Lembar Observasi Angket Soft Skill

Aan Staniatin, 2013 Model Pembelajaran Mood Curder Dengan Pendekatan Kontektual Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi,Penalaran Matematis dan Soft Skill Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran B. Hasil uji daya pembeda untuk tes kemampuan komunikasi dan penalaran matematis dapat diinterpretasikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 3.12 Daya Pembeda Tes kemampuan Komunikasi Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,44 Baik 2 0,44 Baik 3 0,52 Baik 4 0,39 Cukup 5 0,43 Baik 6 0,36 Cukup Tabel 3.13 Daya Pembeda Tes kemampuan Penalaran Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 0,39 Cukup 2 0,48 Baik 3 0,39 Cukup 4 0,32 Cukup 5 0,39 Cukup 6 0,30 Cukup Tabel 3.12 terlihat bahwa pada butir soal kesatu, kedua, ketiga dan kelima termasuk kategori soal dengan daya pembeda yang baik sedangkan pada butir soal keempat dan keenam termasuk kategori soal dengan daya pembeda yang cukup baik. Oleh karena itu, instrumen tersebut dapat digunakan untuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Tabel 3.13 terlihat bahwa pada butir soal kedua termasuk kategori soal dengan daya pembeda yang baik sedangkan pada butir soal lainnya termasuk kategori soal dengan daya pembeda yang cukup baik. Oleh karena itu, instrumen tersebut dapat digunakan untuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi berupa daftar isian yang diisi oleh observer selama pembelajaran berlangsung di kelas eksperimen. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung aktivitas dari pembelajaran dengan model Aan Staniatin, 2013 Model Pembelajaran Mood Curder Dengan Pendekatan Kontektual Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi,Penalaran Matematis dan Soft Skill Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual yang dilakukan oleh guru dan siswa sehingga diketahui gambaran umum dari pembelajaran yang terjadi. Tujuan dari diadakannya lembar observasi ini adalah untuk memberikan refleksi pada proses pembelajaran, agar pembelajaran berikutnya dapat menjadi lebih baik dari pembelajaran sebelumnya. Observer dalam penelitian ini adalah guru matematika SMP BPI Bandung. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru disajikan dalam Lampiran B.

3. Angket Soft Skill

Angket soft skill pada penelitian ini akan diberikan pada siswa untuk diisi, dan diberikan setelah siswa melakukan pembelajaran baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Angket pada penelitian ini terdiri dari peryataan-pernyataan yang kemudian akan dinilai oleh siswa pernyataan mana yang sesuai dengan kata hati siswa untuk mengetahui soft skillnya. Angket yang digunakan untuk mengukur soft skill adalah angket skala sikap Likert. Jawaban dari pernyataan angket skala likert ada lima, yaitu sangat setuju SS, setuju S, netral N, tidak setuju TS dan sangat tidak setuju STS. Untuk menghindari kecenderungan siswa memilih netral karena tidak berani memihak, maka poin netral dihilangkan, sehingga angket yang digunakan empat skala yaitu setuju SS, setuju S, tidak setuju TS dan sangat tidak setuju STS. Angket soft skill ini terdiri dari 30 butir pernyataan, secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran B. Sebelum digunakan dalam penelitian ini, angket tersebut diuji coba keterbacaan oleh 5 siswa kelas VIII SMP KP 2 Baleendah pada tanggal 6 maret 2013.

E. Pengembangan Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan ajar matematika dengan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual yang akan digunakan di kelas eksperimen. Sedangkan bahan ajar yang digunakan di kelas kontrol adalah bahan ajar dengan pembelajaran konvensional. Bahan ajar