= Rp 1.329.682.337.833,-+ Rp 31.258.563.214.404,-
= Rp 32.588.245.552.236,-
10.3 Total Penjualan Total Sales
Penjualan diperoleh dari hasil penjualan produk propilen oksida adalah sebesar Rp 37.882.132.422.029,-. Maka laba penjualan adalah sebesar Rp 3.687.209.704.811,-
10.4 Bonus Perusahaan
Sesuai fasilitas tenaga kerja dalam pabrik pembuatan propilen oksida, maka perusahaan memberikan bonus 0,5 dari keuntungan perusahaan yaitu sebesar Rp -
26.469.434.349,-
10.5 Perkiraan RugiLaba Usaha
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh: 1. Laba sebelum pajak bruto
= Rp 5.267.417.435.444,- 2. Pajak penghasilan PPh
= Rp 1.580. 207.730.633,- 3. Laba setelah pajak netto
= Rp 3.687.209.704.811,-
10.6 Analisa Aspek Ekonomi 10.6.1
Profit Margin PM
Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum
pajak penghasilan PPh terhadap total penjualan. PM =
penjualan Total
pajak sebelum
Laba
× 100 PM =
100 .422.029,-
37.882.132 Rp
435.444,- 5.267.417.
Rp ×
PM = 13,90 Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 13,90
, maka pra rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
Universitas Sumatera Utara
10.6.2 Break Even Point BEP
Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil
penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak
untung dan tidak rugi.
BEP =
Variabel Biaya
Penjualan Total
Tetap Biaya
−
× 100
BEP = 100
.214.404,- 31.258.563
Rp .422.029,-
37.882.132 Rp
337.833,- 1.329.682.
Rp x
−
BEP = 20,08 Kapasitas produksi pada titik BEP = 20,08
× 396.000 tontahun = 79.497 tontahun
Nilai penjualan pada titik BEP = 20,08 × Rp37.882.132.422.029,- = Rp 7.604.842.770.121,16,-
Dari data feasibilities, Timmerhaus, 1991 : - BEP
≤ 50 , pabrik layak feasible - BEP
≥ 70 , pabrik kurang layak infeasible. Dari perhitungan diperoleh BEP = 20,08 , maka pra rancangan pabrik ini
layak.
10.6.3 Return on Investment ROI
Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap
tahun dari penghasilan bersih. ROI =
Investasi Modal
Total pajak
setelah Laba
× 100 ROI =
0,- .281.221,1
18.603.367 Rp
704.811,- 3.687.209.
Rp
× 100 ROI = 19,82
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah:
• ROI ≤ 15 resiko pengembalian modal rendah. • 15 ≤ ROI ≤ 45 resiko pengembalian modal rata-rata.
• ROI ≥ 45 resiko pengembalian modal tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 19,82 sehingga pabrik yang akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata - rata
10.6.4 Pay Out Time POT
Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu
pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada
kapasitas penuh setiap tahun. POT =
tahun 1
0,244 1
× POT = 5,05 tahun
Dari hasil perhitungan, didapat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 5,05 tahun operasi.
10.6.5 Return on Network RON
Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan
modal sendiri.
RON =
sendiri Modal
pajak setelah
Laba
× 100 RON =
.368.733,- 11.162.020
Rp 704.811,-
3.687.209. Rp
× 100 RON = 33,03
10.6.6 Internal Rate of Return IRR
Internal Rate of Return merupakan persentase yang menggambarkan
keuntungan rata-rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan besarnya sama.
Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka pabrik akan menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku maka
pabrik dianggap rugi. Dari perhitungan Lampiran E diperoleh IRR = 41,01
. Sehingga pabrik akan menguntungkan karena lebih besar dari bunga bank saat ini sebesar 15 Bank
Mandiri, 2013.
Universitas Sumatera Utara
BAB XI KESIMPULAN