commit to user
21 dananya karena sangat terkait dengan imbalan yang akan diberikan kepada
pemilik dana atau pemodal. Apapun nama produknya, jika penghimpunan dana mempergunakan prinsip mudharabah, maka pemilik dana akan memperoleh
bagi hasil. Sebaliknya pemilik dana wadiah pada prinsipnya tidak mendapatkan imbalan kecuali Bank Syariah memberikan dalam bentuk bonus atau kebijakan
Bank Syariah dan tidak diperjanjikan sebelumnya.
1. Pendanaan dengan Akad Wadiah
a. Pengertian
Menitip adalah memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga hartanya barangnya. Dengan demikian cara titipan melibatkan
adanya orang yang menitipkan nasabah, pihak yang dititipi bank syariah, barang yang dititipkan dana nasabah. Menitipkan sebenarnya
bukan usaha perniagaan yang lazim, kecuali penerima titipan menetapkan keharusan membayar biaya penitipan atau administrasi bagi penitip.
Maka Titipan bisa memenuhi syarat perniagaan yang lazim. Artinya bank harus menjaga dan bertanggung jawab terhadap barang yang dititipkan
karena sudah dibayar biaya administrasinya. Rekening giro di bank syariah dikelola dengan sistem titipan sehingga biasa dikenal dengan
Giro Wadiah, karena pada dasarnya rekening giro adalah dana masyarakat di bank untuk tujuan pembayaran dan penarikannya dapat
dilakukan setiap saat. Artinya giro hanyalah merupakan dana titipan nasabah, bukan dana yang diinvestasikan. Namun dana nasabah pada giro
commit to user
22 bisa dimanfaatkan oleh bank selama masih mengendap, tetapi kapanpun
nasabah ingin menariknya bank wajib membayarnya. Sebagai imbalan dari titipan yang dimanfaatkan oleh bank syariah, nasabah dapat
menerima imbal jasa berupa bonus. Namun bonus ini tidak diperjanjikan di depan melainkan tergantung dari kebijakan bank yang dikaitkan
dengan pendapatan
bank. Rekening
tabungan harian
yang memberlakukan ketentuan dapat ditarik setiap saat juga dikelola dengan
cara titipan, karena sifatnya mirip dengan giro hanya berbeda mekanisme penarikannya.
b. Rukun wadiah
Rukun yang harus terpenuhi dalam transaksi dengan akad wadiah adalah :
Barang yang dititipkan Orang yang menitipkanpenitip
Orang yang menerima titipanpenerima titipan Ijab qobul
c. Jenis wadiah
Wadiah dibedakan atas dua jenia yaitu: Wadiah yad-amanah
Wadiah yad-amanah adalah titipan dimana penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil
kembali oleh penitip.
commit to user
23 Wadiah yad-dhamanah
Wadiah yad-dhamanah adalah titipan dimana barang titipan selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh
penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan
Pemilik rekening wadiah harus membayar biaya penitipan dan Bank Syariah sebagai penerima titipan tidak ada kewajiban untuk
memberikan imbalan. Namun atas kebijakan nya Bank Syariah dapat memberikan imbalan yang sering disebut “bonus” kepada penitip
dengan syarat:
Bonus merupakan kebijakan hak prerogatif dari bank sebagai penerima titipan
Bonus tidak disyaratkan sebelumnya dan jumlah yang diberikan,
baik dalam prosentase maupun nominal tidak ditetapkan dimuka d.
Karakteristik wadiah Karakteristik wadiah, baik wadiah yad-amanah maupun wadiah
yad-dhamanah adalah sebagai berikut: Wadiah yad-amanah
Merupakan titipan murni
Barang yang dititipkan tidak boleh digunakan diambil
manfaatnya oleh penitip
commit to user
24
Pada waktu titipan dikembalikan harus dalam keadaan utuh baik nilai maupun fisik barang
Jika selama dalam penitipan terjadi kerusakan maka pihak yang
menerima titipan tidak dibebani tanggung jawab
Sebagai kompensasi atas tanggung jawab pemeliharaan dapat dikenakan biaya titipan
Wadiah yad-dhamanah
Merupakan pengembangan dari wadiah yad-amanah yang disesuaikan dengan aktivitas perekonomian
Penerima titipan diberi izin untuk menggunakan dan mengambil
manfaat dari titipan tersebut
Penyimpan mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap kehilangan kerusakan barang tersebut
Semua keuntungan yang diperoleh dari titipan tersebut menjadi hak
penerima titipan
Sebagai imbalan kepada pemilik barang dana dapat diberikan semacam insentif berupa bonus, yang tidak disyaratkan sebelumnya
Penerima titipan dalam transaksi wadiah dapat:
Meminta ujrah imbalan atas penitipan barang uang tersebut
Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan barang uang titipan wadiah yad-dhamanah namun tidak
boleh diperjanjikan sebelumnya dan besarnya tergantung kepada kebijakan penerima titipan
commit to user
25 e.
Sifat akad wadiah dalam giro dan tabungan Sifat akad wadiah dalam giro dan tabungan adalah :
Perjanjian akad dapat dibatalkan setiap saat. Jadi dana yang dititipkan bisa diambil kapanpun oleh pihak yang menitipkan dana.
Terdapat unsur permintaan tolong dari penitip pemilik dana, sedangkan memberikan pertolongan adalah hak dari penerima titipan
bank. Jadi penerima titipan berhak untuk menolak permintaan titipan yang diajukan oleh pemilik dana.
f. Syarat yang harus dipenuhi dalam skema wadiah :
Dalam surat edaran Bank Indonesia Nomor 1014DPbS, untuk melaksanakan akad wadiah untuk giro dan tabungan, disyaratkan hal-hal
sebagai berikut : Bank berperan sebagai penerima dana titipan dan nasabah selaku
penitip dana. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik
produk, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi informasi produk
bank dan penggunaan data pribadi nasabah. Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus
kepada nasabah. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan atas pembukaan
dan penggunaan produk giro atau tabungan atas dasar akad wadiah dalam bentuk perjanjian tertulis.
commit to user
26 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa
biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening, antara lain biaya kartu ATM, bukucekbilyet giro, biaya materai,
cetak laporan transaksi dan saldo rekening, biaya pembukaan dan penutupan rekening.
Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah.
g. Potensi risiko dalam skema wadiah dan antisipasinya :
Risiko yang mungkin dihadapi pihak bank : Risiko likuiditas, yang disebabkan oleh fluktuasi dana yang ada
direkening giro relatif tinggi dan bank setiap saat harus memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut.
Risiko pasar, yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar untuk giro dalam valuta asing.
2. Wadiah dalam Perbankan Syariah