75
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
nomor 1, 3, dan 4. 5. Khusus nomor lima adalah contoh soal untuk melatih kesabaran, dan keuletan
dalam menghadapi kesulitan, karena itu setiap siswa harus mengerjakan sendiri- sendiri pada sebuah kertas. Jelaskan kembali makna memiliki sifat sabar dalam
kehidupan. 6. Umumkan kelompok diskusi terbaik dan beri mereka penghargaan.
B. Lemah Lembut Dan Baik Hati
1. Pengertian dan Manfaat Lemah Lembut dan Baik Hati
Di dalam Dhammapada syair 262, Buddha berkata, “Para bhikkhu Aku tidak mengatakan bahwa engkau baik hati hanya karena engkau mampu berbicara
dengan fasih. Hanya dia yang telah menyingkirkan sifat iri hati dan semua kejahatan dengan mencapai ‘Jalan Kesucian Arahat’ yang dapat disebut orang yang baik hati”.
Lemah lembut artinya berbudi baik, yaitu orang yang memiliki sikap dan perilaku yang penuh cinta kasih. Orang
berbudi baik bebas dari membenci maupun keinginan untuk menyakiti
makhluk lain. Lemah lembut dan baik hati dapat diwujudkan melalui cara
berpikir, berucap, dan bertindak. Pikiran yang lemah lembut dan baik
hati adalah pikiran yang bebas dari sifat iri hati dan semua pikiran jahat. Pikiran
seperti itu mengarahkan orang untuk berucap yang lemah lembut, bermanfaat,
dan menyejukkan bagi orang-orang yang mendengarnya. Ucapan yang lemah lembut
tidak akan menyakiti dan menyinggung siapa pun. Ucapan yang kasar akan menyebabkan orang lain yang mendengarnya menjadi sedih dan tidak senang.
Bertutur kata yang baik dan lemah lembut merupakan ciri orang yang beradab. Makin dewasa seseorang, hendaknya makin baik pula perilakunya. Makin baik
perilakunya, makin bijaksana orang tersebut. Melalui tutur kata yang lemah lembut, seseorang tidak akan menyakiti siapa pun.
Sumber : Life Of The Buddha
76
Buku Guru Kelas IV SD
Saat bertutur kata, perlu dipertimbangkan tata krama dan kepantasannya. Contoh tata krama misalnyatidak baik jika membicarakan kemewahan di depan
orang yang kesusahan secara materi. Kepantasan atau sopan santun misalnya tidak berkata kasar atau berkata jorok. Selalu berkaca pada diri sendiri pada saat akan
bertutur kata, itulah orang yang bijaksana. Sungguh sangat mulia orang yang senantiasa bersikap lemah lembut dalam
segala hal. Orang yang baik memiliki pikiran, tutur kata, dan tindakan yang baik dan santun. Tutur katanya menyejukkan lawan bicara. Siapa pun yang bersikap lemah
lembut, menghindari sikap memanas-manasi akan menjauhkan dari permusuhan dan mendatangkan ketenangan hati.
Orang yang lemah lembut dan baik hati terlihat dari perbuatannya. Dia akan ringan tangan menolong orang lain yang kesusuhan dan membutuhkan pertolongan.
Peduli terhadap kesulitan yang dimiliki orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri. Di kehidupan sehari-hari, jika seseorang mampu berbuat baik, murah
senyum, dan bersikap lemah lembut, perbuatannya itu akan mendekatkan dirinya pada segala kebaikan. Kebaikan bagi dirinya maupun kebaikan bagi orang lain.
Jika sikap lemah lembut disertai dengan tutur kata yang baik akan mendatangkan ketenteraman di hatinya sendiri dan di hati orang-orang di sekelilingnya.
Orang yang lemah lembut dan baik hati berarti sedang mengembangkan Metta, yaitu cinta kasih yang sejati. Seperti sabda Buddha dalam Karaniya metta Sutta,
“Inilah yang perlu dilakukan oleh mereka yang tangkas dalam kebajikan. Dia harus mampu jujur, sungguh jujur, rendah hati, lemah lembut, tiada sombong,...”
2. Belajar Lemah Lembut dan Baik Hati Kisah Raja Gajah yang Baik Hati