9. Hal tersebut dilakukan pada setiap subjek penelitian hingga semua
softcopy foto terkumpul. 10.
Bagian sekeliling foto yang tidak diperlukan dapat dipotong dan kedua mata subjek penelitian disensor dan dilakukan pencetakan dengan perbandingan 1:2.
3.5.2 Pengambilan Foto Model Studi
Model studi yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dari RSGMP FKG USU. Pengambilan foto model studi serta pengukurannya
menggunakan metode menurut Maurice dimana metode ini sederhana, mudah dilakukan, dan persiapan alat yang memadai. Untuk mendapatkan data yang valid,
terlebih dahulu dilakukan uji intraoperator, yaitu operator mengukur 5 foto model studi yang sama. Jika hasil perhitungan pertama dan kedua tidak terdapat perbedaan
bermakna maka operator layak untuk melakukan pengukuran tersebut. Adapun langkah-langkah dalam proses pengambilan dan pencetakan foto, antara lain:
1. Tentukan landmarks dengan menggunakan pensil 2B untuk membuat
titik-titik berikut ini Gambar 16: a.
Titik pada mesial insisal insisivus sentralis atas kanan dan kiri U1 Gambar 18. Tata letak studio mini
b. Titik pada tonjol kaninus atas kanan dan kiri UC
c. Titik pada tonjol mesiobukal molar dua desidui atas kanan dan kiri
UEMB d.
Titik pada tonjol mesiobukal molar satu permanen atas kanan dan kiri U6MB
e. Titik pada mesial insisal insisivus sentralis bawah kanan dan kiri L1
f. Titik pada tonjol kaninus bawah kanan dan kiri LC
g. Titik pada tonjol mesiobukal molar dua desidui bawah kanan dan kiri
LEMB h.
Titik pada tonjol mesiobukal molar satu permanen bawah kanan dan kiri L6MB
2. Lalu model studi diletakkan di atas glass plate yang rata supaya tidak
terbentuk bayangan. 3.
Stiker diletakkan di permukaan dari alas model gigi dengan ukuran salah satu sisi 2 cm sebagai skala pengukuran yang berguna saat pencetakan foto.
4. Model studi maksila dan mandibula diaturkan sedemikian rupa agar garis
midline dapat diproyeksikan dari maksila ke mandibula. 5.
Kemudian gunakan kamera digital untuk memotret model studi 6.
Hal tersebut dilakukan pada setiap model studi penelitian hingga semua softcopy terkumpul.
7. Lalu dilakukan pencetakan dengan perbandingan 1:1 untuk dihasilkan
foto model studi.
3.5.3 Pengukuran Foto Frontal Wajah
Pengukuran pada foto frontal wajah menggunakan metode Haraguchi dan nilai batas normal asimetri wajah yang dipakai yaitu sesuai dengan pernyataan
Shanner. Langkah-langkah pengukurannya sebagai berikut Gambar 15: 1.
Plastik OHP atau plastik transparan diletakkan di atas foto sebagai media dalam melakukan pengukuran asimetri.
2. Tentukan titik referensi yang digunakan dalam pengukuran asimetri
wajah, yaitu titik pada glabella, cupid’s bow, dan jaringan lunak gonion kanan dan kiri.
3. Garis lurus ditarik dari titik glabella ke titik cupid’s bow dengan OHP
marker untuk memperoleh garis midline. 4.
Lalu garis dari titik jaringan lunak gonion kanan ditarik ke garis midline sehingga terbentuk garis tegak lurus dengan garis midline, lalu tarik garis dari titik
jaringan lunak gonion kiri ke garis midline. 5.
Jarak titik jaringan lunak gonion kanan ke garis midline a diukur dengan menggunakan penggaris dan jarak dari titik jaringan lunak gonion kiri ke
garis midline juga diukur b. 6.
Setelah didapat nilai jarak tersebut, kurangkan kedua jarak tersebut a-b untuk melihat besar selisih jaraknya.
7. Apabila nilai selisih jarak tersebut
≥ 6 mm maka dapat dikatakan terdapat asimetri pada wajah dimana sisi sebelah kanan wajah lebih lebar.
8. Apabila nilai selisih jarak tersebut
≤ -6 mm maka dapat dikatakan terdapat asimetri pada wajah dimana sisi sebelah kiri wajah lebih lebar.
3.5.4 Pengukuran Foto Model Gigi