PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET RIYADI

(1)

commit to user

i PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET

RIYADI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Jurusan Diploma III Keuangan dan Perbankan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

DISUSUN OLEH : UMI INDAH SULISTIAWATI

F3608112

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv MOTTO

 “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan”

(QS Ar Rahman)

 “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan” (QS Al Maidah : 2)

 Berikan yang terbaik kepada Sang pemilik cinta maka kau akan merasakan

keindahan (penulis)


(5)

commit to user

v PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini ku persembahkan dengan rasa bangga kepada :

Ibu dan Bapak yang telah menyertaiku selama ini, walaupun terpisah kota tapi doa-doa yang diberikan mampu menjadikanku lebih baik. Atas semua jasa yang tak terbayar, hanya persembahan dari ketekunanku selama ini yang mampu ku berikan. Hasil menuntut ilmu selama 3 tahun ini. Semoga ini semua bisa memberikan kebahagiaan dan menyelipkan rasa bangga pada kalian. Kakak-kakakku yang senantiasa memberikan motivasi dan bantuan apapun

yang aku perlukan. Selalu ada untuk adik tercinta , membantu dengan kadar kemampuannya, menjadikanku lebih bersemangat dalam mengerjakan segala hal.

Sahabat-sahabatku tercinta genk gonk yang senantiasa membantu dan saling menyemangati dalam hal apupun. Terkhusus untuk Ratih dan icha, terimakasih atas kebersamaan selama ini.

Teman-teman kost Embun Pagi yang selalu mengingatkanku untuk rajin dalam

mengerjakan Tugas Akhir ini dan siap membantu kapanpun dibutuhkan (phephe, intan, ike dan dita).


(6)

commit to user

vi KATA PENGANTAR

Ucapan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dengan judul “PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET RIYADI”.

Tugas Ahir ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keuangan dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam pembuatan Tugas Akhit ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, yang berupa material maupun spiritual. Oleh karena itu, dengan penuh rasa cinta dan hormat, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. DR. Wisnu Untoro, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta

2. Drs. Santoso Tri Hananto, M. Si, Ak, selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M. Si, selaku Ketua Jurusan Keuangan Perbankan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Sumardi, SE, MESP selaku Dosen pembimbing akademis yang selalu

memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir

5. Bapak dan Ibu Dosen Diploma III Keuangan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis


(7)

commit to user

vii 6. Bapak Rahadi Kristiyanto, selaku pimpinan Divisi Operasional dan sekaligus pembimbing Institusi penulis di BRI Syariah yang telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam melaksanakan magang kerja

7. Mbak Chacha, mbak Icha, mbak Pita, mbak Rina, dan mbak Tita yang telah

memberikan banyak ilmu tentang BRI Syariah dan produk-produk pendanaan BRI Syariah

8. Mbak Maysaroh dan mbak Nisa yang telah berbagi ilmu yang bermanfaat mengenai pembiayaan

9. Kedua orangtua dan keluarga yang selala mendoakan dan mendukung penulis

10. Teman-teman seperjuangan yang magang kerja di BRI Syariah yang selama ini saling membantu dalam magang kerja sampai dengan penyelesaian Tugas Akhir

11. Teman-teman kost Embun Pagi yang selalu meyemangati dan membantu

penulis dalam pembuatan dan penyelesaian Tugas Akhir

12. Semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu pelaksanaan penelitian dan penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Kritik, saran, dan masukan senantiasa penulis harapkan untuk perbaikan dan pengembangan. Tugas akhir ini semoga bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca yang membutuhkan.

Surakarta, Juni 2011


(8)

commit to user

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAKSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

LEMBAR MOTTO ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 3

C. TUJUAN ... 4

D. MANFAAT ... 4

E. METODE PENELITIAN ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROSEDUR ... 9

B. PENGERTIAN BANK ... 12

C. FUNGSI DAN JENIS BANK 1. Fungsi Bank ... 13


(9)

commit to user

ix

D. BANK SYARIAH ... 17

E. PENDANAAN ... 20

1. Pendanaan dengan Akad Wadiah ... 21

2. Wadiah dalam Perbankan Syariah ... 26

3. Pendanaan dengan Akad Mudharabah... 31

4. Mudharabah dalam Perbankan Syariah ... 36

BAB III PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET RIYADI A. DESKRIPSI PT BRI SYARIAH 1. Sejarah Berdiri PT BRI SYARIAH ... 46

2. Fungsi ... 47

3. Visi Dan Misi ... 47

4. Struktur Organisasi ... 48

5. Job Descriptioan ... 50

6. Produk BRI SYARIAH ... 88

B.PROSEDUR PENDANAAN BRI SYARIAH 1. Tabungan Wadiah ... 95

2. Deposito Mudharabah ... 100

3. Giro Wadiah ... 102

4. Tabungan Haji Mudharabah ... 105

C.KEUNGGULAN PRODUK PENDANAAN BRI SYARIAH 1. Keunggulan Produk Tabungan Wadiah ... 107


(10)

commit to user

x 2. Keunggulan Produk Deposito Mudharabah ... 108 3. Keunggulan Produk Giro Wadiah ... 108 4. Keunggulan Produk Tabungan Haji Mudharabah ... 109 BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN ... 110 B. SARAN ... 111 DAFTAR PUSTAKA


(11)

commit to user

xi LAMPIRAN

Lampiran 1, Laporan Magang Kerja

Lampiran 2, Lembar Penilaian Magang Kerja Lampiran 3, Sertifikat Magang Kerja

Lampiran 4, Form Pembukaan Tabungan Lampiran 5, Brosur Tabungan wadiah Lampiran 6, Brosur Deposito Mudharabah Lampiran 7, Brosur Giro Wadiah


(12)

commit to user ABSTRAKSI

PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET

RIYADI

UMI INDAH SULISTIAWATI F3608112

Perbankan syariah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, dengan semakin bertambahnya pendirian Bank-Bank Syariah maupun Unit Usaha Syariah. Bank Rakyat Indonesia Syariah adalah bank syariah yang muncul mengikuti perkembangan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan perbankan syariah. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas tentang prosedur pendanaan dengan prinsip wadiah dan mudharabah pada PT BRI Syariah cabang Solo Slamet Riyadi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur yang diterapkan oleh BRI Syariah dalam melakukan usaha penghimpunan dana dan untuk mengetahui keunggulan apa saja yang ditawarkan oleh produk pendanaan BRI Syariah dengan prinsip wadiah dan mudharabah.

Penulis memperoleh data primer yaitu dengan menggunakan tehnik wawancara secara langsung dengan pihak PT BRISyariah dan pengumpulan data sekunder diperoleh dengan studi kepustakaan.

Hasil penelitian yang diperoleh, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Prosedur yang digunakan oleh PT BRI Syariah ini cukup sederhana dan mudah untuk diterima oleh nasabah tapi dana nasabah tetap akan aman karena dijamin oleh pemerintah, keunggulan yang ditawarkan oleh PT BRI Syariah cabang Solo Slamet Riyadi dalam produk pendanaannya yaitu prosedur yang sederhana, bebas biaya administrasi, one day service, kemudahan persyaratan yang dibutuhkan dalam pembukaan produk pendanaan, dan pelayanan yang cepat. Saran yang diberikan penulis kepada PT BRI Syariah ini adalah : PT BRI Syariah cabang Solo Slamet Riyadi harus terus meningkatkan pelayanan dalam hal ini adalah bagian front office dalam berinteraksi dengan nasabah, karena kesan baik atau buruknya sebuah bank pertama terlihat dari pelayanan yang diberikan oleh front office-nya, tingkat kepercayaan nasabah yang semakin tinggi terhadap produk-produk pendanaan BRISyariah karena dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan seharusnya bisa menjadikan motivasi untuk pelayanan yang lebih baik.


(13)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Uang menjadi kebutuhan pokok manusia dalam melaksanakan kegiatan ekonominya. Untuk itu perlu adanya pengelolaan uang dengan sebaik-baiknya agar uang bisa digunakan sesuai kebutuhan. Kebutuhan manusia tidak hanya beraneka ragam tetapi bertambah terus tidak ada habisnya sejalan dengan perkembangan peradaban dan kemajuan ilmu dan teknologi. Satu kebutuhan telah terpenuhi, tentu akan datang lagi kebutuhan yang lainnya.

Kebutuhan yang tidak terbatas memerlukan adanya pengelolaan keuangan yang baik untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Maka dari itu Lembaga Keuangan seperti bank menyediakan berbagai macam produk yang mempermudah manusia untuk menyimpan uang, yaitu dalam produk funding / pendanaan perusahaan perbankan.

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU No. 10 tahun 1998).

Bank berdasarkan kegiatan usahanya digolongkan menjadi dua jenis yaitu :

Bank yang melakukan kegiatan usaha dengan konvensional Bank yang melakukan kegiatan usaha dengan prinsip syariah


(14)

commit to user

2 Bank konvensional adalah bank yang dalam melakukan kegiatan usaha baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dana menggunakan prinsip bunga. Sedangkan dalam bank syariah dalam melakukan kegiatan usaha baik untuk menghimpun maupun menyalurkan dana dengan prinsip bagi hasil.

Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.

Bank syariah di Indonesia terus tumbuh sejalan dengan makin pulihnya krisis keuangan global. Hal ini disambut baik oleh Bank Indonesia dengan semakin banyaknya komponen ekonomi syariah yang muncul seperti : IAEI, MES, FOSSEI, ASBISINDO, PKES, sehingga diharapkan bank syariah akan mengalami pertumbuhan secara signifikan.

Perbankan syariah di Indonesia ini, berkembang dengan pesat. Sehingga memunculkan persaingan yang ketat antar bank untuk menarik minat masyarakat dalam penggunaan jasa perbankan tertentu. Berbagai inovasi dan keunggulan diciptakan untuk memunculkan produk yang bisa di minati, baik untuk produk pendanaan, pembiayaan maupun produk jasa.

Produk pendanaan bank syariah hampir sama dengan produk funding dari perbankan konvensional. Perbedaan tersebut ada pada akad yang menyertainya

yaitu bisa akad wadiah maupun mudharabah. Produk pendanaan bank syariah

pun beragam dan sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Untuk itu PT Bank BRI Syariah cabang Solo Slamet Riyadi menciptakan berbagai kemudahan


(15)

commit to user

3 dalam produk pendanaannya. Produk pendanaan yang ditawarkan antara lain berupa produk tabungan, deposito, giro dan tabungan haji.

Cara mempermudah masyarakat untuk mengenal produk perbankan syariah dalam hal ini adalah produk dari BRI Syariah, maka diperlukan adanya sistem dan prosedur yang jelas. Sekaligus sebagai standart pelayanan yang digunakan oleh pihak BRI Syariah. Hal ini bertujuan untuk memuaskan nasabah dalam penempatan dananya di BRI Syariah.

Sistem dan prosedur yang baik akan menciptakan image yang baik untuk bank dan tingkat kepercayaan nasabah akan meningkat, sehingga aktivitas bank juga teratur dan terkontrol dengan baik dalam melakukan pelayanan terhadap nasabah.

Sistem dan prosedur yang jelas sangat diperlukan dalam meningkatkan keperrcayaan nasabah, maka penulis merasa perlu untuk mengangkat tema yang berjudul “PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET RIYADI”

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur yang diterapkan oleh BRI Syariah dalam melakukan usaha penghimpunan dana?

2. Apakah keunggulan yang ditawarkan oleh produk pendanaan BRI Syariah


(16)

commit to user

4 C.Tujuan

1. Untuk mengetahui prosedur yang diterapkan oleh BRI Syariah dalam melakukan usaha penghimpunan dana.

2. Untuk mengetahui apa saja keunggulan yang ditawarkan oleh produk pendanaan BRI Syariah dengan prinsip wadiah dan mudharabahnya.

D.Manfaat 1. Bagi Penulis

Manfaat penulisan Tugas Akhir ini bagi penulis adalah untuk memahami mengenai produk pendanaan pada BRI Syariah sekaligus keunggulan yang ditawarkannya, sehingga bisa mengetahui alasan nasabah memilih produk pendanaan BRI Syariah.

2. Bagi Pihak Bank

Manfaat penulisan Tugas Akhir ini bagi pihak bank adalah dengan hasil penelitian yang dicapai diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan terhadap kebijakan perusahaan yang telah ada mengenai produk pendanaan dan dapat sebagai bahan pertimbangan untuk perumusan kebijakan yang akan disusun oleh perusahaan pada periode selanjutnya. 3. Bagi pihak lain

Manfaat penulisan Tugas Akhir ini bagi pihak lain adalah dapat dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian yang berhubungan dengan produk pendanaan pada lembaga perbankan syariah.


(17)

commit to user

5 E.Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh penulis berupa data kualitatif yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Data kualitatif ini dapat digunakan untuk membandingkan antara teori dan fakta lapangan mengenai produk pendanaan yang diterapkan di BRI Syariah cabang Solo Slamet Riyadi.

2. Objek Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah cabang Solo Slamet Riyadi yang beralamat di Jl. Slamet Riyadi No. 359 Solo, Jawa Tengah, Telepon (0271)728403, Fax (0271) 742906.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan Tugas Akhir adalah :

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, baik individu maupun perusahaan yang dalam hal ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Syariah cabang Solo Slamet Riyadi, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.


(18)

commit to user

6 b. Data Sekunder

Merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur-literatur dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan tulisan ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Interview

Interview atau wawancara adalah pengumpulan data dimana penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada sumber yang relevan mengenai segala informasi yang dibutuhkan.

Metode interview ini digunakan untuk melengkapi data mengenai prosedur pendanaan dengan prinsip wadiah dan mudharabah pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah cabang Solo Slamet Riyadi.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu suatu usaha yang dilakukan dalam kajian untuk mengumpulkan data dengan cara menggunakan dokumen yang tersedia sebagai sumber informasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang sistem dan prosedur yang digunakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Syariah cabang Solo Slamet riyadi.

c. Studi lapangan

Merupakan pengamatan yang dilakukan oleh penulis secaara langsung berupa aktivitas penulis pada saat melakukan magang kerja di


(19)

commit to user

7 Bank Rakyat Indonesia Syariah cabang Solo Slamet Riyadi pada bagian marketing produk pendanaan.

Penulis mempelajari mengenai prosedur dalam pembukaan rekening produk pendanaan yaitu untuk produk tabungan, deposito, giro dan tabungan haji. Tetapi dalam proses magang kerja, penulis lebih mendalami mengenai prosedur pembukaan rekening tabungan. Setelah itu penulis melakukan marketing ke berbagai sekolah dasar yang ada di daerah Solo untuk memasarkan produk pendanaan Bank Rakyat Indonesia Syariah.

Pemasaran secara langsung menjadikan penulis dapat mengetahui reaksi atau tanggapan dari masyarakat khususnya kalangan pendidik dan siswa mengenai pengetahuan mereka ataupun tingkat ketertarikan mereka terhadap BRISyariah dan produk dari BRISyariah. Keberadaan BRISyariah yang baru beberapa tahun, juga menjadi faktor kurangnya informasi mengenai Bank ini.

Penelitian ini melibatkan bantuan dari Manager Operasional yang membawahi front office dan juga customer servise untuk menjelaskan mengenai rincian dari produk pendanaan yang dimiliki oleh BRISyariah. Divisi Operasional memberikan beberapa pengarahan dan teori-teori dalam melakukan marketing atau pemansaran produk perbankan.

d. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dengan membaca buku, hasil karya ilmiah,


(20)

commit to user

8 hasil-hasil penelitian sebelumnya, serta referensi lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan dilakukan berdasarkan teori-teori yang mendukung penelitian.

5. Teknik Pembahasan

Teknik pembahasan yang dilakukan penulis dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah tehnik pembahasan deskriptif yaitu teknik untuk membuat gambaran atau deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu objek yang diteliti.


(21)

commit to user

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Prosedur

1. Pengertian Prosedur

Drs Moekijat dalam buku Kamus Manajemen (1980) menjelaskan bahwa prosedur adalah suatu tata cara yang berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan suatu arah dan tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan. Disebutkan juga dalam buku Asas-Asas Manajemen karya Drs. Moekijat (1989:194) definisi dari prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melaksanakan pekerjaan yang harus diselesaikan.

Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2001) menjelaskan suatu prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal (tulis menulis, menggandakan, menghitung, membandingkan antara data sumber dengan data pendukung kedua belah pihak), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Prosedur merupakan urutan menurut waktu (kronologis) kepada tugas-tugas dan menentukan jalan dari serangkaian tugas-tugas demikian dalam kebijaksanaan dan ke arah tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Biasanya suatu prosedur meliputi bagaimana, apa saja, bilamana,


(22)

commit to user

10 dan oleh siapa masing-masing tugas harus diselesaikan. Suatu prosedur menggambarkan cara atau metode dengan mana pekerjaan akan diselesaikan.

Ciri-ciri prosedur yang baik menurut Drs. Moekijat dalam buku Asas-Asas Manajemen yaitu:

a. Prosedur harus didasarkan tas fakta-fakta yang cukup mengenai situasi, tidak berdasarkan atas dugaan-dugaan atau keinginan-keinginan

b. Suatu prosedur harus memiliki stabilitas akan tetapi masih memiliki fleksibilitas

c. Prosedur harus mengikuti zaman Sifat (hakekat) prosedur adalah :

a. Prosedur terdapat dalam tiap bagian perusahaan, prosedur merupakan salah satu macam rencana yang penting

b. Prosedur biasanya dipandang sebagai penerapan pekerjaan yang sifatnya berulang

c. Diberikan batas-batas waktu pada setiap langkah prosedur guna

menjamin agar hasil akhir dicapai seperti yang diinginkan. 2. Fungsi Prosedur

Prosedur memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : a. Memberikan informasi yang lebih baik dalam hal :

Kualitas (isi sesuai dengan tujuan) Ketetapan waktu


(23)

commit to user

11

b. Memperbaiki pengendalian internal (internal control) sehingga

data/informasi yang dihasilkan oleh berbagai unit kerja lebih lengkap, lebih benar dan dapat lebih dipercaya.

c. Mengurangi biaya tata usaha dan administrasi

Dengan menggunakan sistem dan prosedur yang lebih baik maka dapat dicegah pemborosan waktu tenaga dan biaya.

3. Manfaat Prosedur

Prosedur memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :

a. Semakin meningkatnya tuntutan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi

b. Meningkatnya kompleksitas sarana dan prasarana pendukung dalam

memberikan pelayanan

c. Meningkatnya koordinasi dan persyaratan pelaporan dengan grup/unit lain

d. Semakin meningkatnya persyaratan legal dan peraturan (keselamatan pelaksanaan kerja, hak masyarakat dan pegawai untuk mengetahui, persamaan kesempatan : ras, gender, usia, cacat, standar kinerja, hubungan pegawai dll.


(24)

commit to user

12 B.Pengertian Bank

Bank memiliki beberapa pengertian yang diuraikan oleh pakar-pakar perbankan maupun Undang-Undang yang mengatur. Pengertian tersebut antara lain:

Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Pengertian bank menurut beberapa ahli

o Bank didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang kegiatan utamanya

menerima simpanan dari masyarakat dan atau pihak lainnya kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Dahlan Siamat, 1993:12)

o Bank adalah suatu badan usaha yang transaksinya berkaitan dengan

uang, menerima simpanan (deposito) dari nasabah, menyediakan dana atas setiap penarikan, melakukan penagihan cek-cek atas perintah nasabah, memberikan kredit dan atau menanamkan kelebihan simpanan tersebut sampai dibutuhkan untuk pembayaran kembali. (F.E. Perry (Dahlan Siamat, 1993:12)

o Bank adalah Suatu badan usaha yang bertujuan untuk memberi kredit,


(25)

commit to user

13 mengedarkan alat penukar berupa uang kartal dan uang giral (Prof.J.M.Verryn Stuart)

o Bank adalah lembaga keuangan yang usaha utamanya adalah

menghimpun dan menyalurkan dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. (Khasmir 2000:11).

o Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

(financial intermediare) antara pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga-lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Standar Akuntasi Keuangan nomor 31(1996).

C.Fungsi dan Jenis Bank

Bank sebagai lembaga keuangan memiliki beberapa fungsi dan jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi bank

Bank memiliki beberapa fungsi yang menjadikannya bisa berguna dalam transaksi keuangan. Karena fungsi bank akan semakin luas sejalan dengan perkembangan perekonomian dan kebutuhan masyarakat terhadap bank dalam melakukan transaksi dan usaha.

1) Fungsi Utama, meliputi:

o penghimpun dana

o pembiayaan

o peningkatan faedah dari dana masyarakat


(26)

commit to user

14 2) Fungsi Tambahan, meliputi:

o memberikan fasilitas pengiriman uang

o penggunaan cek

o memberikan garansi bank

b. Jenis bank

Jenis-jenis bank yang ada antara lain adalah : 1. Bank Sentral

Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia.

2. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum. Bank Umum sering juga disebut Bank Komersial. Usaha-usaha bank umum yang utama antara lain:

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan.


(27)

commit to user

15 c. menerbitkan surat pengakuan hutang

d. memindahkan uang

e. menempatkan dana pada atau meminjamkan dana dari bank lain

f. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga

g. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

Bank umum di Indonesia dilihat dari kepemilikannya terdiri atas: a. Bank pemerintah, seperti BRI, BNI, BTN.

b. Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti BPD DKI Jakarta

c. Bank Swasta Nasional Devisa, seperti BCA, NISP, Bank Danamon.

d. Bank Swasta Nasional Bukan Devisa.

e. Bank Campuran, contoh Sumitomo Niaga Bank.

f. Bank Asing, seperti Bank of America, Bank of Tokyo.

Bank umum ada yang disebut Bank Devisa dan Bank Non Devisa:

a. Bank Umum Devisa artinya yang ruang lingkup gerak operasionalnya

sampai ke luar negeri.

b. Bank Umum Non Devisa artinya ruang lingkup gerak operasionalnya

di dalam negeri saja.

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. (Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan)


(28)

commit to user

16 Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat, diantaranya:

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, dan tabungan.

b. memberi kredit

c. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah.

d. menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pembagian bank selain didasarkan Undang-Undang Perbankan dapat juga dibagi menurut kemampuan bank menciptakan alat pembayaran, yang meliputi:

1) Bank Primer yaitu bank yang dapat menciptakan alat pembayaran baik berupa uang kartal maupun uang giral. Bank yang termasuk kelompok ini adalah:

a. Bank Sentral atau Bank Indonesia sebagai pencipta uang kartal. Tugas Bank Sentral diantaranya:

- menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;

- mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan

- mengatur dan mengawasi bank.

b. Bank Umum sebagai pencipta uang giral (uang yang hanya berlaku

secara khusus dan tidak berlaku secara umum).

2) Bank Sekunder yaitu bank yang tidak dapat menciptakan alat pembayaran dan hanya berperan sebagai perantara dalam perkreditan yang tergolong dalam bank ini adalah Bank Perkreditan Rakyat.


(29)

commit to user

17 Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya

1) Bank Konvensional

Bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.

Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan

mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro. Menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.

2) Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya

mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang

menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.

D.Bank Syariah

Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008, menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan


(30)

commit to user

18 usaha, serta tata cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Adapun juga pengertian Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha- usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

Muhammad dalam bukunya lembaga-lembaga keuangan umat

kontemporer (2000: 62, 63) mendefinisikan bank syariah adalah :“Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya di sesuaikan dengan syariah islam”

Pengertian bank syariah berdasarkan Ensiklopedia Islam adalah : Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran, serta peredaran uang yang pengoperasiaannya disesuaikan dengan prinspi-prinsip syariah islam.

Prinsip-prinsip dasar perbankan syariah : 1) Bebas dari bunga (riba)

2) Bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (maysir) 3) Bebas dari hal tidak jelas dan merugikan (gharar)


(31)

commit to user

19 5) Hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.

Fungsi bank syariah : 1) Sebagai badan usaha (tamwil)

Beberapa fungsi bank syariah sebagai badan usaha : a) Manajer investasi

Bank syariah melakukan penghimpunan dana dari para investor/nasabah dengan prinsip wadiah yad dhamanah (titipan), mudharabah (bagi hasil), atau ijarah(sewa).

b) Investor

Bank syariah melakukan penyaluran dana melalui kegiatan investasi dengan prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa.

c) Penyedia jasa pelayanan

Bank syariah menyediakan beberapa pelayanan yaitu : a. Jasa keuangan,

Pelayanan jasa keuangan dilakukan dengan prinsip wakalah

(pemberian mandat), kafalah (bank garansi), hiwalah (pengalihan hutang), rahn (jaminan utang atau gadai), qardh (pinjaman kebajikan untuk dana talangan), sharf (jual beli valuta asing)

b. Jasa nonkeuangan

pelayanan jasa nonkeuangan dilakukan dalam bentuk wadiah yad amanah (safe deposit box)


(32)

commit to user

20 c. Jasa keagenan.

Pelayanan jasa keagenan dilakukan dengan prinsip mudharabah

muqayyadah.

2) Sebagai badan sosial (maal)

Bank syariah mempunyai fungsi sebagai pengelola dana sosial untuk menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq dan sadaqah, serta penyaluran qardhul hasan (pinjaman kebajikan).

E.Pendanaan

Pendanaan adalah usaha-usaha bank syariah dalam menghimpun dana dari masyarakat dengan akad-akad seperti wadiah dan mudharabah. Misalnya produk tabungan, deposito, dan giro beserta dengan akad-akad dan peraturan yang berkaitan dengannya.

Ketentuan dalam perundang-undangan, bank yang diperkenankan untuk melakukan penghimpunan dana dari masyarakat secara langsung. Badan usaha lain termasuk Lembaga Keuangan lain seperti Lembaga Pembiayaan (Multi Finance), Perusahaan Penjaminan, Perusahaan Pegadaian, sumber dananya diperoleh dari pemodal atau Bank, sedangkan Koperasi sumber dananya berasa dari anggota. Dalam Bank Konvensional, penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan dalam bentuk Tabungan, Deposito, dan Giro yang lazim disebut dengan dana pihak ketiga.

Bank Syariah dalam penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan dengan prinsip wadiah dan mudharabah tanpa membedakan nama produk yang bersangkutan. Yang harus diperhatikan prinsip syariah dalam penghimpunan


(33)

commit to user

21 dananya karena sangat terkait dengan imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana atau pemodal. Apapun nama produknya, jika penghimpunan dana mempergunakan prinsip mudharabah, maka pemilik dana akan memperoleh bagi hasil. Sebaliknya pemilik dana wadiah pada prinsipnya tidak mendapatkan imbalan kecuali Bank Syariah memberikan dalam bentuk bonus atau kebijakan Bank Syariah dan tidak diperjanjikan sebelumnya.

1. Pendanaan dengan Akad Wadiah a. Pengertian

Menitip adalah memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga hartanya/ barangnya. Dengan demikian cara titipan melibatkan adanya orang yang menitipkan (nasabah), pihak yang dititipi (bank syariah), barang yang dititipkan (dana nasabah). Menitipkan sebenarnya bukan usaha perniagaan yang lazim, kecuali penerima titipan menetapkan keharusan membayar biaya penitipan atau administrasi bagi penitip. Maka Titipan bisa memenuhi syarat perniagaan yang lazim. Artinya bank harus menjaga dan bertanggung jawab terhadap barang yang dititipkan karena sudah dibayar biaya administrasinya. Rekening giro di bank syariah dikelola dengan sistem titipan sehingga biasa dikenal dengan

Giro Wadiah, karena pada dasarnya rekening giro adalah dana

masyarakat di bank untuk tujuan pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Artinya giro hanyalah merupakan dana titipan nasabah, bukan dana yang diinvestasikan. Namun dana nasabah pada giro


(34)

commit to user

22 bisa dimanfaatkan oleh bank selama masih mengendap, tetapi kapanpun nasabah ingin menariknya bank wajib membayarnya. Sebagai imbalan dari titipan yang dimanfaatkan oleh bank syariah, nasabah dapat menerima imbal jasa berupa bonus. Namun bonus ini tidak diperjanjikan di depan melainkan tergantung dari kebijakan bank yang dikaitkan

dengan pendapatan bank. Rekening tabungan harian yang

memberlakukan ketentuan dapat ditarik setiap saat juga dikelola dengan cara titipan, karena sifatnya mirip dengan giro hanya berbeda mekanisme penarikannya.

b. Rukun wadiah

Rukun yang harus terpenuhi dalam transaksi dengan akad wadiah adalah :

Barang yang dititipkan

Orang yang menitipkan/penitip

Orang yang menerima titipan/penerima titipan Ijab qobul

c. Jenis wadiah

Wadiah dibedakan atas dua jenia yaitu: Wadiah yad-amanah

Wadiah yad-amanah adalah titipan dimana penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip.


(35)

commit to user

23 Wadiah yad-dhamanah

Wadiah yad-dhamanah adalah titipan dimana barang titipan selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan

Pemilik rekening wadiah harus membayar biaya penitipan dan Bank Syariah sebagai penerima titipan tidak ada kewajiban untuk memberikan imbalan. Namun atas kebijakan nya Bank Syariah dapat memberikan imbalan yang sering disebut “bonus” kepada penitip dengan syarat:

 Bonus merupakan kebijakan (hak prerogatif) dari bank sebagai penerima titipan

 Bonus tidak disyaratkan sebelumnya dan jumlah yang diberikan, baik dalam prosentase maupun nominal (tidak ditetapkan dimuka) d. Karakteristik wadiah

Karakteristik wadiah, baik wadiah yad-amanah maupun wadiah yad-dhamanah adalah sebagai berikut:

Wadiah yad-amanah

 Merupakan titipan murni

 Barang yang dititipkan tidak boleh digunakan (diambil


(36)

commit to user

24  Pada waktu titipan dikembalikan harus dalam keadaan utuh baik

nilai maupun fisik barang

 Jika selama dalam penitipan terjadi kerusakan maka pihak yang menerima titipan tidak dibebani tanggung jawab

 Sebagai kompensasi atas tanggung jawab pemeliharaan dapat

dikenakan biaya titipan Wadiah yad-dhamanah

 Merupakan pengembangan dari wadiah yad-amanah yang

disesuaikan dengan aktivitas perekonomian

 Penerima titipan diberi izin untuk menggunakan dan mengambil manfaat dari titipan tersebut

 Penyimpan mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab

terhadap kehilangan / kerusakan barang tersebut

 Semua keuntungan yang diperoleh dari titipan tersebut menjadi hak penerima titipan

 Sebagai imbalan kepada pemilik barang / dana dapat diberikan semacam insentif berupa bonus, yang tidak disyaratkan sebelumnya Penerima titipan dalam transaksi wadiah dapat:

 Meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang / uang tersebut

 Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan

barang / uang titipan (wadiah yad-dhamanah) namun tidak boleh diperjanjikan sebelumnya dan besarnya tergantung kepada kebijakan penerima titipan


(37)

commit to user

25 e. Sifat akad wadiah dalam giro dan tabungan

Sifat akad wadiah dalam giro dan tabungan adalah :

Perjanjian akad dapat dibatalkan setiap saat. Jadi dana yang dititipkan bisa diambil kapanpun oleh pihak yang menitipkan dana.

Terdapat unsur permintaan tolong dari penitip (pemilik dana), sedangkan memberikan pertolongan adalah hak dari penerima titipan (bank). Jadi penerima titipan berhak untuk menolak permintaan titipan yang diajukan oleh pemilik dana.

f.Syarat yang harus dipenuhi dalam skema wadiah :

Dalam surat edaran Bank Indonesia Nomor 10/14/DPbS, untuk melaksanakan akad wadiah untuk giro dan tabungan, disyaratkan hal-hal sebagai berikut :

Bank berperan sebagai penerima dana titipan dan nasabah selaku penitip dana.

Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi informasi produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah.

Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada nasabah.

Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan atas pembukaan dan penggunaan produk giro atau tabungan atas dasar akad wadiah dalam bentuk perjanjian tertulis.


(38)

commit to user

26 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening, antara lain biaya kartu ATM, buku/cek/bilyet giro, biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, biaya pembukaan dan penutupan rekening.

Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah. g. Potensi risiko dalam skema wadiah dan antisipasinya :

Risiko yang mungkin dihadapi pihak bank :

Risiko likuiditas, yang disebabkan oleh fluktuasi dana yang ada direkening giro relatif tinggi dan bank setiap saat harus memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut.

Risiko pasar, yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar untuk giro dalam valuta asing.

2. Wadiah dalam Perbankan Syariah a. Giro Wadiah

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pasal 1 ayat 6, menyatakan bahwa giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 pasal 1 menjelaskan bahwa giro adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan


(39)

commit to user

27 setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.

Ketentuan tentang giro wadiah dalam Fatwa Dewan Syariah

Nasional adalah : 1) Bersifat titipan

2) Titipan bisa diambil kapan saja

3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela dari pihak bank.

Karakteristik dari giro wadiah adalah :

1) Harus dikembalikan secara utuh seperti semula sejumlah barang yang dititipkan sehingga tidak boleh overdraft

2) Dapat dikenakan biaya titipan

3) Dapat diberikan syarat tertentu untuk keselamatan barang titipan misalnya dengan cara menetapkan saldo minimum

4) Penarikan giro wadiah dilakukan dengan cek dan bilyet giro sesuai ketentuan yang berlaku

5) Jenis dan kelompok rekening sesuai ketentuan yang berlaku dalam kegiatan usaha bank sepanjang tidak bertentangan dengan syariah 6) Dana wadiah hanya dapat digunakan seijin penitip


(40)

commit to user

28 Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/31/DPbS tanggal 7 Oktober 2008, perihal : Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah menjelaskan sebagai berikut :

1) Definisi

Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.

2) Akad wadiah

Transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu.

3) Fitur dan mekanisme

Giro atas dasar akad wadiah :

 Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah

bertindak sebagai penitip dana

 Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada nasabah

 Bank dapat membebankan biaya kepada nasabah biaya administrasi

berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya cek/ bilyet giro, biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening


(41)

commit to user

29

 Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah

 Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah

b. Tabungan Wadiah

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.

Undang-undang No. 21 tahun 2008, pasal 1 menyatakan bahwa Tabungan adalah simpanan berdasarkan atas akad wadiah atau investasi

dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Fatwa Dewan Syariah Nasional menetapkan mengenai ketentuan tentang tabungan wadiah sebagai berikut :

1) Bersifat simpanan

2) Simpanan bisa diambil kapan saja atau berdasarkan kesepakatan

3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian


(42)

commit to user

30 Surat edaran Bank Indonesia No. 10/31/DPbS tanggal 7 Oktober 2008, menyatakan mengenai perihal produk bank syariah dan unit usaha syariah dijelaskan sebagai berikut :

1) Definisi

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/ bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2) Akad wadiah

Transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu.

3) Fitur dan mekanisme

Tabungan atas dasar akad wadiah :

 Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah

bertindak sebagai penitip dana

 Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada nasabah

 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi

berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening


(43)

commit to user

31

 Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah

 Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah 3. Pendanaan dengan Akad Mudharabah

a. Pengertian

Mudharabah disebut juga Qiradh yang berarti “memutuskan”. Dalam hal ini, pihak yang memiliki uang telah memutuskan untuk menyerahkan sebagian uangnya untuk diperdagangkannya berupa barang-barang dan memutuskan sebagian dari keuntungannya bagi pihak kedua orang yang berakad Qiradh ini.

Mudharabah dikenal sebagai suatu akad atau perjanjian atas sekian uang untuk dipertindakkan oleh pengusaha dalam perdagangan, kemudian keuntungannya dibagikan diantara keduanya menurut syarat-syarta yang ditetapkan terlebih dahulu, baik dengan sama rata, maupun dengan kelebihan yang satu atas yang lain..

Tujuan akad mudharabah adalah supaya ada kerjasama kemitraan antara pemilik harta (modal) yang tidak ada pengalaman dalam perniagaan / perusahaan atau tidak ada peluang untuk berusaha sendiri dalam lapangan perniagaan, perindustrian, dan sebagainya dengan orang berpengalaman di bidang tersebut tapi tidak punya modal. Ini merupakan suatu langkah untuk menghindari penyia-nyiaan modal pemilik harta dan menyia-nyiakan keahlian tenaga ahli yang tidak mempunyai modal untuk memanfaatkan keahliannya.


(44)

commit to user

32 Investasi / mudharabah adalah suatu bentuk perniagaan dimana pemilik modal (nasabah) menyetorkan modalnya kepada pengelola (bank) untuk diusahakan dengan keuntungan akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak. Sedangkan kerugian, jika ada akan ditanggung oleh si pemilik modal. Dengan demikian cara investasi melibatkan pemilik modal (nasabah), pengelola modal (bank), modal (dana) harus jelas berapa jumlahnya, jangka waktu pengelolaan modal, jenis pekerjaan atau proyek yang di biayai, porsi bagi hasil keuntungan. Deposito di bank syariah dikelola dengan cara investasi atau mudharabah, sehingga biasa dikenal dengan Deposito Mudharabah. Bank Syariah tidak membayar bunga deposito kepada deposan tetapi membayar bagi hasil keuntungan yang ditetapkan dengan nisbah. Beberapa jenis tabungan berjangka juga dikelola dengan cara mudharabah misalnya tabungan pendidikan dan tabungan hari tua, tabungan haji, tabungan berjangka ini biasa dikenal istilah Tabungan Pendidikan Mudharabah, Tabungan Haji. Tabungan-tabungan tersebut tidak dapat ditarik oleh pemilik dana sebelum jatuh tempo sehingga memenuhi syarat untuk diinvestasikan.

b. Rukun mudharabah

Rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan akad mudharabah adalah :

Pemilik dana / nasabah ( Shahibul maal / Rabulmal ) Pengelola dana / pengusaha / bank ( Mudharib )


(45)

commit to user

33 Usaha / pekerjaan ( Amal )

Ijab qobul

c. Jenis mudharabah

Dilihat dari segi kuasa yang diberikan kepada pengusaha, mudharabah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

Mudharabah muthlaqah

Mudharabah muthlaqah adalah pihak penguasa “diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan / gangguan apapun” urusan yang berkaitan dengan proyek itu dan tidak terkait dengan

waktu, tempo, jenis, perusahaan, dan pelanggan. Mudharabah

muthlaqah ini pada urusan perbankan syariah diaplikasikan pada

tabungan dan deposito. Mudharabah muthlaqah dalam PSAK 59

tentang Akuntansi Perbankan Syariah diterjemahkan menjadi Investasi Tidak Terikat dan dalam PSAK syariah yang baru disempurnakan menjadi Dana Syirkah Temporer.

Mudharabah muqaidah / muqayyadah

Mudharabah muqayyadah ( Investasi Terikat ) adalah pemilik dana ( shahibul maal ) membatasi / memberi syarat kepada mudharib dalam pengelolaan dana misalnya :

 Hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu,

dan tempat yang tertentu saja

 Bank dilarang mencampurkan rekening Investasi Terikat dengan dana bank atau dana rekening lainnya pada saat investasi


(46)

commit to user

34  Bank dilarang untuk investasi dananya pada transaksi penjualan

cicilan, tanpa penjamin atau tanpa jaminan

Dalam transaksi mudharabah Bank Syariah bisa bertindak

sebagai pengelola dana (mudharib) dan dapat bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal).

d. Karakteristik mudharabah

Kedua pihak yang mengadakan kontrak yaitu pemilik dana dan mudharib akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun pemilik

Modal adalah sejumlah uang pemilik dana yang diberikan kepada mudharib untuk diinvestasikan (dikelola) dalam kegiatan usaha mudharabah

Keuntungan adalah jumlah yang melebihi jumlah modal dan merupakan tujuan mudharabah

Jenis usaha / pekerjaan diharapkan mewakili / menggambarkan adanya kontribusi mudharib dalama usahanya untuk mengembalikan / membayar modal kepada penyedia dana

Pembatasan masa / periode pembiayaan mudharabah, sebagian

membolehkan untuk membatasi waktu dalam pembiayaan

mudharabah untuk selama periode tertentu, namun sebagian lain melarangnya karena hal itu menjadi tidak penting apabila dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa masing-masing berhak untuk membatalkan perjanjian kapan saja.


(47)

commit to user

35

Garansi dalam mudharabah untuk menunjukkan adanya tanggung

jawab mudharib dalam mengembalikan modal kepada pemilik dana

e. Syarat minimum akad

Pasal 5 Peraturan Bank Indonesia memuat mengenai syarat minimum yang harus tercantum dalam akad mudharabah untuk tabungan dan deposito adalah :

Adanya pihak-pihak yang melakukan akad, yakni bank dan deposan atau penabung. Bank bertindak selaku pengelola dana (mudharib), sementara nasabah bertindak selaku pemilik dana (shahibul al-mal). Jadi dana yang disetorkan oleh nasabah ke dalam rekening mudharabah (baik berbentuk giro, deposito, ataupun tabungan) akan dikelola oleh bank dengan sedemikian rupa, yang kemudian hasilnya akan dibagikan kepada nasabah sesuai dengan nisbah yang telah disepakati diawal.

Dana harus disetor secara penuh Pembagian keuntungan dengan nisbah

Pada tabungan mudharabah, nasabah wajib menginvestasikan dana minimum tertentu.

Nasabah tidak boleh menarik dana diluar kesepakatan Biaya operasional dari nisbah bank

Bank tidak boleh mengurangi hak nasabah

Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dalam perundang-undangan yang berlaku.


(48)

commit to user

36 f.Potensi risiko dalam skema mudharabah

Potensi risiko dalam skema mudharabah adalah :

Risiko likuiditas, yang disebabkan oleh fluktuasi dana yang ada di rekening giro relatif tinggi dan bank setiap saat harus memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut.

Risiko pasar, yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar untuk giro dalam valuta asing.

Risiko displacement, yang disebabkan oleh adanya potensi nasabah memindahkan dananya karena adanya tingkat bonus atau bagi hasil riil yang lebih rendah dari tingkat suku bunga yang ada.

4. Mudharabah dalam Perbankan Syariah

a. Tabungan Mudharabah

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Dalam Undang-Undang nomor 21 Tahun 2008, pasal 1 angka 23 dijelaskan :

Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah dan / atau UUS berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat


(49)

commit to user

37 dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan / atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 Tertanggal 1 April 2000 tentang tabungan, memberikan landasan syariah dan ketentuan tentang tabungan mudharabah sebagai berikut :

1) Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana

2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan

berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan

pihak lain

3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang

4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening

5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya

6) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.


(50)

commit to user

38 Dalam Surat Edaran Bank Indonesia nomor 10/31/DPbS tanggal 7 Oktober 2008, perihal Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah dijelaskan sebagai berikut :

1) Definisi

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/ bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2) Akad mudharabah

Transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal), kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara

kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati

sebelumnya.

3) Fitur dan mekanisme

Fitur dan mekanisme tabungan atas dasar akad mudharabah adalah :

Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib), dan nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal)

Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati

Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu yang disepakati


(51)

commit to user

39 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening

Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan

Tabungan ini dikelola dengan prinsip mudharabah mutlaqah

karena pengelolaan dana investasi tabungan ini sepenuhnya diserahkan kepada mudharib. Tabungan yang dikategorikan pada kelompok ini yaitu tabungan yang mempunyai batas-batas tertentu (tidak dapat ditarik sewaktu-waktu) seperti tabungan haji, tabungan walimah, tabungan kurban dan lain sebagainya.

Tabungan mudharabah tidak dapat ditarik sewaktu-waktu , sesuai prinsip yang digunakan. Tabungan mudharabah merupakan investasi yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan, oleh karena itu modal yang diserahkan kepada pengelola dan / mudharib (bank) tidak dapat ditarik sebelum akad tersebut berakhir. Hal ini disebabkan karena kelancaran usaha yang dilakukan oleh mudharib sehubungan dengan pengelolaan dana tersebut.

Penarikan tunai tabungan hanya dapat dilakukan dengan slip penarikan , sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan tentang tabungan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.


(52)

commit to user

40 Perbedaan tabungan mudharabah dan tabungan wadiah adalah :

No Tabungan Mudharabah Tabungan Wadiah

1 Sifat dana Investasi Titipan

2 Penarikan Hanya dapat dilakukan

pada periode/waktu

tertentu

Dapat dilakukan

sewaktu-waktu

3 Insentif Bagi hasil Bonus

4 Pengembalian

dana

Tidak ada jaminan

dikembalikan semua

Dijamin dikmbalikan semua

Perhitungan bagi hasil tabungan dilakukan berdasarkan besarnya dana investasi rata-rata selama satu periode perhitungan bagi hasil, dimana dana rata-rata tersebut dihitung dengan menjumlahkan saldo harian setiap tanggal dibagi dengan hari periode perhitungan bagi hasil. Periode perhitungan bagi hasil tersebut tidak harus sama dengan jumlah hari bulan yang bersangkutan, jumlah hari dalam periode perhitungan bagi hasil dihitung mulai tanggal awal periode (satu hari setelah tanggal tutup buku / perhitungan bagi hasil yang lalu) sampai dengan tanggal tutup buku atau perhitungan bagi hasil.

b. Deposito Mudharabah

Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu pada waktu perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.


(53)

commit to user

41 Jenis deposito berjangka :

1) Deposito berjangka biasa

2) Deposito yang berakhir pada jangka waktu yang diperjanjikan, perpanjangan hanya dapat dilakukan setelah ada permohonan baru/ pemberitahuan dari penyimpan

3) Deposito berjangka otomatis

Pada saat jatuh tempo, secara otomatis akan diperpanjang untuk jangka waktu yang sama tanpa pemberitahuan dari penyimpan.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 3/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 01 April 2000 tentang deposito memberikan landasan syariah dan ketentuan tentang deposito mudharabah sebagai berikut:

1) Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan

berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

dan mengembangkannya, termasuk didalamnya mudharabah dengan

pihak lain.

3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.

4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.


(54)

commit to user

42 5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan

menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

6) Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan

nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.

Surat edaran Bank Indonesia No. 10/31/DPbS tanggal 7 Oktober 2008, perihal : produk bank syariah dan unit usaha syariah menjelaskan mengenai hal-hal sebagai berikut :

1) Definisi

Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dengan bank.

2) Akad mudharabah

Transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

3) Fitur dan mekanisme

 Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal)

 Pengelolaan dana oleh bank dapat dilakukan sesuai batasan-batasan yang ditetapkan oleh pemilik dana (mudharabah muqayyadah) atau


(55)

commit to user

43 dilakukan dengan tanpa batasan-batasan dari pemilik dana (mudharabah mutlaqoh)

 Dalam akad mudharabah muqayyadah harus dinyatakan secara

jelas syarat-syarat dan batasan tertentu yang ditentukan oleh nasabah

 Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang

disepakati

 Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu

yang disepakati

 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi

berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening

 Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah

tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.

Deposito dijalankan dengan prinsip mudharabah mutlaqah karena pengelolaan dana deposito sepenuhnya menjadi tanggung jawab mudharib (bank).

Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad

mudharabah dimana pemilik dana (shahibul maal) mempercayakan dananya untuk dikelola bank (mudharib) dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati sejak awal. Semua permintaan pembukaan


(56)

commit to user

44 akad/kontrak/perjanjian yang berisi antara lain nama dan alamat shahibul maal, jumlah deposito, jangka waktu, nisbah pembagian keuntungan, cara pembayaran bagi hasil dan pokok pada saat jatuh tempo serta syarat-syarat deposito mudharabah yang lain.

Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberian keuntungan dan/atau perhitungan distribusi keuntungan serta risiko yang dapat timbul dari deposito tersebut. Setiap tanggal jatuh tempo deposito, pemilik dana akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah dari hasil investasi yang telah dilakukan oleh bank. Bagi hasil akan diterima oleh pemilik dana sesuai dengan perjanjian akad awal pada saat penempatan deposito tersebut. Dalam syariat islam tidak permasalahkan jika bagi hasil ditambahkan ke pokoknya untuk kembali diinvestasikan. Periode penyimpanan dana ditentukan berdasarkan periode bulanan. Bank dapat memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada pemilik dana. Deposito mudharabah hanya dapat ditarik sesuai dengan jatuh waktu yang disepakati. Atas bagi hasil yang diterima, dikenakan pajak penghasilan sesuai ketentuan yang berlaku. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Perhitungan bagi hasil kepada pemilik dana deposito mudharabah dapat dilakukan dengan dua cara :


(57)

commit to user

45  Dilakukan setiap akhir bulan atau awal bulan berikutnya tanpa

memperhatikan tanggal pembukaan deposito mudharabah tersebut. Dari kedua cara tersebut mempunyai konsekuensi yang berbeda sehingga perlu ditelaah lebih mendalam. Pada saat ini sebagian bank syariah melakukan perhitungan bagi hasil deposito mudharabah dengan metode setiap ulang tanggal dan sebagian bank syariah lain melakukan perhitungan bagi hasil deposito mudharabah dengan metode setiap akhir bulan atau awal bulan berikutnya.

Bank syariah menerapkan akad mudharabah untuk deposito, dalam hal ini nasabah (deposan) bertindak sebagai shahibul maal dan bank

selaku mudharib. Penerapan akad mudharabah terhadap deposito

dikarenakan adanya tenggang waktu antara penyetoran dan penarikan dana agar dana tersebut dapat diputarkan untuk usaha.


(58)

commit to user

46 BAB III

PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET

RIYADI

A.Deskripsi PT BRI Syariah 1. Sejarah Berdiri PT BRI Syariah

Berawal dari akusisi Bank Jasa Arta oleh Bank Rakyat Indonesia, pada tanggal 19 Desember 2007 dan kemudian diikuti dengan perolehan ijin dari Bank Indonesia untuk mengubah kegiatan usaha Bank Jasa Arta dari bank umum konvensional menjadi bank umum yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 16 Oktober 2008, maka lahirlah Bank umum syariah yang diberi nama PT. Bank Syariah BRI ( yang kemudian disebut dengan nama BRI Syariah) pada tanggal 17 November 2008.

Nama BRISyariah dipilih untuk menggambarkan secara langsung hubungan Bank dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, selanjutnya disebut Bank Rakyat Indonesia, yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia. BRISyariah merupakan anak perusahaan dari Bank Rakyat Indonesia yang akan melayani kebutuhan perbankan masyarakant Indonesia dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah. Pada tanggal 19 Desember 2008,telah ditanda-tangani akta pemisahan unit usaha syariah. Penandatanganan akta pemisahan telah dilakukan oleh Bp. Sofyan


(59)

commit to user

47 Basir selaku Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia dan Bp. Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama BRISyariah, sebagaimana akta pemisahan No. 27 tanggal 19 Desember 2008 dibuat di hadapan notaris Fathiah Helmi SH di Jakarta.

Peleburan unit usaha syariah Bank Rakyat Indonesia ke dalam BRISyariah ini berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Adapun yang menjadi pemegang saham BRISyariah adalah

a. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, sebesar 99,99967% b. Yayasan kesejahteraan pekerja BRI sebesar 0,00033%

2. Fungsi

Fungsi dari BRI Syariah adalah sebagai lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana yang dalam transaksinya menggunakan prinsip syariah.

3. Visi dan Misi

Visi BRI Syariah adalah

Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah,untuk kehidupan yang lebih bermakna.

Misi BRI Syariah adalah

 Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam

kebutuhan finansial nasabah;

 Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika


(60)

commit to user

48  Menyediakan aksesibilitas ternyaman melalui berbagai sarana

kapanpun, dimanapun;

 Memungkinkan setiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas

hidup dan ketentraman pikiran. 4. Struktur Organisasi


(61)

commit to user


(62)

commit to user

50 5. Job Description

a. Pemimpin Cabang.

Tujuan jabatan:

Merencanakan, mengkoordinasikan dan mensurvey seluruh kegiatan Kantor Cabang Induk (KCI), dan Kantor Cabang (KC), dan Kantor Cabang Pembantu (KCP), yang meliputi kegiatan pemasaranan operasional untuk menjamin tercapainya target anggaran yang ditetapkan secara efektif dan efesien.

Tanggung Jawab Utama:

1) Mengarahkan, mengkoordinasi dan mengusulkan Rencana Kerja

Anggaran di KCI/ KC/ KCP, serta memantau dan mengevaluasi

pelaksanaanya, serta mengkoordinasikan pelaporannya untuk

memastikan kesesuaian pelksanaan dengan Rencana Kerja Anggaran yang ditetapkan.

2) Merencanakan, mengembangkan dan mengkoordinasi kegiatan

pemasaran produk pembiayaan, pendanaan dan jasa lainnya untuk memastikan tercapainya Rencana Kerja Anggaran secara efektif dan efesien.

3) Melakukan pembinaan dan membina hubungan baik dengan nasabah penyimpan dan pembiayaan KCI/ KC/ KCP untuk mempertahankan dan mengembangkan porto folio pembiayaan, simpanan dan jasa lainnya.


(63)

commit to user

51 4) Memantau porto folio pembiayaan, pendanaan, jasa lainnya dan pelanyanan cabang untuk memastikan kualitas porto folio pembiayaan dan pengembangan porto folio menguntungkan, serta pelanyanan dan memuaskan nasabah.

5) Membina, mengarahkan dan mengawasi kegiataan operasional KCI/ KC/ KCP agar sesuai dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan dan rangka memenuhi kepentingan nasabah dengan tetap memperhatikan perusahaan.

6) Merencanakan, mengembangkan, membina dan mengevaluasi

kopetensi dan kerja di KCI/ KC/ KCP untuk memastikan pengelola SDM berjalan sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

7) Melakukan koordinasi dan kerja sama di KCI/ KC/ KCP dan membina

hubungan baik dengan pihak ketiga untuk memperlancar pencapaian target yang ditetapkan sesuai kewenangannya.

8) Mengkoordinasikan pengelola administrasi KCI/ KC/ KCP untuk

menjamin ketertiban administrasi dan menjaga penyalahgunan wewenang user .

9) Mengarahkan dan mengkoordinasikan dan memantau pelaksaan

tindak lanjut temuan audit di KC/ KCI/ KCP untk memastikan tindak lanjut perbaikan dilaksanakan sebagai tanggapan positif atas temuan Audit.


(64)

commit to user

52 10) Melaksankan tugas-tugas kedinasan dari jajaran menajemen BRI Syariah sesuai dengan peran dan kompetensinya untuk mencapai target yang ditetapkan secara efektif dan efesien.

b. Operation Manajer Tujuan Jabatan:

1) Memberikan dukungan kepada Pemimpin Cabang dengan

mengkoordinasi pelaksanaan operasional Bank di Kantor Cabang Induk/ Kantor Cabang dengan cara memberikan layanan opersional bank yang akurat dan tepat waktu, sehingga seluruh transaksi dari nasabah dapat ditangani dan diselesaikan secara baik.

2) Memberikan dukungan kepada Pemimpin Cabang dan semua Group

di BRI Syariah, berupa:

a) Menyediakan lanyanan operasional yang akurat dan tepat waktu secara konsisten.

b) Melaksanakan layanan lain yang di sentralisasikan di Kantor Cabang Induk/Kantor Cabang sehingga tidak terdapat open item dalam jangka waktu yang lama.

c) Sebagai narasumber dalam layanan operasi cabang baik di internal Bank maupun dengan jaringan bank eksternal lainnya.

d) Membangun team work dan komunikasi yang efektif diopersional cabang.


(65)

commit to user

53 Tanggung Jawab Utama:

1) Menyusun rencana penempatan dan pembinaan karyawan operasional

cabang.

2) Menjaga kebersihan lingkungan kerja dan mengkoordinasi persiapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk kebersihan operasional cabang.

3) Mengelola operasional cabang

4) Melakukan koordinasi internal dan ekternal perusahaan khususnya yang terkait dengan opersioanal.

5) Melakukan sosialisasi kepada karyawan di jajaran operasional dan pihak terkait lainnya dalam rangka imlementasi kebijakan dan aturan yang berlaku untuk setiap layanan opersional di cabang.

6) Membantu Team Work yang solid dalam komunikasi yang efektif di oprasional cabang serta pengembangan karier dan pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawan jajaran opersioanl di cabang.

c. Supervior Pelayanan Tujuan Jabatan :

1) Mengkoordinir pelaksanaan transaksi layanan operasional front office sehingga kebutuhan nasabah dapat terpenuhi dan tidak ada transaksi yang tertunda penyelesaikan untuk mencapai service excellent.

2) Memberikan dukungan kepada Operation Manajer, Pemimpin Cabang


(66)

commit to user

54 a) Menyediakan layanan operasi front office yang kuat tepat waktu

secara konsisten .

b) Menyetujui/ otorisasi transaksi layanan operasi front office sesuai kewenangannya.

c) Membimbing Teller dan Customer Service dalam melaksanakan tugasnya.

d) Sebagai narasumber dalam lanyanan operasi front office baik untuk internal Bank maupun dengan jaringan bank eksternal lainnya. e) Membangun team work dan komunikasi yang efektif di front office

kanca.

Tanggung Jawab Utama:

1) Membina dan melatih Teller dan Costumer Service agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar.

2) Memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan kerja terutama halaman, banking hall dan area kerja Teller, Customer Service dan area front office lainnya, seperti tempat duduk nasabah, tempat apliksi dan brosur.

3) Mengelola opersional front office kanca.

4) Melakukan koordinasi internal dan eksternal perusahaan khususnya yang terkait dengan operasioanal front office kanca.

5) Melakukan sosialisasi kepada Teller dan Customer Service serta pihak terkait lainnya dalam rangka implementasikan kebijakan dan aturan yang belaku untuk setiap layanan operasi front office di Kanca


(67)

commit to user

55 6) Membetuk Team Work yang solid dan komunikasi yang efektif di operasional front office Kanca serta Pengembangan karier dan pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawan front office di Kanca.

d. Supervisor Administrasi Manajer. Tujuan Jabatan:

1) Mengkoordinir pelaksanaan transaksi back office sehingga kebutuhan nasabah dan pihak lainnya dapat terpenuhi serta tidak ada transaksi yang tertunda penyelesaiannya untuk mencapai service excellent.

2) Memberikan dukungan kepada Operation Manager, Pemimin cabang

dan semua Group di BRI Syariah berupa;

a) Menyediakan layanan operasi back office yang akurat dan tepat waktu secara konsisten.

b) Menyetujui/ otorisasi transaksi layanan operasi back office sesuai kewenangan

c) Membimbing karyawan back office dalam melaksanakan tugas.

d) Sebagai narasumber dalam layanan operasi back office baik untuk internal Bank maupun dengan jaringan bank eksternal lainnya.

e) Membangun team work dan komunikasi yang efektif di back office

kanca.

Tanggung Jawab Utama:

1) Membina dan melatih karyawan back office agar dapat melaksanakan


(68)

commit to user

56 2) Memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan kerja terutama area back office seperti meja keja dan tempat duduk karyawan, komputer kerja, tempat penyimpanan dokumen transaksi, tempat penyimpanan persediaan barang cetak serta area back office lainnya seperti toilet, dapur dan gudang.

3) Mengelola operasional back office kanca

4) Melakukan koordinasi internal dan eksternal perusahan khususnya yang terkait dengan opresioanal back office kanca.

5) Melakukan sosialisasi kepada petugas back office serta pihak terkait lainnya dalam rangka implementasi kebijakan dan aturan yang berlaku untuk setiap lanyanan opersi back office di kanca.

6) Membentuk Team Work yang solid dan komunikasi yang efektif di operasional back office kanca serta pengembangan karier dan pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawan back office di kanca.

e. Quality Assurance Tujuan Jabatan:

1) Melaksanakan proses internal kontrol di kantor cabang induk atau kantor cabang di bawah koordinasinya utnuk menyakinkan kualitasnya service dan operasi terjaga dengan baik dan transaksi operasi dilakukan sesuai dengan kebijakan dari prosedur.


(69)

commit to user

57

2) Memberikan dukungan kepada Supervior Asministrasi Internal,

Operation Manager, Pemimpin Cabang dan semua group di BRI Syariah berupa:

a) Melaksanakan proses internal kontrol untuk service dan operasi yang tepat dan cepat baik operasional KCI/ KC dibawah koordinasinnya sehingga semua lanyanan dapat terjaga kualitasnya. b) Sebagai user representative dari KCI/ KC dalam kaitannya dengan

implementasinya internal kontrol dan manajement resiko.

c) Sebagai pelaksana dan narasumber dalam implementasi kebijakan dan prosedur pengawasan service dan operasi.

d) Bagian dari tim operasi cabang maupun Ops Quality Assurance (OQA) Grup Operasi KP agar pelaksanakan tugas dan fungsi OQA di cabang dapat tercapai dengan baik.

Tanggung Jawab :

1) Melakukan proses identifikasi, penilaian, pengukuran dan monitoring terhadap kualitas servis dan proses operasi atas kegagalan pelaksanaan operasional yang diakibatkan oleh proses, manusia, faktor eksternal dan kesesuaian terhadap prinsip syariah, baik secara harian atau berkala.

2) Melaksanakan pengawasan service dan proses operasi.

3) Sebagai narasumber untuk implementasi kebijakan pengawasan


(1)

commit to user

107

 Kemudian nasabah menerima slip setoran dan buku tabungan yang

di dalamnya terdapat jumlah nominal rekening tabungan haji yang dimiliki nasabah.

C.Keunggulan Produk Pendanaan BRISyariah

1. Keunggulan Produk Tabungan Wadiah

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh produk Tabungan Wadiah

iB adalah :

a. Aman, karena diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah

b. Dapat bertransaksi di seluruh jaringan BRISyariah secara online c. Setoran awal ringan Rp

50.000,-d. Gratis biaya administrasi bulanan Tabungan

e. Gratis biaya bulanan Kartu ATM

f.Gratis biaya tarik tunai di jaringan ATM BRI, Bersama maupun Prima

g. Gratis biaya transfer di jaringan ATM BRI, Bersama maupun Prima

h. Gratis biaya cek saldo di jaringan ATM BRI, Bersama maupun Prima

i.Gratis biaya debit Prima

j.Dengan Kartu ATM BRISyariah, Anda mudah melakukan beragam

transaksi perbankan di ATM BRISyariah serta puluhan ribu jaringan ATM BRI, ATM Bersama maupun ATM Prima di seluruh Indonesia

k. Berbagai layanan perbankan yang dapat dilakukan melalui ATM

BRISyariah : Informasi saldo tarik tunai


(2)

commit to user

108 Ganti PIN

2. Keunggulan Produk Deposito Mudharabah

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh produk Deposito

Mudharabah iB BRI Syariah adalah :

a. Aman, karena diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah

b. Tersedia pilihan jangka waktu 1,3,6 dan 12 bulan c. Bagi hasil yang kompetitif

d. Pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang didapat

e. Pemindahbukuan otomatis setiap bulan dari bagi hasil yang didapat ke rekening tabungan atau giro di BRI Syariah

f.Dapat diperpanjang secara otomatis dengan nisbah bagi hasil sesuai kesepakatan pada saat diperpanjang

g. Dapat dijadikan sebagai jaminan pembiayaan

3. Keunggulan Produk Giro Wadiah

a. Manfaat produk giro wadiah: Keamanan dana

Kemudahan berbisnis

Dana lebih berkah karena pengelolaan dana sesuai syariah b. Fasilitas yang diberikan dalan produk giro wadiah :

Aman, karena diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah Dapat bertransaksi di seluruh jaringan kantor canang BRI Syariah secara online


(3)

commit to user

109 Buku cek dan bilyet giro sebagai media penarikan

Bonus sesuai kebijakan bank

Pemotongan zakat secara otomatis dari bonus yang diterima

Tersedia layanan perbankan elektronik untuk kemudahan transaksi perbankan nontunai tanpa hambatan waktu maupun tempat

4. Keunggulan Produk Tabungan Haji Mudharabah

Keunggulan-keunggulan yang diperoleh oleh nasabah dalam penggunaan produk Tabungan Haji BRI Syariah adalah:

a. Aman, karena diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah

b. Dapat bertransaksi di seluruh jaringan kantor cabang BRI Syariah secara online

c. Gratis biaya administrasi tabungan dan biaya asuransi jiwa dan kecelakaan

d. Bagi hasil yang kompetitif

e. Pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang didapatkan f.Kemudahan dalam merencanakan persiapan ibadah haji

g. Tersedia pilihan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

h. Dana talangan haji iB merupakan solusi terbaik mempercepat ke Baitullah dengan persyaratan dan ketentuan mudah serta cepat.


(4)

commit to user

110

BAB IV PENUTUP

A.Kesimpulan

Uraian yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur yang digunakan oleh PT BRI Syariah ini cukup sederhana dan mudah untuk diterima oleh nasabah tapi dana nasabah tetap akan aman karena dijamin oleh pemerintah. Prosedur dalam pembukaan rekening untuk produk pendanaan BRISyariah adalah : nasabah menjelaskan keinginan atau kebutuhannya, Customer Service menerangkan mengenai kriteria produk dilanjutkan dengan pembukaan rekening, kemudian pengesahan transaksi pembukaan rekening oleh Supervisor Divisi Operasional, setelah itu nasabah melakukan transaksi di Teller untuk setor dana. Prosedur ini bisa dilayani secara one day service. Prosedur yang digunakan oleh front office (customer service dan teller) telah terstandarisasi karena telah ada SOP (Standart Operation Prosedur) yang melandasi bagian front office dalam melakukan pelayanan terhadap nasabah. Kemudahan-kemudahan juga diberikan kepada nasabah yang berdomisili di luar daerah Bank berada. Hal ini mempermudah bagi nasabah luar kota yang berminat dengan produk BRI Syariah.

2. Keunggulan yang ditawarkan oleh PT BRI Syariah cabang Solo Slamet Riyadi dalam produk pendanaannya yaitu prosedur yang sederhana, bebas


(5)

commit to user

111 biaya administrasi untuk produk tabungan wadiah, deposito mudharabah dan tabungan haji mudharabah, layanan one day service, kemudahan persyaratan yang dibutuhkan dalam pembukaan produk pendanaan, dan pelayanan yang cepat. Walaupun keberadaan BRI Syariah tergolong baru, tapi mampu bersaing dengan Bank Syariah lain. Sehingga PT BRI Syariah cabang Solo Slamet Riyadi ini mampu memberikan kontribusi yang baik terhadap keberadaan Bank Syariah di Indonesia. Meningkatnya jumlah Bank Syariah di Indonesia membuktikan bahwa masyarakat semakin tertarik dengan produk Bnak Syariah dan prinsip-prinsip yang digunakan.

B.Saran

Magang kerja yang dilakukan penulis dan juga pemahaman yang dilakukan penulis mengenai BRI Syariah, maka penulis memberikan saran-saran kepada pihak perusahaan BRI Syariah khususnya untuk kantor cabang Solo Solo Slamet Riyadi, yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan operasional dalama produk pendanaan.

1. Prospek masa depan terhadap produk pendanaan BRISyariah terus

meningkat dengan baik sejalan dengan tingkat ketertarikan masyarakat terhadap bank syariah yang juga meningkat. Untuk saat ini, permintaan masyarakat terhadap lembaga perbankan syariah semakin bertambah menjadikan Bank Umum Syariah memperluas jaringannya untuk mendapatkan nasabah yang lebih banyak lagi. Untuk itu, PT BRI Syariah cabang Solo Slamet Riyadi harus terus meningkatkan pelayanan dalam hal ini adalah bagian front office dalam berinteraksi dengan nasabah. Karena


(6)

commit to user

112 kesan baik atau buruknya sebuah bank pertama terlihat dari pelayanan yang diberikan oleh front office nya. Perlu untuk memupuk sifat sadar dengan pelayanan oleh front office bagaimanapun keadaan dan karakter dari nasabah. Karena kesalahan yang disengaja ataupun tidak dalam komunikasi dengan nasabah akan mempengaruhi pembentukan citra bank dari sudut pandang nasabah. Jadi perlu untuk meminimalisir kesalahan yang dibuat. 2. Tingkat kepercayaan nasabah yang semakin tinggi terhadap produk-produk

pendanaan BRISyariah karena dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan seharusnya bisa menjadikan motivasi untuk pelayanan yang lebih baik. Karena kepercayaan nasabah adalah tujuan utama dari pelayanan yang diberikan. Jika bank bisa memelihara kepercayaan nasabah dengan baik, maka nasabah akan setia dengan bank BRISyariah, sehingga bank tidak akan kehilangan nasabahnya. Karena keberadaan Bank Syariah mulai tumbuh terus dan semakin ketat tingkat persaingannya dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang mempermudah nasabah dalam setiap melakukan transaksi keuangan.