74
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
MASA PEMERINTAHAN SUKARNO DAN SOEHARTO
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat menunjukkan sejarah Indonesia pada awal kemerdekaan, Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Terpimpin pada masa
Sukarno serta perkembangan pemerintahan Orde Baru, tumbangnya Orde Baru dengan baik.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menjelaskan pelaksanaan Demokrasi Parlementer di Indonesia 2. Menganalisis pelaksanaan Demokrasi Terpimpin di Indonesia
3. Menganalisis pemerintahan Orde Baru, dan tumbangnya Orde Baru
C. URAIAN MATERI
Diantara perjalanan politik bangsa ini pasca kemerdekaan yang paling menonjol adalah sekitar peristiwa Demokrasi Parlementer, Demokrasi Terpimpin
dan Pemberontakan G –30S yang pada akhirnya melahirkan pemerintahan Orde
Baru. Peristiwa –peristiwa tersebut sebagai kronologi sejarah yang saling
berkaitan erat antara satu dengan peristiwa lainnya.Demokrasi Parlementer di Indonesia antara tahun 1950-1959 mengakibatkan sistem pemerintahan
mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan, parlemen mempunyai peran yang sentral dalam menentukan kebijakan negara. Namun diantara partai
–partai politik yang ada terdapat persaingan yang menjurus pada perpecahan yang berakibat
terpuruknya perjalanan nasib bangsa. Hanya dalam waktu sembilan tahun, Indonesia telah berganti sekitar tujuh kabinet atau pemerintahan. Kabinet sering
kali mendapat mosi tidak percaya dari lawan-lawan politiknya di parlemen. Jatuh bangunnya kabinet ini, mencapai puncaknya ketika Dewan Konstituante hasil
pemilu 1955 yang diberi tugas membuat UUD gagal melaksanakan tugasnya. Kegagalan ini disebabkan perbedaan ideologi dan prinsip partai dalam
75 menentukan dasar negara. Sebagai jalan keluar mengatasi krisis ini, Presiden
Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dengan adanya Dekrit Presiden, diharapkan permasalahan akan dapat
terselesaikan. Dekrit Presiden pada akhirnya melahirkan sistem Demokrasi Terpimpin. Sebenarnya konsep demokrasi ini sebagai sesuatu yang baik dalam
rangka menyelesaikan konflik di pemerintahan. Namun dalam pelaksanaannya terdapat penyimpangan
–penyimpangan kebijakan yang dilakukan presiden terhadap aturan ketatanegaraan. Presiden menjadi kekuatan tunggal yang
menjurus pada tindakan otoriter. Selain itu, pada masa Demokrasi Terpimpin terdapat dua kekuatan yang menonjol dan saling berebut pengaruh yaitu PKI dan
Militer,khususnya TNI-AD. Pada masa Demokrasi Terpimpin, satu-satunya partai yang menonjol
adalah PKI. Setelah gagal dalam pemberontakan di Madiun 1948, PKI menjadi kekuatan besar. Hal ini dapat dilihat dalam hasil pemilu I, PKI menjadi salah satu
pemenangnya. Setelah Partai Masyumi dibubarkan sekitar tahun 1960, tidak ada kekuatan penyeimbang bagi PKI untuk mengontrol gerak dan kebijakannya.
Apalagi Presiden Sukarno akhirnya lebih dekat dengan negara-negara berhaluan komunis.
Peristiwa klimak dari permasalahan diatas, ketika pada tahun 1965 muncul usaha kudeta yang dikenal dengan Gerakan 30 September. Peristiwa
yang mengakibatkan terbunuhnya tujuh jenderal dari TNI –AD yang anti PKI
tersebut,digerakkan oleh PKI meski sampai sekarang masih terdapat kontroversi tentang hal itu. Kegagalan PKI dalam merebut dominasi pemerintahan
mengakibatkannya menjadi common enemy atau musuh bersama bagi elemen masyarakat sehingga muncul pembantaian besar
–besaran terhadap anggota PKI dan keluarganya. Kemudian lahirlah Orde Baru sebagai pemerintahan baru yang
didominasi oleh kekuatan militer yang dipimpin Jenderal Suharto. Namun Orde Baru setelah memerintah sekitar 32 tahun , pada akhirnya ditumbangkan oleh
demonstrasi besar-besaran yang dimotori oleh mahasiswa.
a
. Demokrasi Parlementer di Indonesia
1 Latar Belakang Demokrasi Liberal Setelah kesepakatan diplomasi antara Indonesia-Belanda, melalui KMB
Konferensi Meja Bundar di Den Haag tanggal 2 November 1945 serta