1,65 tetapi hasilnya tidak bermakna secara statistik dengan nilai p = 0,040 95 CI : 1, 02 – 2,65.
Berdasarkan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik berganda metode backward conditional, variabel umur balita
berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita dengan nilai OR Adjudted = 3,18; 95 CI : 1,78 – 5,68.
B. Perilaku pencegahan 1.
Perilaku mencuci peralatan makan dengan air bersih
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa perilaku mencuci bahan makanan merupakan faktor protektif terhadap terjadinya diare
dengan OR = 0,29 95 CI : 0,08 – 1,06 dan secara statistik bermakna dengan nilai p = 0,047.
2. Perilaku mencuci bahan makanan dengan air bersih.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa perilaku mencuci bahan makanan merupakan faktor protektif terhadap terjadinya diare
dengan OR = 0,29 95 CI : 0,08 – 1,06 dan secara statistik bermakna dengan nilai p = 0,047.
3. Perilaku mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar.
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan adalah bagian penting dalam penularan kuman diare, mengubah beberapa
kebiasaan tertentu mencuci tangan dapat meutuskan penularan. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat diare.
Praktek kebersihan berhubungan reat dengan tuna aksara. Kebiasaan tentang kebersihan dapat ditingkatkan dengan program pendidikan
yang baik.
Mencuci tangan dengan sabunm terutama sesudah buang air dan sebelum menyiapkan makanan atau makan, telah dibuktikan
mempunyai dampak dalam kejadian diare dan harus menjadi sasaran utama pendidikan tentang kebersihan. Penurunan 14 – 48 kejadian
diare dapar diharapkan sebagai hasil pendidikan tentang kebersihan dan perbaikan kebiasaan.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa perilaku mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar merupakan faktor
protektif terhadap kejadian diare dan secara statistik bermakna dengan OR = 0,70 95 CI : 0,41 – 1,22; p = 0,209.
Hasil penelitian yang sama pernah dilakukan pada masyarakat di daerah kumuh Karachi Pakistan, dengan menerapkan program cuci
tangan dengan pemberian sabun gratis, dimana hasilnya telah menurunkan jumlah kasus penyakit gangguan pencernaan lebih dari
50 persen. Anak – anak yang berasal dari keluarga yang mengikuti
program bantuan sabun gratis dilaporkan mengalami penurunan sebanyak 39 persen terkena penyakit gangguan pencernaan.
Sedangkan mereka yang berusia dibawah lima tahun balita mengalami penurunan terkena diare dibanding anak – abak balita dari
kelompok yang tidak terkena program.
4. Perilaku merebus air minum sebelum diminum
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa perilaku memasak air minum sebelum diminum merupakan faktor protektif terhadap
terjadinya diare dengan OR = 0,39 95 CI : 0,08 – 2,05 namun secara statistik tidak bermakna dengan nilai p = 0,251.
5. Kebiasaan memberi makan anak diluar rumah