hubungan antara seorang wanita dengan pasangannya juga menjadi faktor dalam menentukan pemilihan metode kontrasepsi tertentu. Karena pada banyak masyarakat, pasangan tidak saling berkomunikasi mengenai keluarga berencana. Pihak wanitalah yang paling sering memperoleh dan menggunakan kontrasepsi bila ingin mengontrol kesuburannya.

Beberapa metode kontrasepsi hanya melibatkan salah satu dari pasangan usia subur saja yaitu hanya istri untuk metode oral kontrasepsi, suntikan hormonal, dan alat kontrasepsi bawah kulit (implant). Hal ini disebabkan karena yang dikendalikan adalah


(59)

kontrasepsi dalam rahim (IUD) yang dimana dalam hal ini yang memiliki rahim adalah wanita, dan proses terjadinya kehamilan yaitu nidasi dan implantasi hanya terjadi dalam rahim seorang wanita. Sedangkan pilihan yang bisa dilakukan oleh pasangan usia subur adalah metode kontrasepsi mantap yaitu terdiri dari MOW dan MOP. Metode MOW lebih dikenal dengan tubektomi, prinsip metode ini adalah dengan memotong atau mengikat saluran tuba fallopi sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma sedangkan MOP dikenal dengan istilah vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas defferens sehingga sperma tidak diejakulasikan. Kendati demikian metode ini juga hanya melibatkan salah satu dari pasangan usia subur.

Sejalan dengan metode kontrasepsi diatas, dengan semakin banyaknya tersedia metode-metode kontrasepsi buatan yang sangat efektif, tetapi para pihak yang terlibat dalam program keluarga berencana seringkali tidak menginginkan menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan tertentu. Oleh sebab itu, KB alami bisa dijadikan pilihan untuk mereka yang tidak mau tubuhnya dimasuki benda asing, tidak cocok memakai yang teraman, murah dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral, sosial, maupun religius. Karena teknik KB ini menggunakan dasar-dasar yang alamiah, ilmiah dan tanpa alat kontrasepsi dan tanpa rekayasa tekhnologi yang menentang hukum alam. KBA adalah suatu pilihan yang menarik bagi beberapa orang, yang memfasilitasi wanita melakukan interpretasi atas kesuburan dan kemudian mengendalikannya. Apabila aturan-aturannya ditaati, maka KBA adalah metode efektif yang membutuhkan komitmen, pantang berhubungan seksual penetratif selama masa subur, dan hubungan yang saling memahami. Metode dan komitmen terhadap metode ini merupakan hal penting agar metode dapat berhasil.


(60)

5.1 Karakteristik Informan 5.1.1 Umur

Berdasarkan hasil penelitian, umur informan sangat bervariasi berkisar antara 25 – 42 tahun. Karena penelitian ini informannya adalah pasangan usia subur, maka penggolongan umur dibagi menjadi umur suami dan umur istri. Umur suami berkisar antara 30 – 42 tahun dan umur istri berkisar antara 25 – 34 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia informan adalah usia subur. Hal ini sejalan dengan penelitian Damenta, Junita dan Kasmiadriani yang menyatakan bahwa umur dalam hubungannya dengan pemakaian KB berperan sebagai faktor intrinsik. Umur berhubungan dengan struktur organ, fungsi faal, komposisi biokimiawi termasuk sistem hormonal seorang wanita. Perbedaan fungsi faal, komposisi biokimiawi, dan sistem hormonal pada suatu periode umur menyebabkan perbedaan pada kontrasepsi yang dibutuhkan.

Sebagai masyarakat Indonesia yang beragama dan berbudaya, maka kita diwajibkan untuk melakukan hubungan seksual setelah menikah. Maka pengguna metode kontrasepsi juga harus pasangan usia subur yang sudah menikah. Hal ini dikarenakan metode kontrasepsi atau keluarga berencana bertujuan untuk mencegah kehamilan.

5.1.2 Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian, pendidikan informan sudah cukup baik yaitu pendidikan terendah adalah tamatan sekolah menengah atas (SMA) dan tertinggi adalah tamatan perguruan tinggi atau setara sarjana (S1). Dengan pendidikan yang cukup baik, maka informan dapat menentukkan pilihan dan memberi keputusan dalam memilih metode keluarga berencana sesuai dengan kebutuhannya.


(1)

3.2.2 Waktu Penelitian ... 66

3.3 Pemilihan Informan... 67

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 67

3.5 Defenisi Operasional ... 67

3.6 Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 70

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 70

4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Medan Helvetia ... 70

4.1.2 Demografi Penduduk ... 70

4.2 Gambaran Informan ... 78

4.2.1 Karateristik Informan ... 78

4.2.2Matrix Perilaku Informan ... 80

BAB V PEMBAHASAN ... 99

5.1 Karateristik Informan ... 101

5.11 Umur ... 101

5.1.2 Pendidikan ... 102

5.1.3 Pekerjaan ... 102

5.1.4 Pendapatan ... 103

5.1.5 Jumlah Anak ... 103

5.2 Perilaku Informan ... 103

5.2.1 Perilaku Informan Tentang Jumlah Anak ... 104

5.2.2 Perilaku Informan Tentang Keluarga Berencana ... 107

5.2.3 Perilaku Informan Tentang Keluarga Berencana Alami ... 109

5.2.4 Perilaku Informan Tentang Penggabungan Metode KB ... 113

5.2.5 Perilaku Informan Tentang Sumber Informasi ... 115

5.2.6 Perilaku Informan Tentang Peran Petugas Kesehatan ... 117

BAB VI KESIMPULAN & SARAN ... 120

6.1 Kesimpulan ... 120

6.2 Saran... 122 DAFTAR PUSTAKA


(2)

DAFTAR MATRIX

Matrix 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di

Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016 ... 71 Matrix 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di

Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016 ... 71 Matrix 4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Kecamatan

Medan Helvetia Tahun 2016 ... 72 Matrix 4.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Kecamatan

Medan Helvetia Tahun 2016 ... 73 Matrix 4.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Kecamatan

Medan Helvetia Tahun 2016 ... 74 Matrix 4.6 Distribusi Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Helvetia

Tahun 2016 ... 75 Matrix 4.7 Distribusi Jumlah Pasangan Usia Subur di Kecamatan

Medan Helvetia Tahun 2016 ... 75 Matrix 4.8 Distribusi Peserta Keluarga Berencana di Kecamatan

Medan Helvetia Tahun 2016 ... 76 Matrix 4.9 Distribusi Wanita Usia Subur Yang Tidak Menjadi Peserta

KB Aktif di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016 ... 77 Matrix 4.10 Karateristik Informan... 78 Matrix 4.11 Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Jumlah Anak di


(3)

Matrix 4.12 Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Keluarga Berencana Di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016 ... 84 Matrix 4.13 Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Keluarga Berencana

Alamiah di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016 ... 87 Matrix 4.14 Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Terhadap

Penggabungan Metode Kontrasepsi di Kecamatan Medan

Helvetia Tahun 2016 ... 92 Matrix 4.15 Perilaku Pasangan Usia Subur Berdasarkan Sumber

Informasi di Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2016 ... 94 Matrix 4.16 Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Peran Petugas


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Menstruasi... 38

Gambar 2.2 Lapisan Rahim Saat Menstruasi ... 40

Gambar 2.3 Metode Kalender ... 43

Gambar 2.4 Diagram Cara Menentukan Metode Amenore Laktasi ... 51

Gambar 2.5 Metode Suhu Basal ... 57

Gambar 2.6 Metode Ovulasi Billing’s ... 62


(5)

DAFTAR ISTILAH

Singkatan : Singkatan dari

MDGs : Millenium Development Goals

KB : Keluarga Berencana

KR : Kesehatan Reproduksi

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

PUS : Pasangan Usia subur

NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Dan Sejahtera IUD : Intra Uteri Device

PUP : Pendewasaan Usia Perkawinan

KBA : Keluarga Berencana Alami MOB : Metode Ovulasi Billing’s MOW : Metode Operasi Wanita MOP : Metode Operasi Pria WHO : World Health Organization

GnRH : Gonadotropine Releasing Hormon FSH : Follicle Stimulating Hormone

LH : Luteinizing Hormone

MAL : Metode Amenorea Laktasi


(6)

.DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Elisabeth Corinna Lase

Tempat Lahir : Medan

Tanggal lahir : 27 April 1993

Suku / Bangsa : Nias / Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : Pdt. Serius T. Lase. M.Th

Suku / Bangsa : Nias / Indonesia

Nama Ibu : Nursetia Idam Dermawati Zega

Suku / Bangsa : Nias / Indonesia

Pendidikan Formal

1. SD/Tamat Tahun : SD. Sw. St. Thomas 2 Medan/2003

2. SLTP/Tamat Tahun : SMP Sw. Bunga Mawar

Gunungsitoli/2006

3. SLTA/Tamat Tahun : SMA Sw. St. Xaverius

Gunungsitoli/2009

4. Akademi/Tamat Tahun : Akbid STIKes St. Elisabeth Medan/2012