Isolasi Bakteri Penghasil Antimikroba Karakterisasi Isolat Penghasil Antimikroba Ekstraksi Bahan Antimikroba dengan Pelarut

Universitas Sumatera Utara, dan Ganoderma boninense yang diperoleh dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Marihat Siantar. Isolat bakteri ditumbuhkan dalam media NA dan diikubasi pada suhu 37 ± 1º C selama 24 jam. Isolat jamur ditumbuhkan dalam media PDA dan diinkubasi pada suhu 28 ± 1º C selama 24-72 jam. Sampel tanah diperoleh dari hutan Taman Wisata Alam Sibolangit, yang diambil dari tiga stasiun. Sampel diambil dari 41 titik pengambilan sampel secara acak yaitu dari: a. Stasiun I dari 15 titik pada ketinggian 937 m dpl, dengan posisi 03°1616,8 LU dan 98°320,05 BT b. Stasiun II dari 10 titik pada ketinggian 937 m dpl, dengan posisi 03°1619,0 LU dan 0,98°325,21 BT c. Stasiun III dari 16 titik pada ketinggian 897 m dpl, dengan posisi 03°1619,2 LU dan 0,98°320,42 BT

3.3. Isolasi Bakteri Penghasil Antimikroba

Sebanyak 1 g sampel tanah ditambah aquadest steril hingga 10 ml, kemudian divorteks. Sebanyak 0,1 ml campuran suspensi diambil dan disebarkan di atas permukaan media NA dalam cawan petri. Cawan petri diinkubasi selama 24 sampai 48 jam pada suhu 37°C. Isolat yang memiliki kemampuan menghambat mikroba lain ditunjukkan dengan zona hambat di sekitar koloninya. Isolat ini kemudian ditumbuhkan kembali pada media yang sama sampai diperoleh isolat murni.

3.4. Karakterisasi Isolat Penghasil Antimikroba

Isolat-isolat yang diperoleh dikarakterisasi. Karakterisasi yang dilakukan meliputi sifat morfologi, mencakup pewarnaan Gram, bentuk sel, motilitas, dan warna koloni. Uji biokimia mencakup uji sitrat dengan SCA, uji katabolisme gula dengan TSIA, uji Universitas Sumatera Utara motilitas dengan SIM, uji gelatin dengan nutrien gelatin, dan uji katalase dengan larutan H 2 O 2 3.

3.5. Ekstraksi Bahan Antimikroba dengan Pelarut

Produksi dan ekstraksi metabolit sekunder bakteri yang memiliki aktivitas antimikroba dilakukan berdasarkan metode yang pernah dilakukan oleh Nofiani et al 2009 yang dimodifikasi. Bakteri yang memiliki aktivitas antimikroba digoreskan pada media padat NA dan diinkubasi selama 5-6 hari. Media padat selanjutnya dipotong kecil-kecil dan direndam dengan metanol dalam erlenmeyer selama 72 jam dan dibungkus dengan kertas alumunium untuk menghindari kerusakan karena cahaya. Maserat diambil dengan cara disaring. Perendaman dilakukan sebanyak 3 kali. Semua maserat yang terkumpul disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan dipekatkan dengan menggunakan evaporator putar dengan suhu tidak lebih dari 50 ± 2ºC untuk memperoleh ekstrak yang siap untuk digunakan. Metode yang sama dilakukan terhadap pelarut etil asetat dan n-heksana. 3.6. Uji Daya Hambat Isolat Potensial dan Ekstrak Berbagai Pelarut Terhadap Mikroba Patogen Pengujian daya hambat isolat potensial menggunakan metode difusi cakram kertas. Cakram kertas yang akan digunakan ditetesi dengan suspensi isolat bakteri penghasil antimikroba sesuai konsentrasi sebanyak 10 µl dan diletakkan di atas sebaran mikroba uji pada cawan petri yang sudah disesuaikan dengan standar 0,5 Mc Farland, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C sesuai dengan metode Kirby-Bauer Drew et al. 1971; Wilkins et al. 1972; Mishra et al. 2006. Pengamatan dilakukan terhadap pengukuran zona hambat yang terbentuk di sekitar cakram kertas yang menunjukkan adanya aktivitas antimikroba Lechevalier 2000. Pengujian dilakukan terhadap semua mikroba uji. Pengujian yang sama juga dilakukan terhadap Universitas Sumatera Utara semua suspensi hasil ekstraksi menggunakan pelarut metanol, etil asetat dan n- heksana. Konsentrasi ekstrak dari masing-masing pelarut yang digunakan yaitu 40, 60, 80, dan 100 dengan DMSO sebagai larutan pengencer sekaligus digunakan sebagai kontrol - Ahameethunisa Hooper 2010, kontrol + untuk bakteri digunakan cakram kertas kloramfenikol 30 µg, sedangkan untuk jamur digunakan larutan ketokonazol 20 µg yang diperoleh dari pengenceran ketokonazol 200 mg dalam 200 ml etanol. Jamur uji sudah ditanam terlebih dulu pada media PDA dan diinkubasi selama 3-4 hari. Masing-masing perlakuan dilakukan dengan 3 kali pengulangan.

3.7. Rancangan Penelitian dan Analisis Data