Gigitan terbalik anterior dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah gigi yang terlibat yaitu, single tooth crossbite dan segmental crossbite. Pada anak-anak dapat
ditemui tiga tipe gigitan terbalik anterior, yakni gigitan terbalik anterior dental, gigitan terbalik anterior fungsional, dan gigitan terbalik anterior skeletal.
1,12,25
2.5.1 Klasifikasi Gigitan Terbalik Anterior
2.5.1.1 Gigitan Terbalik Anterior Dental
Gigitan terbalik anterior dental adalah gigitan terbalik anterior yang terjadi karena erupsi yang abnormal pada gigi insisivus permanen. Etiologi Gigitan terbalik
anterior dental adalah maloklusi yang disebabkan oleh faktor lokal yang mengganggu posisi erupsi normal gigi anterior maksila, misalnya:
12,25,27
• Persistensi gigi desidui menghambat jalan erupsi gigi permanen
penggantinya sehingga menyebabkan arah pertumbuhan gigi permanen ke palatinal. •
Cedera traumatik pada gigi desidui mengakibatkan sebagian atau seluruh gigi desidui masuk kedalam tulang alveolar dan mendorong benih gigi permanen
yang ada dibawahnya. Keadaaan ini menyebabkan perubahan arah pertumbuhan gigi permanen penggantinya ke palatal.
• Gigi yang berlebihan supernumerary teeth. Mesiodens tumbuh diantara
gigi insisivus sentralis dan berada dalam lengkung gigi menyebabkan gigi insisivus sentralis kekurangan tempat untuk erupsi.
• Kesalahan letak benih gigi didaerah palatal yang dipengaruhi oleh faktor
genetik. Maloklusi ini menunjukkan profil wajah yang normal baik pada saat relasi
sentrik maupun oklusi sentrik. Analisis sefalometri menunjukkan hubungan skeletal yang normal. Gigitan terbalik ini biasanya melibatkan hanya satu atau dua gigi.
12,24,26
2.5.1.2 Gigitan Terbalik Anterior Fungsional
Gigitan terbalik anterior fungsional adalah gigitan terbalik anterior yang terjadi karena anomali fungsional dimana otot-otot rahang menggerakkan mandibula
ke depan dan mengunci segmen anterior dalam hubungan crossbite. Hubungan molar berubah dari Klas I Angle pada posisi relasi sentrik menjadi Klas III Angle pada
posisi oklusi sentrik Gambar 14.
12,25,27
Anomali ini disebut juga maloklusi pseudo Klas III dimana posisi relasi sentrik menunjukkan profil yang normal dan berubah menjadi maju kedepan
prognatik yang terlihat jelas pada posisi oklusi sentrik. Analisis sefalometri menunjukkan hubungan skeletal normal.
12,25,27
Dalam menentukan relasi sentrik, diinstruksikan kepada pasien agar badan pasien tegak dan tidak bersandar, lalu suruh pasien membuka menutup mulutnya
secara perlahan beberapa kali sampai gerakan tersebut terlihat tidak dilakukan secara terpaksa kemudian pasien diminta untuk berhenti dimana bibir masih dalam keadaan
terbuka. Selain dengan cara tersebut, penentuan relasi sentrik dapat diperoleh dengan menginstruksikan pasien untuk meletakkan lidah di palatum atau bisa juga dengan
cara menelan ludah. Untuk mendapatkan oklusi sentrik, pasien diinstruksikan untuk Gambar 14. Gigitan terbalik fungsional. A. Posisi oklusi sentrik B. Posisi relasi sentrik
19
mengontakkan gigi-geligi maksila dan mandibula secara maksimal dan diinstruksikan kepada pasien untuk menelan dimana bibir dalam kondisi tertutup.
28,29
Gigitan terbalik anterior fungsional menunjukkan pergeseran mandibula yang disebabkan karena adanya hambatan oklusi seperti kontak prematur sehingga
mengakibatkan terjadinya gigitan terbalik anterior dengan melibatkan banyak gigi anterior.
12
Kontak prematur yang terjadi diakibatkan oleh beberapa keadaan antara lain:
• Adanya kebiasaan cara menggigit dengan menggerakkan mandibula ke
depan pada masa gigi desidui dan terbawa sampai kemasa gigi bercampur. •
Pergeseran ke palatal dari gigi anterior permanen maksila yang disebabkan terhambatnya jalan erupsi gigi sehingga menimbulkan hambatan oklusi.
• Kebiasaan buruk menggigit bibir atas yang menekan gigi anterior maksila
ke palatal dan gigi anterior bawah ke labial.
2.5.1.3 Gigitan Terbalik Anterior Skeletal