Isi Perjanjian Pemborongan. Penyelesaian Sengketa Perjanjian Pembangunan PLTM Silau 2 Simalungun antara PT. Hutama Karya (Persero) dengan PT. Bersaudara (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 146 K/PDT.SUS/2012)

7. Dilihat dari cara terjadinya perjanjian pemborongan bangunan dibedakan atas : a. Perjanjian pemborongan bangunan yang diperoleh sebagai hasil pelelangan atas dasar penawaran yang diajukan competative bid contract. b. Perjanjian pemborongan bangunan atas dasar penunjukan. c. Perjanjian pemborongan bangunan yang diperoleh sebagai hasil perundingan antara si pemberi tugas dengan pemborong notiation contract.

C. Isi Perjanjian Pemborongan.

Perjanjian pemborongan dapat dibuat dalam bentuk tertulis maupun lisan. Apabila perjanjian yang menyangkut biaya yang besar, perjanjian pemborongan bangunan pada dasarnya dibuat dalam bentuk tertulis, karena selain berguna bagi kepentingan pembuktian juga dengan pengertian bahwa “perjanjian pemborongan bangunan tergolong perjanjian yang mengandung resiko bahaya yang menyangkut keselamatan umum dan tertib bangunan”. 32 32 Sri Soedewi Mascjhon Sofwan., Op.Cit, hal.55 Menurut ketentuan Kepres No.16 Tahun 1994 Pasal 21 ayat 7 huruf c dan d menyebutkan bahwa, pekerjaan pemborongan yang nilainya diatas Rp.15.000.000,- lima belas juta rupiah sampai dengan Rp.50.000.000,00 lima pulih juta rupiah berdasarkan pemilihan langsung dangan kontrak atau cukup dengan Surat Perintah KerjaSurat Penunjukan, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya tiga penawar yang tercatat dalam DRM dan melakukan negosiasi, baik teknis maupun harga, sehingga dapat diperoleh harga yang wajar dan yang secara teknis dpat dipertanggungjawabkan, sedangkan untuk pekerjaan pemborongan yang nilainya lebih dari Rp.50.000.000,- lima puluh juta rupiah harus dilaksanakan atas Surat PerjanjianSurat Kontrak, berdasarkan pelelangan umum atau pelelangan terbatas. Universitas Sumatera Utara Sehingga lazimnya perjanjian pemborongan bangunan juga dibuat dalam bentuk perjanjian standard, yaitu mendasarkan pada berlakunya peraturan standard yaitu AV 1941 yang menyangkut segi yuridis dan segi teknisnya yang ditunjuk dalam rumusan kontrak, karena di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pengaturannya sangat minim. AV 1941 terdiri atas 3 tiga bagian, yaitu : 1. Bagian kesatu tentang syarat-syarat administratif. 2. Bagian kedua tentang syarat-syarat bahan. 3. Bagian ketiga tentang syarat-syarat teknis. Cara menyertakan peraturan standard 1941 dalam perjanjian pemborongan sebagai perjanjian standard adalah sebagai berikut : 1. Dengan penunjukan yaitu dalam perjanjian standard ketentuan yang menunjuk pada peraturan standard. 2. Dengan menendatangani yaitu peraturan standard dirumuskan dalam perjanjian standard.

D. Pengumuman dan Penjelasan Pelelangan

Dokumen yang terkait

Eksistensi Presidential Threshold Paska Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/Puu-Xi/2013

6 131 94

Hak dan Kewajiban Kurator Pasca Putusan Pembatalan Pailit Pada Tingkat Kasasi Oleh Mahkamah Agung (Studi Kasus Kepailitan PT. Telkomsel vs PT. Prima Jaya Informatika)

1 38 128

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Pembatalan Akte Perjanjian Yang Dibuat Notaris Kaitannya Dengan Desain Industri (Studi Kasus tentang Putusan Mahkamah Agung antara PT. Antara Kusuma dengan PT. Sun Industri)

7 305 76

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122

BAB II - Penyelesaian Sengketa Perjanjian Pembangunan PLTM Silau 2 Simalungun antara PT. Hutama Karya (Persero) dengan PT. Bersaudara (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 146 K/PDT.SUS/2012)

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penyelesaian Sengketa Perjanjian Pembangunan PLTM Silau 2 Simalungun antara PT. Hutama Karya (Persero) dengan PT. Bersaudara (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 146 K/PDT.SUS/2012)

0 0 12