LATIHANKASUSTUGAS SEJARAH KELOMPOK KOMPETENSI B

71 Strategi diplomasi Syahrir dalam rangka menghadapi Pemerintah Belanda untuk penyelesaian konflik Indonesia-Belanda ditentang oleh Tan Malaka. Tan Malaka merupakan seorang Sosialis-Radikal secara konsisten melakukan oposisi hebat kepada Syahrir terutama sejak awal tahun 1946, dimana Tan Malaka mendirikan organisasi yang bernama Persatuan Perjuangan PP. Gerakan Tan Malaka ini mendapat dukungan juga dari Panglima Besar Jenderal Sudirman. Oposisi yang dijalankan Tan Malaka melalui Persatuan Perjuangan sangat intensif dan sistematis baik di dala KNIP aupu di luar KNIP sebagai Presure Groups Yahya Muhai i . 2002:45. Gerakan Tan Malaka selain mendapat dukungan dari Panglima Besar Jenderal Sudirman juga tokoh pemuda seperti Adam Malik dan Muh. Yamin. Oposisi Tan Malaka terhadap Perdana Menteri Syahrir berlanjut dengan tuntutan dibubarkannya kabinet Syahrir dan diganti dengan suatu kabinet koalisi yang bersifat nasional. Akhirnya Syahrir tidak dapat bertahan sehingga menyerahkan mandatnya pada Presiden Sukarno tanggal 28 Februari 1946. Dengan jatuhnya Kabinet Syahrir I, Persatuan Perjuangan mengharap Tan Malaka ditunjuk sebagai Formatur Kabinet. Namun Presiden Sukarno menunjuk kembali Sutan Syahrir Partai Sosialis sebagai Formatur Kabinet Syahrir II. Syahrir dapat menduduki jabatannya lagi setelah ia dapat menghimpun suatu koalisi baru dalam parlemen di bulan Oktober. Program kabinet baru tetap tidak memuaskan kelompok Tan Malaka. Pemerintah malah mencurigai Tan Malaka berkeinginan menduduki pimpinan pemerintahan sehinga tokoh-tokoh Persatuan Perjuangan seperti Tan Malaka, Sukarni, Muh. Yamin, Sayuti Malik, Ichanul Saleh ditangkap dengan tujuan untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih besar akibat tindakan politik mereka. Tindakan mereka dianggap oleh pemerintah telah mengacaukan, melemahkan, dan memecah persatuan. Ada indikasi kelompok Tan Malaka berusaha merubah susunan negara di luar Undang-undang Nugroho Notosusanto,1977:38. Persatuan Perjuangan PP mendapat dukungan luas, bukan saja dari mereka yang menentang Sukarno dan Perdana Menteri Syahrir tetapi juga pemimpin politik dan militer yang setuju dengan pendapat Tan Malaka yang menekankan pada solidaritas nasional dan penolakan berunding dengan Belanda sampai mereka meninggalkan bumi Indonesia George Kahin,1996:174. 72

b. Masalah yang didiskusikan

1.Bagaimana pendapat anda, tentang sepak terjang Tan Malaka berdasar wacana di atas? 2.Mengapa Tan Malaka mendapat dukungan dari TNI?

F. RANGKUMAN

Materi tentang Usaha Mempertahankan Kemerdekaan merupakan penjelasan dari peristiwa sejarah yang terkait dengan masa awal kemerdekaan Indonesia. Hal ini berhubungan dengan keinginan Belanda untuk menguasai wilayah jajahannya yang terlepas akibat pendudukan Jepang di Asia termasuk Indonesia. Pasca Perang Dunia II, dengan menyerahnya Jepang pada Sekutu, maka daerah-daerah yang sebelumnya dikuasi Jepang mengalami vakum of power . Indonesia memanfaatkan momen tersebut untuk memerdekaan diri. Namun, Belanda berusaha menganulir kemerdekaan Indonesia. Berbagai upaya dilakukan Belanda dalam melanjutkan paham imperalis dan kolonialisnya. Agresi Militer Belanda I dan II sebagai cara radikal untuk kembali pada pemaksaan politik untuk berkuasa di Indonesia. Dalam menjalankan misi mempertahankan kemerdekaan, Indonesia mengupayakan terlebih dahulu jalur diplomasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan terselenggaranya Perjanjian Linggarjati. Perjanjian ini secara substansi sangat merugikan pemerintah Indonesia. Namun ini sebagai awal bagi pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia meski pada kedaulatan wilayah yang terbatas. Namun Belanda kurang puas dengan isi Linggarjati meski lebih menguntungkan mereka. Akhirnya ditempuhlah upaya konflik dengan melakukan Agresi Militer I di Indonesia. Konflik yang disebabkan oleh Agresi ini mengundang perhatian dunia sehingga tekanan dunia internasional mendesak Belanda kembali ke meja perundingan. Maka tercapainya Perjanjian Renville yang semakin merugikan pihak Indonesia. Ketua delegasi Indonesia, Amir Syarifuddin dipersalahkan atas persetujuannya ini, sehingga pemerintahannya jatuh. Amir Syarifuddin merasa dikecewakan atas apa yang ia alami sehingga akhirnya menjadi salah satu tokoh yang menggerakkan Pemberontakan PKI Madiun. Konflik internal dari pemberontakan PKI Madiun ini, dimanfaatkan Belanda untuk melakukan Agresi 73 Militer II. Namun tindakan Belanda ini merupakan titik balik dari posisinya di mata dunia internasional dan sebaliknya menguntungkan posisi Indonesia. Hal diperkuat ketika rakyat dan militer Indonesia dapat menunjukkan perlawanannya dengan perang gerilya. Akhirnya , Belanda bersedia mengakui kedaulatan Indonesia melalui KMB meski pengakuan kemerdekaan itu dangan syarat –syarat tertentu. Dalam perjalan waktu, Indonesia dapat melepaskan segala pengaruh politik Belanda termasuk masalah Irian Barat.

G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang BapakIbu pahami setelah mempelajari materi Perjuangan dan Usaha Mempertahankan Kemerdekaan RI? 2. Pengalaman penting apa yang BapakIbu peroleh setelah mempelajari materi di atas? 3. Apa manfaat materi tersebut terhadap tugas BapakIbu disekolah?