bersifat membinasakan mikroba lain. Antibiotik tertentu aktivitasnya dapat ditingkatkan dari bakteriostatik menjadi bakterisida bila konsentrasinya ditingkatkan
Suwandi 1992.
Akhir-akhir ini banyak metode dan peralatan yang tersedia dapat digunakan untuk mencari novel antibakteri. Aspek sumber penghasil gen dan tingkat gen
merupakan bagian upaya yang secara terus menerus untuk memperoleh informasi baru terhadap pemahaman tentang patogen. Perangkat gen dapat membantu memilih
target dan memahami tentang resistensi bakteri. Di samping itu, ketersediaan produk alami yang mencukupi menyediakan kesempatan yang luas untuk menjadikannya
sebagai bahan baru, yaitu sebagai bahan kemoterapi Michel-Briand 2007. Banyak pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan dalam penemuan bahan antibakteri
baru, salah satunya berdasarkan pendekatan genetik atau non-genetik. Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bagaimanapun caranya
kedua metode ini dilakukan yang terpenting adalah keberhasilannya dalam menemukan antibakteri baru yang efektif untuk jangka waktu yang lama Singh
2009.
2.2. Mekanisme Kerja Antibiotik
Mekanisme antibiotik menghambat mikroba melalui beberapa cara yang berbeda yaitu, antibiotik bekerja menghambat sintesis dinding sel mikroba,
mengganggu membran sel mikroba, menghambat sintesis protein dan asam nukleat mikroba, dan mengganggu metabolisme sel mikroba Suwandi 1992. Antibiotik
menghambat pertumbuhan mikroba dengan cara bakteriostatik atau bakterisida. Hambatan ini terjadi sebagai akibat gangguan reaksi yang penting untuk
pertumbuhan. Reaksi penting ini mungkin merupakan satu-satunya jalan untuk mensintesis makromolekul seperti protein atau asam nukleat, sintesis struktur sel
seperti dinding sel atau membran sel dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Penghambatan pada beberapa reaksi dapat terjadi secara langsung yaitu antibiotik langsung memblokir beberapa reaksi tersebut, namun masing-masing
reaksi memerlukan konsentrasi antibiotik yang berbeda. Ketergantungan pada konsentrasi ini menggambarkan perbedaan kepekaan reaksi tersebut terhadap
antibiotik. Selain itu, pengaruh antibiotik juga dapat terjadi secara tidak langsung yaitu berupa pengaruh sekunder akibat gangguan pada reaksi lain sebagai pengaruh
primer Suwandi 1992.
Antibiotik tertentu dapat menghambat beberapa reaksi. Reaksi tersebut ada yang penting untuk pertumbuhan dan ada yang kurang penting. Toksisitas selektif
rendah kurang dapat diterima, karena dapat mengganggu proses penting sel inang. Banyak proses penting pada bakteri yang dipengaruhi antibiotik mempunyai
kemiripan dengan proses penting pada sel manusia seperti sintesis protein, sehingga antibiotik tersebut juga dapat mengganggu proses pada sel manusia Snow 1977.
Antibiotik yang baik harus memiliki aktivitas antimikroba yang efektif dan selektif serta memiliki aktivitas bakterisida. Sifat toksisitas selektif diperlukan agar
aktivitas gangguan pada mikroba penginfeksi lebih besar daripada gangguan pada sel inang. Derajat toksisitas selektif tergantung pada struktur yang dimiliki sel bakteri
dan sel manusia, misalnya dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia. Antibiotik dengan mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri mempunyai
toksisitas selektif relatif tinggi Dancer 2004.
Dalam banyak hal ada kesulitan untuk membedakan gangguan tersebut bersifat primer atau sekunder. Contoh streptomisin yang mengganggu beberapa
reaksi antara lain mempengaruhi sintesis protein, sintesis RNA dan DNA, integritas membran sel dan respirasi, tetapi tidak diketahui apakah semuanya merupakan
Universitas Sumatera Utara
pengaruh primer atau sekunder Suwandi 1992. Dalam beberapa hal mekanisme kegiatan antibiotik sulit diterangkan, karena beberapa alasan, seperti:
1. Kesulitan menetapkan gangguan tersebut sebagai pengaruh sekunder atau
primer. 2.
Kebanyakan antibiotik merupakan substansi kimia yang rumit dan sering tidak mungkin disintesis secara kimia, sehingga sulit membuat antibiotik bertanda
radioaktif. 3.
Reaksi esensial yang diblokir, mungkin belum diketahui dengan jelas. 4.
Metabolisme organisme berbeda satu sama lain walaupun pada prinsipnya sama, sehingga mekanisme kegiatan pada satu organisme, mungkin bukan cara
antibiotik tersebut menghambat pertumbuhan organisme lainnya.
2.3. Sumber Antibiotik