Penyiapan Hewan Percobaan Uji Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat

3.7 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sambung Nyawa

Sebanyak 500 gram serbuk simplisia dimasukkan kedalam bejana tertutup, etanol 96 dituangkan ke dalam bejana sampai seluruh simplisia terendam, diaduk, dibiarkan sekurang-kurangnya selama 3 jam. Dipindahkan massa sedikit demi sedikit kedalam perkolator sambil tiap kali ditekan hati- hati, dituangkan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, ditutup perkolator, dibiarkan selama 24 jam. Dibiarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, ditambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia. Perkolasi dihentikan setelah tetesan terakhir perkolat tidak berwarna lagi atau apabila sebanyak 500 mg cairan perkolat diuapkan di atas penangas air tidak meninggalkan sisa. Perkolat yang diperoleh dipekatkan dengan alat penguap vakum putar rotary evaporator . Kemudian dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer Ditjen POM, 1995. 3.8 Uji Efek Imunomodulator Uji efek imunomodulator meliputi penyiapan hewan percobaan, penyiapan kontrol, bahan uji, antigen, uji respon hipersensitivitas tipe lambat, dan uji titer antibodi.

3.8.1 Penyiapan Hewan Percobaan

Hewan yang digunakan adalah mencit jantan dengan berat 20-35 g dibagi 5 kelompok, 1 kelompok untuk kontrol negatif, 1 kelompok untuk kontrol positif, dan 3 kelompok uji. Tiap kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Sebelum digunakan sebagai hewan percobaan, semua mencit dipelihara terlebih dahulu selama kurang lebih satu minggu dalam kandang yang baik pada suhu ruangan untuk penyesuaian lingkungan, pengontrolan kesehatan dan berat badan. Mencit diberi makan pelet hewan dan tetap diberi air minum.

3.8.2 Penyiapan Kontrol, Bahan Uji, dan Antigen

Penyiapan kontrol, bahan uji, dan antigen meliputi penyiapan CMC 1, penyiapan suspensi levamisole, penyiapan suspensi ekstrak daun sambung nyawa 2, dan penyiapan sel darah merah sapi.

3.8.2.1 Penyiapan CMC Na 1

Pembuatan suspensi CMC Na 1 bv dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 1 g CMC Na ditaburkan kedalam lumpang yang berisi air panas sebanyak 20 ml. Didiamkan selama 15 menit hingga diperoleh massa yang transparan, digerus hingga berbentuk gel dan diencerkan dengan sedikit air, kemudian dituang ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan air suling sampai batas tanda.

3.8.2.2 Penyiapan Suspensi Levamisole

Pengambilan sampel tablet levamisole yaitu dengan cara ditimbang dan diserbukhaluskan tidak kurang dari 20 tablet. Ditimbang serbuk yang telah dihaluskan tersebut kemudian ditimbang seksama sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang 25 mg levamisole Depkes, 1995. Pembuatan suspensi levamisole dilakukan dengan cara sebagai berikut: ditimbang serbuk levamisole 29,46 mg setara dengan 25 mg levamisole dan dimasukan kedalam lumpang. Digerus serbuk kemudian ditambahkan suspensi CMC Na 1 secukupnya. Digerus hingga homogen dan dituangkan kedalam labu tentukur 25 ml, dan kemudian ditambahkan suspensi CMC Na 1 sampai batas tanda.

3.8.2.3 Penyiapan Suspensi Ekstrak Daun Sambung Nyawa SEDSN 2

Pembuatan suspensi ekstrak daun sambung nyawa 2 bv dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 500 mg ekstrak daun sambung nyawa dimasukkan kedalam lumpang, ditambahkan suspensi CMC Na 1 secukupnya kemudian digerus sampai homogen. Dituang ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambahkan suspensi CMC Na 1 sampai batas tanda.

3.8.2.4 Penyiapan Sel Darah Merah Sapi SDMS

Penyiapan dan pembuatan SDMS didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Yufri 2011. Darah segar dikumpulkan dari sapi yang disembelih, diperoleh 500 ml. kemudian ditambahkan 1,5 ml heparin dan dimasukan kedalam termos yang berisi es. Darah dicuci dengan larutan NaCl fisiologis 1:1 masing-masing sebanyak 5 ml dan diaduk homogen kemudian disentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 15 menit, dibuang supernatannya, diulangi 3 kali dengan menambahkan 5 ml NaCl fisiologis setiap pengulangan. Setelah didapatkan eritrosit ditambahkan larutan NaCl fisiologis dengan volume yang sama, hingga diperoleh SDMS 50. Kemudian diambil 0,2 ml SDMS 50, ditambahkan larutan NaCl fisiologis hingga 10 ml, sehingga diperoleh SDMS 1.

3.8.3 Uji Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat

Efek imunomodulator ekstrak daun sambung nyawa ditentukan dengan mengukur volume respon hipersensitivitas tipe lambat menggunakan uji pembengkakan telapak kaki hewan uji foot paw swelling test Lakshmi, et al., 2003; Ray, et al., 1996. Sebanyak 30 ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok dengan pembagian sebagai berikut: a. Kelompok I diberi suspensi CMC Na 1 bv sebagai kontrol negatif. b. Kelompok II diberi Suspensi Ekstrak Daun Sambung Nyawa SEDSN dengan dosis 125 mgkg BB. c. Kelompok III diberi SEDSN dengan dosis 250 mgkg BB. d. Kelompok IV diberi SEDSN dengan dosis 500 mgkg BB e. Kelompok V diberi Suspensi Levamisole dengan dosis 25 mgkg BB sebagai kontrol positif. Tiap kelompok diinjeksikan dengan 0,1 ml sel darah merah sapi SDMS 1 dalam dalam larutan NaCl fisiologis secara intraperitoneal pada hari ke-0. Perlakuan dimulai dari hari ke-0 dan diberikan setiap hari selama 7 hari. Pada hari ke-7, sendi kaki mencit sebelah kanan diberi tanda batas pengukuran volume kaki mencit. Volume kaki mencit diukur sebagai volume awal V . Kemudian mencit diinjeksikan dengan 0,1 ml suspensi SDMS 1 dalam dalam larutan NaCl fisiologis secara intraplantar pada telapak kaki sebelah kanan. Pada hari kedelapan setelah 24 jam diukur volume pembengkakan kaki mencit dengan pletismometer air raksa. Pengukuran dilakukan dengan mencelupkan kaki mencit ke dalam tabung yang berisi air raksa sampai tanda batas pengukuran. Perubahan volume air raksa terlihat pada kenaikan skala pada pletismometer sebagai volume waktu tertentu Vt kaki mencit. Volume pembengkakan kaki mencit ditentukan berdasarkan selisih antara volume waktu tertentu Vt dengan volume awal V Shivaprasad, 2006.

3.8.4 Uji Titer Antibodi

Dokumen yang terkait

Efek Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Terhadap Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat Dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

6 95 87

Efek Imunostimulator Ekstrak Etanol Umbi Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme (Lodd) Blume.) terhadap Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat Dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

3 29 82

Efek Imunomodulator Ekstrak Rimpang Temu Giring (Curcuma Heyneana Val. Et Van Zijp.) Terhadap Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat Dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

4 58 85

Produksi Kandungan Flavonoid Daun Sambung Nyawa (Gynura procumbens [Lour]. Merr) pada Berbagai Tingkat Naungan dan Umur Pemangkasan

0 12 10

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SAMBUNG NYAWA(Gynura procumbens (Lour.)Merr.) BERDASARKAN PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI dan UMUR PANEN.

0 3 16

SKRIPSI UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) BERDASARKAN PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI DAN UMUR PANEN.

6 15 15

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens (Lour.) DC.) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR SWISS TERINDUKSI PARASETAMOL.

0 0 17

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Dari Daun Sambung Nyawa (Gynura Procumbens (Lour) Merr.) - Ubaya Repository

0 0 1

Efek Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav.) dengan Daun Sambung Nyawa (Gynura procumbens [Lour] Merr.) terhadap Tikus Jantan Hiperglikemik - Ubaya Repository

0 0 2

APLIKASI KO-KEMOTERAPI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAMBUNG NYAWA( GYNURA PROCUMBENS (LOUR.) MERR.) PADA SEL KANKER PAYUDARA MCF-7

0 1 10