Kemudian busur logam digunakan untuk melihat posisi gigi kaninus dan deviasi midline pada lengkung gigi Gambar 9.
16
2.4 Klasifikasi Maloklusi Angle
Pada tahun 1899, Edward Angle mengklasifikasikan maloklusi berdasarkan hubungan mesiodistal antara gigi-geligi, lengkung gigi, maksila dan mandibula.
Angle mempertimbangkan molar satu permanen maksila sebagai titik anatomi yang tepat dan kunci oklusi. Klasifikasi yang dibuat Angle didasari hubungan gigi maksila
dengan gigi mandibula, dan lebih sering digunakan karena sederhana dan mudah digunakan.
1,20,23
2.4.1 Maloklusi Klas I Angle
Relasi normal anteroposterior dari mandibula dan maksila dimana tonjol mesiobukal molar satu permanen atas berada pada bucal groove molar satu permanen
bawah ketika rahang pada keadaan istirahat dan gigi geligi dalam keadaan oklusi sentrik Gambar 10.
Dewey membagi Maloklusi Klas I Angle kedalam beberapa tipe, yaitu:
1,20,23
a. Tipe 1
: Crowded pada gigi geligi anterior maksila. b.
Tipe 2 : Labioversi gigi anterior maksila.
c. Tipe 3
: Gigitan terbalik anterior. Gambar 9. Metode pengukuran simetri lengkung gigi menurut Scanavini dkk
16
d. Tipe 4
: Crossbite posterior, baik bukoversi maupun linguoversi. e.
Tipe 5 : Adanya mesioversi akibat pergeseran dari molar pertama,
kedua, atau ketiga permanen sebagai akibat adanya pencabutan.
2.4.2 Maloklusi Klas II Angle
Maloklusi Klas II yaitu jika lengkung gigi mandibula berada dalam hubungan lebih ke distal terhadap maksila Gambar 11. Apabila maloklusi Klas II hanya
dijumpai pada satu sisi unilateral sedangkan sisi lainnya Klas I maka disebut sebagai maloklusi Klas II Subdivisi. Klas II Angle dibagi menjadi dua, yaitu:
1,20,23
a. Klas II Angle Divisi 1
: Gigi-geligi anterior maksila labioversi atau overjetnya lebih besar dari normal.
b. Klas II Angle Divisi 2
: Gigi-geligi anterior maksila tidak terlalu ke labial dan overbitenya lebih besar dari normal.
Gambar 10. Maloklusi Klas I Angle
23
2.4.3 Maloklusi Klas III Angle
Maloklusi Klas III Angle yaitu jika lengkung gigi mandibula terletak dalam hubungan yang lebih ke mesial terhadap lengkung gigi maksila Gambar 12. Apabila
maloklusi Klas III hanya dijumpai pada satu sisi unilateral sedangkan sisi lainnya Klas I maka disebut sebagai maloklusi Klas III Subdivisi. Menurut Dewey, Klas III
Angle ini dibagi dalam tiga tipe, yaitu:
1,20,23
a. Tipe 1
: Hubungan molar pertama atas dan bawah mesioklusi sedangkan hubungan anterior, insisal dengan insisal edge to edge.
b. Tipe 2
: Hubungan molar pertama atas dan bawah mesioklusi, sedangkan gigi anterior hubungannya normal.
c. Tipe 3
: Hubungan gigi anterior seluruhnya bersilang crossbite sehingga dagu penderita menonjol kedepan.
Gambar 11. Maloklusi Klas II Angle
23
2.5 Gigitan Terbalik Anterior