Sifat Fisika : Deskripsi Proses

2.4.3 Produk

 Propilen Oksida a. Sifat fisis Propilen Oksida methyloxirane, 1,2-epoypropane adalah cairan tidak berwarna yang mempunyai titik didih rendah 34,2 C. Merupakan senyawa kimia organik yang sangat penting dan terutama digunakan sebagai intermediate untuk pembuatan Polieter poliol, Propilen glikol, alkanolamin dan eter glikol. Rumus kimia : C 3 H 6 O Berat molekul : 58 kgkmol Titik didih : 34,23 o C Titik beku : -111,93 o C Temperatur kritis : 209,1 o C Tekanan kritis : 4920 kPa Densitas : 829, kgm 3  TBA

a. Sifat Fisika :

1. Berat Molekul kgkgmol : 74,12 2.Titik didih : 53 C 3.Densitas 25 C kgm 3 : 0,785 4.Kemurnian : 99,899 Yaws,1999

2.5 Deskripsi Proses

Secara umum, proses pembuatan propilen oksida terdiri dari tiga tahapan proses, yaitu: 1. Tahap Persiapan Bahan Baku 2. Tahap Reaksi 3. Tahap Pemurnian Produk Universitas Sumatera Utara

2.5.1 Tahap Persiapan Bahan Baku

a. Unit Penyiapan Isobutana Cairan isobutana dari tangki penyimpanan T-01 pada tekanan 24 bar dan temperatur 30 C dipompa ke mixer M-01 untuk dicampur dengan arus recycle dari flash drum 2 FD-02 dan udara yang dialirkan dari blower B-01. Isobutana yang keluar tangki dinaikkan tekananya menggunakan pompa P-01 sampai 25,33 bar, lalu dipanaskan dengan heater H-01 sampai suhu 95 C untuk selanjutnya diumpankan ke reaktor peroksidasi CRV-01. b. Unit Penyiapan Udara Udara pada tekanan 1,013 bar dan suhu 30 C dialirkan dari blower ke mixer 1 M-01 untuk dicampur dengan isobutana. Udara yang dialirkan blower dinaikkan tekanannya menggunakan kompresor G-01 menjadi 25,33 bar lalu didinginkan dengan cooler C-01 sampai suhu 95 C untuk selanjutnya diumpankan ke reaktor peroksidasi CRV-01. c. Unit Penyiapan Propilen Dari tangki penyimpan propilen T-02 pada tekanan 10,20 bar dan suhu 30 C. Propilen cair dinaikkan tekanannya dengan pompa P-02 sampai tekanan sampai 15,20 bar dan kemudian dialirkan ke dalam mixer M-03 untuk dicampur dengan arus recycle dan TBHP hasil reaksi isobutana dan oksigen dari reaksi di reaktor peroksidasi CRV-01.

2.5.2 Tahapan Reaksi

a. Unit Pembentukan TBHP Tert-Butyl Hydroperoksida Reaksi pembentukan TBHP berlangsung dalam reaktor peroksidasi CRV- 01. TBHP terbentuk dari reaksi Isobutana dan Oksigen. Cairan dan gas dari unit- unit penyiapan bahan baku dengan perbandingan mol 1 : 2,54 untuk isobutana dan udara, dialirkan ke dalam reaktor CRV-01. Reaktor yang digunakan berupa reaktor plug flow. Reaksi berjalan pada fase campuran dengan tekanan 25,33 bar dan suhu 95 C. Reaksi berjalan secara eksotermis dan untuk menjaga agar suhu reaktor tetap konstan maka dilengkapi dengan koil pendingin dengan air sebagai media pendingin. Selain terbentuk tert-butyl hydroperoxide TBHP di dalam reaktor juga terjadi reaksi pembentukan tert-butyl alcohol TBA sebagai hasil samping. Universitas Sumatera Utara b. Unit Pembentukan Propilen Oksida. Reaksi pembentukan propilen oksida berlangsung dalam 1 reaktor. Propilen oksida terbentuk dari reaksi TBHP dan propilen. Aliran dari mixer M-03 menjadi aliran umpan kedalam reaktor epoksidasi CRV-02. Reaktor berupa reaktor plug flow. Reaksi terjadi pada fase gas dengan tekanan 14,19 bar dan suhu 130 C. Reaksi berjalan secara eksotermis dan untuk menjaga agar suhu reaktor tetap konstan maka dilengkapi dengan jaket pendingin dengan air sebagai media pendingin. Selain terbentuk propilen oksida, di dalam reaktor juga tejadi reaksi pembentukan tert-butyl alcohol TBA sebagai hasil samping.

2.5.3 Tahapan Pemurnian Produk

Hasil reaksi dari reaktor epoksidasi CRV-02 berupa fase campuran. Proses pemurnian produk dimulai dengan pemisahan berdasarkan fase cair dan gas di flash drum FD-03 dengan tekanan 14,19 bar dan suhu 80 C. Bagian atas berupa fase gas yang sebagian besar terdiri propilen akan dialirkan kembali menjadi aliran recycle sedangkan bagian bawah berupa fase cair isobutana, TBHP, TBA dan PO. Selanjutnya di alirkan ke menara destilasi MD-02 untuk memisahkan TBA dengan PO. Pada menara destilasi MD-02 dioperasikan dengan tekanan 2,016 bar dan suhu 80 C, bagian atas terdiri propilen oksida, isobutana, dan propilen yang selanjutnya dialirkan ke menara destilasi 3 MD-03. Sedangkan bagian bawah menara destilasi 2 MD-02 terdiri 98 TBA yang merupakan hasil samping dalam proses pembuatan propilen oksida dan dialirkan ke tangki penyimpanan TBA T-03. Bagian atas menara destilasi 2 MD-02 dialirkan ke menara destilasi 3 MD-03 untuk memurnikan propilen oksida sebagai produk utama. Menara destilasi 3 MD-03 dioperasikan dengan tekanan 1 bar dan suhu 82 C. Bagian bawah menara destilasi 3 MD-03 terdiri produk utama yaitu propilen oksida 99 kemudian dialirkan ke tangki penyimpanan propilen oksida T-04. Bagian atas yang sebagian besar propilen dan TBHP dialirkan ke mixer 4 M-04 untuk dicampur dengan hasil atas flash drum 3 FD-03 sebagai recycle. Sebelum dialirkan kembali ke reaktor epoksidasi CRV-02 aliran recycle dinaikkan tekanannya dengan kompresor 4 G-04 sampai 14,19 bar dan suhu 137 C. Universitas Sumatera Utara

BAB III NERACA MASSA

Hasil perhitungan neraca massa pada proses pembuatan Propilen Oksida dari Isobutana dan udara kapasitas produksi 50.000 kgjam sebagai berikut : Basis perhitungan : 1 jam operasi Waktu operasi : 300 haritahun Satuan operasi : kgjam

3.1 Bahan Baku

Spesifikasi bahan baku pembuatan Propilrn Oksidadari isobutana dan udara yaitu:

1. Isobutana

Komponen BM komposisi Σ mol kgmol massakg C 4 H 10 58,124 100 3185,5268 185155,5603 2. Udara Komponen BM komposisi Σ mol kgmol massakg O 2 32 21 8086,4409 258766,1084 N 2 28,013 79 30420,4205 852167,2535 Total 60,013 100 38506,8614 1110933,3620

3.2 Mixer M-01

Tabel 3.2 Neraca Massa pada Mixer M-01 Komponen Masuk kgjam Keluar kgjam Alur 3 Alur 4 Alur 22 Alur 5 C 4 H 10 185155,5603 162231,6456 347387,2059 O 2 258766,1083 595,9577 259362,0660 N 2 852167,2535 1804,3996 853971,6531 C 4 H 10 O 2 310,5088 310,5088 C 4 H 10 O 1810,9300 1810,9300 sub total 1110933,3618 185155,5603 166753,4417 1462842,3638 Total 1462842,3638 1462842,3638 Universitas Sumatera Utara