HIVAIDS .1 Definisi HIV AIDS

sel- sel mamalia termasuk manusia, dan menimbulkan kelainan patologi secara lambat Yatim, 2006. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya timbul berbagai jenis penyakit lain Yatim, 2006. AIDS disebut suatu sindrom karena terdiri dari beberapa variasi gejala. Fase awal dari kasus AIDS yang matang di tandai dengan gejala seperti lemah, keringat malam, demam yang bandel, kelenjar limfa membengkak, diare dan turunnya berat badan yang tak diketahu sebabnya. HIV dapat juga menyerang susunan saraf pusat, menimbulkan AIDS Dementia Complex ADC, dementia, adalah suatu keadaan dimana seseorang nyata sekali kebingungan dan kehilangan arah. Orang-orang dengan ADC sering dengan cepat kehilangan,k emampuan berkonsentrasi, komunikasi, belajar, mengingat sesuatu, menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya, dan mengendalikan gerakan ototnya. Lebih dari sebagian penderita AIDS akhirnya akan mengalami masalah seperti ini. Hutapea, 2011. Kelompok usia anak – anak di bawah 15 tahun yang terinfeksi HIVAIDS peningkatan yang sengnifikan yaitu berjumlah 2,1 juta anak terinfeksi dengan perkiraan 1.2 – 2.9, juta resiko infeksi pada kelompok usia anak di sebabkan karena infeksi vertikal yang bersal dari ibu saat mengandung. Infeksi ini terjadi melalui transplasenta saat janin dalam kandungan memlalui air susu ibu saat proses menyusui. Penularan kepada anak – anak dari ibu yang terinfeksi HIVAIDS di sebabkan oleh faktor biologi inherited biologica risk, di mana infeksi pada anak di tularkan secara langsung dari darah ibu kejanin yang di kandungnya. Darah ibu terinfeksi oleh virus HIV, dan secara langsung dapat di tularkan kepada anaknya, selain itu juga bisa terjadi melalui air susu ibu saat proses menyusui Triyanto, 2012. Jumlah wanita yang terkena AIDS dewasa ini menunjukkan peningkatan yang nyata. Pada tahun 2003, AIDS telah menjadi salah satu dari 10 penyebab utama kematian di kalangan wanita Amerika berusia subur, yaitu 15 – 44 tahun. Angka kejadian semangkin meningkat di kalangan wanita di bandingkan pada pria. Masih banyak pertanyaan menyangkut bagaimana infeksi HIVAIDS, mempengaruhi kesehatan wanita. Kebanyakan pengetahuan kita tentang perjalanan penyakit AIDS ini di peroleh dari riwayat penyakit di kalangan pria gay. Sanyangnya penyakit ini tidak selalu menunjukkan gejala yang tak sampai di curigai atau terdiagnosis salah pada wanita. Kini telah di ketahui bahwa pasien AIDS wanita memperlihatkan gejala penyakit yang tidak di temukan pada pria. Penyakit atau kelainan yang dapat di jadikan indikator keterlibatan infeksi HIVAIDS pada wanita meliputi antara lain. IPD pelvic inflamatory diasease. Yaitu radang organ – organ dalam rongga panggul, vaginal candidiasis yaitu sejenis jamur, precanerous cervical diasease. Yaitu penyakit leher rahim yang cenderung menjadi kanker dan akhirnya kanker leher rahim yang inpasif Hutapea, 2011. Anak – anak yang tertular HIV bisa saja tampak normal secara klinis. Penyakit penanda AIDS, tersering yang di temukan pada anak adalah penumonia yang di sebabkan Pneumocytesis carrini. Gejala umum yang di temukan pada bayi dengan infeksi HIV merupakan gangguan tumbuh kembang kondidiasis oral, diare, kronis atau hepatosplenomegali pembesaran hepar dan lien. Mengingat antibodi ibu bisa sampai bayi berusia 18 bulan, maka tes ELISA dan Western Blot akan positif meskipun bayi tidak terinfeksi HIV karena tes ini berdasarkan ada atau tidaknya antibodi terhadap virus HIV. Tes paling spesifik untuk mengidentifikasi HIV adalah PCR untuk DNA HIV, kultur HIV yang positif juga menunjukan pasien terinfeksi HIV. Untuk pemeriksaan PCR, pada dua saat berlainan. DNA PCR pertama di ambil saat bayi berusia 1 bulan karena tes ini kurang sensitif selama priode satu bulan setelah lahir Kurniawati, 2011.

2.5 Pencegahan HIVAIDS

Jumlah kasus baru tertinggi di San Fransisco terjadi pada tahun 2004 ketika di laporkan adanya 8.000. kasus baru. Kini jumlah itu telah menurun hingga tinggal sekitar 1.000 kasus baru setahun. Terbukti menurut laporan itu bahwa program pencegahan tanpa perlu tindakan diskriminansi, dapat menghambat laju epidemi AIDS Hutapea, 2011.

2.5.1 Pencegahan penyakit HIVAIDS