akar dan metabolisme mikroba dalam tanah berperan dalam membentuk tekstur dan kesuburannya Rao 1994.
Ada beberapa teknik dalam mengisolasi mikroba dari sumbernya. Salah satu teknik yang paling sederhana adalah teknik cawan sebar. Teknik ini digunakan untuk
mendapatkan mikroba penghasil antibiotik tanpa melihat jenis antibiotik yang dihasilkan oleh mikroba tersebut. Prinsip dari teknik ini adalah mengencerkan
sampel tanah atau sumber mikroba lain kemudian menyebarkan sebagian dari supensi tanah tersebut di atas permukaan agar padat dan diinkubasi selama waktu
dan suhu yang telah ditentukan. Koloni yang merupakan penghasil antibiotik akan menunjukkan adanya daerah hambat tanpa perumbuhan mikroba di sekitar koloni
mikroba tersebut yang menandakan aktivitas antimikroba yang dihasilkannya Davis Blevins 1999. Di samping itu baru-baru ini pendekatan metagenom telah
digunakan dalam memperoleh produk novel dari mikroba yang tidak dapat dikulturkan, yang selanjutnya dapat diperbaiki melalui aplikasi nanoteknologi Singh
2009; Pathania Brown 2008, juga peningkatan strain-strain yang ada dengan sukses melalui mutagenesis dan modifikasi yang bersifat nutrisional Demain 2006
2.5. Mikroba Patogen Uji
Banyak penelitian-penelitian yang bergerak di bidang antimikroba menggunakan mikroba uji seperti E. coli mewakili bakteri Gram-negatif, S. aureus atau S. mutans
mewakili bakteri Gram-positif Ceylan et al. 2008; El-Mahmood et al. 2010, serta C. albicans
mewakili kamir Nanjwade et al. 2010, Fusarium sp. dan Ganoderma sp. mewakili jamur berfilamen atau kapang. Mikroba tersebut bersifat patogen
terhadap berbagai macam inang.
Escherichia coli berbentuk batang pendek termasuk bakteri Gram-negatif
yang membentuk rantai. Dalam keadaan pembiakan yang tidak cocok dapat terjadi
Universitas Sumatera Utara
bentuk filamen yang panjang, bersifat aerob atau anaerob fakultatif jarang terdapat kapsul, terjadi pengerakan pada sebagian strain E. coli. Bakteri E. coli merupakan
kelompok Enterobacteriaceae yang hidup di dalam saluran pencernaan manusia sebagai penghuni usus enteron dan bersifat patogen Ajizah et al. 2007.
Staphyloccos aureus merupakan bakteri patogen utama pada manusia yang
menyebabkan berbagai penyakit secara luas yang berhubungan dengan toxic shock syndrome
sebagai akibat dari keracunan pangan. Bakteri ini dapat membuat enterotoksin yang dapat menyebabkan keracunan makanan Ajizah et al. 2007.
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk
tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan
membentuk hifa semu. C. albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Pada manusia, C. albicans
sering ditemukan di dalam mulut, feses, kulit dan di bawah kuku orang sehat. C. albicans
juga dapat membentuk biofilm pada permukaan peralatan medis yang dapat menjadi penyebab infeksi lokal dan sistemik Harriott Noverr 2009.
Fusarium merupakan genus cendawan berfilamen yang banyak ditemukan
pada tanaman dan tanah. Patogen ini dapat menyebabkan damping-off di persemaian dan tanaman dewasa, terutama saat tanaman memasuki fase generatif. Golongan
Fusarium dicirikan dengan struktur tubuh berupa miselium bercabang, hialin dan
bersekat septa dengan diameter 2- 4 µm. Beberapa spesies Fusarium merupakan
patogen pada tanaman yang dapat menyebabkan penyakit hawar yang menyerang gandum di berbagai belahan Eropa, Amerika, dan Asia hingga menjadi epidemik
dan mengakibatkan kerugian akibat kegagalan panen. Infeksi biji gandum oleh
Universitas Sumatera Utara
spesies Fusarium dapat menyebabkan kontaminasi oleh adanya mikotoksin yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan Desjardins et al. 1999.
Ganoderma dikenal sebagai genus jamur dari kelompok Basidiomycetes yang
dapat menyebabkan busuk putih. Namun belakangan ini Ganoderma telah banyak digunakan untuk tujuan pengobatan terutama di China, Jepang, dan Korea.
Ganoderma juga merupakan produsen penghasil mikokimia novel dalam jumlah
yang besar Paterson 2006.
2.6. Ekstraksi Isolat Potensial dengan Pelarut yang Berbeda