Latar Belakang Masalah PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET.

Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013 Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar JWAB Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era modern ini pendidikan sangatlah penting dalam menciptakan generasi baru yang mempunyai intelektual terhadap masa depan. Pendidikan merupakan salah suatu wadah utama terhadap pengembangan sumber daya manusia SDM, maka pendidikan tentu memerlukan adanya tenaga kependidikan atau guru yang memiliki tanggung jawab untuk mengemban tugas dalam mengembangkan SDM tersebut, sehingga para pendidik harus banyak mengenal konsep-konsep pembelajaran demi terciptanya pembelajaran yang baik. Dalam hal ini para guru harus mempunyai kompetensi yang baik dalam membimbing para siswanya terutama memiliki kemampuan mengelola proses pembelajaran pada saat di lapangan. Proses belajar megajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep ilmu kependidikan. Oleh karena itu perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. Bruce Joyce dan Marshal Weil mengemukakan 22 model mengajar yang di kelompokan ke dalam 4 hal, yaitu : Proses informasi, perkembangan pribadi, interaksi sosial dan modifikasi tingkah laku Joyce Weil, Models of Teaching, 1980. Sehubungan dengan hal tersebut, pembelajaran pendidikan jasmani harus memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, yang mana tujuan ini berguna serta berkontribusi yang sangat berharga bagi kelangsungan dan kesejahteraan hidup manusia. Makna tujuan yang terkandung dalam pendidikan jasmani bukan hanya mendidik secara fisik melainkan hampir semua aspek dikembangkan antara lain aspek kognitif, aspek apektif serta aspek sosial. Pendidikan jasmani juga merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, penghayatan nilai-nilai sikap, mental, emosional, sportivitas, spiritual dan sosial serta pembiasaan pola hidup 1 Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013 Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar JWAB Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 sehat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Proses belajar mengajar memiliki makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar semata. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya suatu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang. Dalam pembelajaran, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model pembelajaran dengan tujuan agar proses belajar mengajar lebih terencana dan menjadi bervariasi serta tidak membosankan. Dalam konteks pembelajaran, Joyce dan Weil Winataputra, 2001:115 mendefinisikan model sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Jadi model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani menurut Metzler 2000:159 menjelaskan bahwa : There are seven instruction models that have shown to be effective in teaching physical education : Direct Instruction Model, Personalized for Instruction Model, Cooperative Learning Model, The Sport Education Model, Peer Teaching Model, Inquiry Teaching Model and The Tactical Games Model. Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013 Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar JWAB Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Jadi menurut Metzler terdapat tujuh model pembelajaran dalam pendidikan jasmani yaitu : 1 Model Pembelajaran Langsung 2 Model Pembelajaran Personal 3 Model Pembelajaran Kerjasama 4 Model Pembelajaran Pendidikan Olahraga 5 Model Pembelajaran Kelompok 6 Model Pembelajaran Inkuiri 7 Model Pembelajaran Taktis. Dari tujuh model pembelajaran tersebut, penulis mencoba mengkaji dua model pembelajaran yaitu Model Pembelajaran Taktis The Tactical Games Model dan Model Pembelajaran Kerjasama Cooperative Learning Model yang akan diterapkan pada pembelajaran permainan bolabasket untuk melihat Jumlah Waktu Aktif Belajar. Adapun alasan mengapa kedua model tersebut diterapkan pada pembelajaran permainan bolabasket untuk melihat jumlah waktu aktif belajar adalah pada saat proses pembelajaran berlangsung dirasakan siswa kurang begitu aktif dikarenakan siswa kurang berpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan dimana siswa banyak menunggu instruksi yang diberikan oleh guru teacher centre dan penerapan model pembelajaran langsung yang merupakan salah satu sebab mengapa jumlah waktu aktif belajar siswa rendah. Dengan Model Pendekatan Taktis diharapkan dapat membantu pemikiran guru tentang konsep bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan tujuan agar siswa dapat memecahkan masalah-masalah taktikal yang terjadi selama proses pembelajaran. Model mengajar ini memungkinkan siswa untuk menyadari keterkaitan antara bermain dan peningkatan penampilan bermain mereka. Menurut Subroto 2001:4 menjelaskan tentang tujuan pendekatan taktis secara spesifik yaitu “untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan”. Keunggulan dari model pendekatan taktis ini adalah memberikan pemahaman siswa bahwa aktivitas jasmani menyediakan kesempatan untuk mengekpresikan diri dalam setiap bentuk kegiatan aktivitas gerak, memberikan kesempatan memahami setiap konsep permainan termasuk taktik dan strategi, mengembangkan kreativitas dan penalaran siswa, meningkatkan komunikasi, Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013 Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar JWAB Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 interaksi dan kerjasama antar sesama siswa dalam satu kelompok, serta membudayakan siswa untuk selalu berpartisipasi aktif dalam permbelajaran. Adapun kekurangan dalam model pendekatan taktis ini adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam membaca permainan akan mengalami kesulitan dalam proses memecahkan setiap masalah-masalah taktikal yang terjadi selama pembelajaran, siswa yang memiliki keterampilan bermain baik cenderung akan bermain sendiri tanpa mementingkan kerjasama tim, dan apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam bermain kecenderungan siswa tersebut akan pasif dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. Dengan adanya proses yang terencana secara sistematis dan pola kegiatan yang terstruktur secara bertahap, diharapkan dengan model pendekatan taktis ini jumlah waktu aktif belajar siswa bisa ditingkatkan melalui pemecahan masalah- masalah taktikal dalam pembelajaran permainan bolabasket. Sedangkan model pembelajaran kooperatif menurut Slavin Isjoni, 2011:15 menyatakan bahwa : Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Keuntungan model pembelajaran kooperatif ini adalah dapat mengembangkan prestasi siswa, meningkatkan kerjasama antar sesama teman kelompoknya, meningkatkan rasa percaya diri dalam berbicara atau mengungkapkan pendapat terhadap pemecahan masalah, dan meningkatkan kesetiakawanan sosial antar siswa. Adapun kekurangan dalam model pembelajaran kooperatif ini adalah menghabiskan banyak waktu dalam berdiskusi, adanya kecenderungan satu siswa yang aktif mendominasi dalam setiap kelompoknya, apabila siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri maka siswa tersebut akan terlihat pasif dalam setiap pembelajaran, pembagian kelompok yang tidak heterogen memungkinkan anggota Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013 Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar JWAB Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 kelompoknya lemah semua, dan siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran. Jadi dalam model pembelajaran kooperatif ini, siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada mereka. Sehingga dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran permainan bola basket diharapkan jumlah waktu aktif bisa ditingkatkan. Dari pemaparan diatas, penulis ingin menerapkan kedua model pembelajaran taktis dan model pembelajaran kooperatif terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam aktifitas pembelajaran permainan bolabasket. Adapun alasan mengapa kedua model ini menjadi pilihan untuk dikaji oleh penulis, karena penulis ingin mencoba membandingkan apakah ada perbedaan dalam hal jumlah waktu aktif belajar dari penerapan kedua model pembelajaran tersebut. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis tertarik untuk meneliti dengan mengambil judul, “Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar JWAB Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket”.

B. Rumusan Masalah Penelitian