7. Dilihat dari cara terjadinya perjanjian pemborongan bangunan dibedakan atas : a. Perjanjian pemborongan bangunan yang diperoleh sebagai hasil pelelangan atas dasar
penawaran yang diajukan competative bid contract. b. Perjanjian pemborongan bangunan atas dasar penunjukan.
c. Perjanjian pemborongan bangunan yang diperoleh sebagai hasil perundingan antara si pemberi tugas dengan pemborong notiation contract.
C. Isi Perjanjian Pemborongan.
Perjanjian pemborongan dapat dibuat dalam bentuk tertulis maupun lisan. Apabila perjanjian yang menyangkut biaya yang besar, perjanjian pemborongan bangunan pada dasarnya
dibuat dalam bentuk tertulis, karena selain berguna bagi kepentingan pembuktian juga dengan pengertian bahwa “perjanjian pemborongan bangunan tergolong perjanjian yang mengandung
resiko bahaya yang menyangkut keselamatan umum dan tertib bangunan”.
32
32
Sri Soedewi Mascjhon Sofwan., Op.Cit, hal.55
Menurut ketentuan Kepres No.16 Tahun 1994 Pasal 21 ayat 7 huruf c dan d menyebutkan bahwa, pekerjaan pemborongan yang nilainya diatas Rp.15.000.000,- lima belas juta rupiah
sampai dengan Rp.50.000.000,00 lima pulih juta rupiah berdasarkan pemilihan langsung dangan kontrak atau cukup dengan Surat Perintah KerjaSurat Penunjukan, yang dilakukan
dengan membandingkan sekurang-kurangnya tiga penawar yang tercatat dalam DRM dan melakukan negosiasi, baik teknis maupun harga, sehingga dapat diperoleh harga yang wajar dan
yang secara teknis dpat dipertanggungjawabkan, sedangkan untuk pekerjaan pemborongan yang nilainya lebih dari Rp.50.000.000,- lima puluh juta rupiah harus dilaksanakan atas Surat
PerjanjianSurat Kontrak, berdasarkan pelelangan umum atau pelelangan terbatas.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga lazimnya perjanjian pemborongan bangunan juga dibuat dalam bentuk perjanjian standard, yaitu mendasarkan pada berlakunya peraturan standard yaitu AV 1941 yang
menyangkut segi yuridis dan segi teknisnya yang ditunjuk dalam rumusan kontrak, karena di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pengaturannya sangat minim. AV 1941 terdiri
atas 3 tiga bagian, yaitu : 1. Bagian kesatu tentang syarat-syarat administratif.
2. Bagian kedua tentang syarat-syarat bahan. 3. Bagian ketiga tentang syarat-syarat teknis.
Cara menyertakan peraturan standard 1941 dalam perjanjian pemborongan sebagai perjanjian standard adalah sebagai berikut :
1. Dengan penunjukan yaitu dalam perjanjian standard ketentuan yang menunjuk pada peraturan standard.
2. Dengan menendatangani yaitu peraturan standard dirumuskan dalam perjanjian standard.
D. Pengumuman dan Penjelasan Pelelangan