Kepuasan ibu TINJAUAN KEPUSTAKAAN

5

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Kepuasan ibu

Kepuasan adalah suatu keadaan dimana keeinginan harapan dan kebutuhan seorang terpenuhi, suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pasien Sugito, 2005 Sedangkan menurut Ikatan BIdan Indonesia IBI, 1999 kepuasan ibu atau paisen adalah upaya penyelenggara pelayanan provider didalam memberikan pelayanan kepada pasien apa-apa yang mereka butuhkan dan inginkan. Menurut IBI 1999 10 petunjuk tentang kepuasan klien adalah: 1 Berikan salam dengan ramah dan hangat pada klien. 2 Senyum kepada pasien dan keluarganya. 3 Menyapa klien dan keluarganya. 4 Tunjukanlah kesediaan bidan untuk membantu klien. 5 Bertindaklah sesuai dengan apa yang di ucapkan. 6 Bersikaplah sungguh-sungguh dan ikhlas. 7 Puji klien anda dan sedapat mungkin bidan boleh mengkritik dengan sehalus dan seminimal mungkin. 8 Perlihatkan perhatian bidan pada klien sepenuhnya. 9 Buatlah agar klien merasa bahwa dirinya paling penting. 10 Layanilah klienpasien sebaik mungkin. Universitas Sumatera Utara 6 Sofian 2007 menyatakan bahwa kepuasan pasien yaitu berhubungan dengan kenyamanan, keramahan dan kecepatan pelayanan. Kepuasan pasien juga merupakan salah satu hal sangat penting dalam meninjau mutu pelayanan suatu rumah sakit. Adapun yang di maksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yag disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etika dan standar pelayanan profesi yang ditetapkan. Azwar,1996. Tigkat kepuasan pelanggan sangat tergantung pada mutu suatu produkjasa Supranto, 2006. Menurut mongomery 1985 “quality is the exten to whice, product meet the reguirements of people who use then, jadi suatu produk jasa dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya Supranto, 2006. Sedangkan menurut Sofyan 2006, kepuasan pasien mempunyai 2 dimensi, yaitu: kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan standard dan kode etik profesi hubungan pasien dengan petugasbidan, keyamanan pelayanan, kebebasan menentukan pilihan, pengetahuan dan kompetensi teknis, efektivitas pelayanan dan keamanan tindakan. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan palayanan kesehatan ketersediaan, kewajaran, kesinambungan, penerimaan jasa, ketercapaian, keterjangkaun, efesiensi dan mutu pelayanan. Universitas Sumatera Utara 7 Kepuasan pasien juga merupakan inti dari pemasaran modern yang berorientasi kepada pasien. Tingkat kepuasan pasien dapat berubah dari waktu kewaktu, tetapi sepanjang penyelenggara pelayanan dapat memuaskan pasien, mereka akan tetap datang mengunjungi dan membeli pelayanan yang penyelenggara pelayanan tawarkan repeat buying. Pelayanan yang memuaskan, berkualitas akan membentuk loyalitas pasien, dan karena kepuasan sangat erat hubungannya dengan “ word of mounth” maka pelayanan yang memuaskan tersebut juga akan mendatangkan pasien baru Suryadi, 2001 Untuk mengukur kepuasan pasien dapat dilakukan dengan cara yaitu tingkat pelayanan yang diberikan dan kinerja pemberi pelayanan dalam memberikan pelayanannya. Pengukuran kepuasan pasien merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebik efesien dan lebih efektif. Apabila pasien merasa tidak puas terhadap suatu yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dinilai memuaskan bia ia dapat dipertimbangkan oleh pasien dalam menilai suatu pelayanan yaitu ketepatan waktu, dapat di percaya, kemampuan teknis, dapat diharapkan dan berkualitas Sugito, 2005 Menurut Azwar 1996 kepuasan pasien yang dikaitkan dengan mutu pelayanan kesehatan memiliki dua pembatasan, yaitu: 1 Pembatasan pada derajat kepuasan pasien Untuk menghindari subjektifitas yang dapat mempersulit pelaksaan program menjaga mutu, ditetapkan bahwa yang dimaksud dengan kepuasan disini, sekalipun orientasinya tetap individual, tetapi ukuran yang di pakai adalah Universitas Sumatera Utara 8 kepuasan rata-rata penduduk, apabila pelayanan kesehatan tersebut memuaskan pasien sesuai dengan kepuasan rata-rata penduduk. 2 Pembatasan pada upaya yang dilakukan. Untuk melindungan kepentingan pemakai jasa pelayanan kesehatan, yang pada umumnya awan terhadap tindakan kedokteran patien ignorancy , ditetapkan upaya yang dilakukan untuk menimbulkan kepuasan tersebut harus sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan kesehatan profesi. Suatu pelayanan kesehatan, sekalipun dapat memuaskan pasien, tetapi apabila diselenggarakan tidak sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi bukanlah pelayanan kesehatan yang bermutu.

2.2 Pelayanan 2 Jam Pertama Postpartum Nifas