Asimetri Metode Pemeriksaan Asimetri Wajah dan Lengkung Gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asimetri

Asimetri merupakan komposisi yang sering dikaitkan dalam dunia seni dan kecantikan, tetapi lain halnya dalam keindahan estetika wajah. Estetika wajah dapat diperoleh dari kesimetrisan antara sisi kanan dan kiri. Simetri juga dapat diartikan sebagai suatu hal yang seimbang dan baik secara proporsinya. Jadi asimetri dapat diartikan ketidakseimbangan antara sisi bilateral, misalnya sisi kiri dan kanan. 17 Fenomena asimetri wajah sering ditemui pada pasien yang akan menjalani perawatan ortodonti. Minat untuk mengubah profil wajah melalui perawatan ortodonti makin meningkat. Makin banyak pasien yang memberikan perhatian terhadap penyimpangan dari bentuk wajah normal dan kemungkinan dilakukannya modifikasi ke arah bentuk yang ideal. 18 Faktor-faktor yang mempengaruhi asimetri dentofasial bersifat kompleks yakni tidak terbatas pada gigi dan prosesus alveolaris saja, tetapi juga seluruh komponen wajah dan seluruh struktur di sekitar gigi. Asimetri dentofasial kompleks dapat terjadi unilateral atau bilateral, anteroposterior, superoinferior, dan mediolateral. 3

2.2 Asimetri Wajah

Asimetri wajah merupakan hal yang umum pada manusia. Ketika pasien mengeluhkan mengenai asimetri wajah, penyebab yang mendasari harus diselidiki. Etiologinya antara lain: kelainan kongenital, gangguan perkembangan, dan acquired atau diperoleh akibat dari cedera atau penyakit. Etiologi yang termasuk ke dalam kelainan kongenital, yaitu celah palatum dan bibir, hemifacial microsomia, kelainan vaskularisasi, dan beberapa kelainan kongenital lainnya. Beberapa kasus asimetri wajah yang berkaitan dengan tumbuh kembang masih belum jelas etiologinya. Kebiasaan yang salah seperti mengunyah sebelah sisi, cedera atau trauma pada wajah, tumor pada wajah, tergolong ke dalam etiologi yang didapat atau acquired. 2 Pemeriksaan medis sangat membantu untuk mendiagnosis secara objektif dalam pengukuran asimetri serta untuk merancang perencanaan perawatannya. Asimetri dentofasial paling banyak terjadi pada mandibula karena lebih banyak didukung oleh jaringan lunak sedangkan maksila lebih banyak didukung oleh jaringan keras sehingga lebih jarang terjadi asimetri pada maksila. Asimetri pada maksila biasanya merupakan akibat dari pertumbuhan mandibula yang asimetri. Asimetri wajah dapat ditemui disemua tipe maloklusi, seperti maloklusi Klas III disertai dengan gigitan terbalik anterior Gambar 1. 2,3 Asimetri dental dapat ditemui pada wajah yang simetri dan asimetri wajah dapat terjadi pada oklusi yang normal, bahkan kedua jenis asimetri ini dapat muncul pada satu individu. 3 Bentuk wajah tergantung pada pola skeletal dan jaringan lunak. Berdasarkan struktur yang terlibat, asimetri dapat diklasifikasikan menjadi dental, skeletal, jaringan lunak, dan fungsional. 2,3,9,10 Banyak kasus asimetri wajah yang disebabkan karena kombinasi faktor dental, skeletal, jaringan lunak, dan fungsional, maka pada saat menegakkan diagnosis harus dilakukan evaluasi dengan benar. 3 Gambar 1. Asimetri wajah pada pasien gigitan terbalik anterior maloklusi Klas III 14

2.2.1 Asimetri Skeletal

Asimetri skeletal merupakan asimetri yang terjadi pada tulang pembentuk wajah. Asimetri ini dapat terjadi pada satu tulang saja seperti maksila atau mandibula, ataupun melibatkan beberapa tulang pembentuk wajah. Selain itu, asimetri skeletal juga dapat melibatkan beberapa tulang pada satu sisi wajah seperti hemifacial microsomia Gambar 2. 2,9,10 Asimetri skeletal dapat dikatakan sebagai hasil akhir dari semua asimetri baik asimetri dental, fungsional, dan jaringan lunak. Apabila asimetri dental, fungsional, dan jaringan lunak tidak segera dirawat maka akan berkembang lebih parah dan akhirnya akan terjadi asimetri skeletal. 2,3

2.2.2 Asimetri Dental

Asimetri dental dapat terjadi karena faktor lokal seperti, kehilangan gigi bawaan dan kebiasaan seperti menghisap ibu jari dan juga dapat disebabkan karena ketidakseimbangan antara jumlah gigi dengan lengkung gigi yang tersedia, ketidakseimbangan antara jumlah gigi maksila dan mandibula pada segmen yang sama, ketidakseimbangan antara lengkung gigi maksila dan mandibula secara keseluruhan atau sebagian seperti yang terlihat pada gambar 3. 3,10 Kekurangan asupan gizi yang dibutuhkan saat pembentukan benih gigi dapat mengakibatkan asimetri pada diameter mesio distal mahkota gigi. Garn, Lewis, dan Kerewsky melaporkan bahwa asimetri ukuran gigi tidak melibatkan semua gigi yang terdapat dalam satu lengkung gigi. 9 Gambar 2. Hemifacial microsomia 10

2.2.3 Asimetri Fungsional

Asimetri fungsional merupakan suatu keadaan dimana terjadi pergerakan mandibula ke arah lateral atau anterior-posterior yang disebabkan karena gangguan oklusi sehingga menghalangi tercapainya oklusi sentrik yang benar. 2,9,10 Faktor lokal seperti malposisi gigi dapat menyebabkan kontak dini saat relasi sentrik sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran mandibula. 3

2.2.4 Asimetri Jaringan Lunak

Asimetri jaringan lunak merupakan ketidakseimbangan pembentukan otot pada wajah. Asimetri ini biasanya menyebabkan disproporsi wajah dan diskrepansi midline dan biasanya juga dapat disertai dengan penyakit seperti hemifasial atrophy atau cerebaral palsy. 2,9,10 Kelainan-kelainan tersebut meyebabkan asimetri wajah dan dental karena pengaruh otot-otot yang terlibat.

2.3 Metode Pemeriksaan Asimetri Wajah dan Lengkung Gigi

Gambaran asimetri wajah dan lengkung gigi dapat dilihat dengan berbagai metode pemeriksaan. Penilaian asimetri ini merupakan hal yang penting sebelum melakukan perawatan ortodonti. 19 Metode pemeriksaan asimetri wajah yang Gambar 3. Asimetri dental pada pasien maloklusi Klas III Angle 13 dikemukan oleh beberapa peneliti pada dasarnya tidak jauh berbeda, hanya saja terdapat penggunaan alat yang berlainan dalam menganalisis asimetri baik pada wajah maupun lengkung gigi. Langkah pertama dalam menganalisis simetri dan proporsi wajah yaitu dengan menilai wajah dari pandangan frontal. Pengukuran wajah yang ideal dibagi menjadi bagian sentral, medial, dan lateral pada lima bagian wajah. Proporsi lebar pada mata, hidung, ataupun mulut dapat dilihat dari lima bagian tersebut Gambar 4. Jarak antar mata dan lebar mata, dimana seharusnya memiliki jarak yang sama, ditentukan pada bagian sentral dan medial. Hidung dan dagu seharusnya berada pada bagian tengah wajah, dimana lebar hidung sama dengan atau lebih lebar sedikit dengan lebar bagian sentral wajah. Jarak interpupil sama dengan lebar mulut dalam kapasitas proporsi wajah yang ideal. 20 Gambar 4. Simetri dan proporsi wajah pada bidang frontal 20 Literatur terbaru menghadirkan berbagai teknik dan metode untuk mengukur bagian tubuh manusia yang berguna dalam hal penelitian dan juga pemeriksaan di klinik. Fotogrametri merupakan metode yang paling mendekati untuk memperoleh hasil pengukuran yang akurat dengan gambar. Lucas dkk mengevalusi asimetri pada wajah yang dinilai dari pandangan frontal wajah dengan menggunakan foto frontal yang diambil dengan kamera SLR. Garis midline wajah harus tegak lurus dengan lantai saat pengambilan foto. 21 Titik-titik biometrik yang digunakan dalam analisis wajah membagi wajah menjadi tiga bagian, dengan sepertiga atas dimulai dari trichion hingga glabella yaitu antara titik 1 dan 2, sepertiga tengah dari glabella hingga subnasal yaitu antara titik 2 dan 3, dan sepertiga bawah dari subnasal ke menton yaitu antara titik 3 dan 6. Sepertiga wajah bawah dibagi lagi menjadi tiga bagian, dengan panjang bibir atas dari subnasal hingga stomion yaitu antara titik 3 dan 4, panjang bibir bawah dari stomion hingga sublabial yaitu antara titik 4 dan 5, dan regio mentum dari sublabial hingga menton yaitu antara titik 5 dan 6 Gambar 5. 21,22 Gambar 5. Titik-titik biometrik dalam analisis wajah menurut Lucas dkk 21 Metode pemeriksaan yang dipakai Haraguchi dalam menganalisis asimetri pada wajah yaitu dengan menggunakan foto frontal yang diambil dengan kamera digital dan analisis asimetrinya dengan melihat jarak antara jaringan lunak zygion atau jaringan lunak gonion kanan dan kiri ke garis midline wajah. Hasil penelitiannya menunjukkan paling sedikit terdapat selisih 2 mm antara jarak sisi kanan dan kiri pada titik biometrik yang digunakannya sebagai referensi pengukuran asimetri wajah gambar 6. 7,8 Pada dasarnya, belum ada ketentuan yang mutlak untuk menentukan nilai batas normal asimetri wajah. Shanner mempelajari nilai batas normal pada jaringan lunak wajah untuk penilaian asimetri. Nilai batas normal tersebut ditentukan berdasarkan bagian wajah yang diukur. Apabila pengukuran asimetri diambil pada bagian sepertiga wajah atas dan tengah maka nilai batas normal tidak lebih dari 5 mm untuk pria dan 6 mm untuk wanita sedangkan pada pengukuran di daerah sepertiga Gambar 6. Pengukuran foto frontal wajah 7 wajah bawah memiliki variasi batas normal yang bermacam-macam, antara 6 mm atau lebih dari itu.cit, Ercan 2008 13 Observasi simetri lengkung gigi dapat menggunakan Gruenberg symmetroscope, symmetrograph Gambar 7, dan plastik transparan yang direkomendasikan dalam menentukan simetri. Symmetrograph menampilkan metode yang simpel dalam mengestimasi asimetri posisi gigi dalam lengkung gigi. 23 Maurice menggunakan metode analisis asimetri lengkung gigi dengan foto model gigi dimana landmark yang digunakan, yaitu gigi insisivus sentralis, kaninus, molar dua desidui dan molar satu permanen. Landmark ini dipilih karena bisa dievaluasi secara klinis dan mudah diidentifikasi pada model gigi. Landmarks pada oklusal dan groove bukal tidak digunakan karena mempertimbangkan sealent yang ada pada anak-anak. Median palatal plane MPP ditentukan dengan menggunakan dua titik sepanjang median palatal raphe pada foto yang telah dicetak melalui dua landmark. Titik pertama adalah titik pertemuan rugae palatina kedua kiri dan kanan, titik kedua adalah 1 cm lebih distal dari titik pertama pada median palatal raphe. Angulasi tersebut diproyeksikan ke mandibula untuk mendapatkan MPP mandibula Gambar 8. Setelah semua landmark ditandai, model gigi diletakkan di atas glass Gambar 7. Symmetrograph 23 plate agar tidak terbentuk bayangan saat dilakukan pemotretan, lalu foto dicetak. Landmark yang ada pada gigi insisivus sentralis, kaninus, molar dua desidui dan molar satu permanen, ditarik garis lurus sampai median palatal plane dan dilakukan pengukuran untuk melihat apakah lengkung gigi tersebut simetri atau tidak dengan cara mengurangi jarak sisi kanan dengan yang kiri. 6 Berbeda dengan analisis asimetri lengkung gigi yang dipakai Scanavini dkk, pengukuran model giginya diperoleh dari peralatan yang secara khusus dikembangkan untuk menganalisis asimetri lengkung gigi. Sebuah penggaris dan busur terbuat dari logam yang disesuaikan untuk memperoleh pengukuran pada lengkung gigi. Midline pada maksila ditandai dengan titik sepanjang sutura midpalatal yang diukur dari papila insisivum sampai posterior dari model gigi. Dengan menghubungkan semua titik diperoleh aksis simetri pada maksila dan diproyeksikan ke mandibula untuk mendapatkan garis midline pada mandibula. Gambar 8. Landmark pada model gigi 6 Kemudian busur logam digunakan untuk melihat posisi gigi kaninus dan deviasi midline pada lengkung gigi Gambar 9. 16

2.4 Klasifikasi Maloklusi Angle