iii.
Lensa ortokeratologi, yaitu lensa yang didisain untuk memperbaiki bentuk kornea. Digunakan hanya di malam hari.
2.2. Masalah yang Berkaitan dengan Pemakaian Lensa Kontak
Masalah yang ditimbulkan dengan pemakaian lensa kontak tergantung pada beberapa faktor, seperti bahan lensa, modalitas pemakaian, kebersihan lensa, jenis
cairan pencuci lensa, tingkat kerelaan pengguna lensa pada pemakaian lensa dan rutin pencuciannya, pemakaian lensa yang berlamaan, tidur tanpa melepaskan lensa,
frekuensi penukaran lensa dan kebersihan tempat penyimpanan lensa. Lensa kontak merusak integritas epitel kornea dangan 2 cara: secara langsung, fitting-
related abrasions Martinez, 1985 dan secara tidak langsung, dengan mengubah fisiologis yang normal dan aktivitas metabolik seluler Liesegang, 2002.
2.2.1. Trauma yang diinduksi oleh lensa kontak
i. Efek Trauma Lensa Secara Langsung Tight junction yang terdapat di epitel kornea, menjadi pembatas terhadap
invasi mikroba patogen. Pemakaian lensa kontak bisa menyebabkan abrasi minor di kornea, di mana menjadi permulaan terhadap infeksi mikroba. Martinez 1985
berpendapat trauma kornea adalah faktor yang paling berperan pada permulaan infeksi Acanthamoeba, berbanding dari faktor imunospresi. Namun begitu, manurut
Sharma 1999, menjumpai tiada perbedaan antara kebolehan perlekatan Acanthamoeba di epithel kornea pada pemakai lensa kontak yang asimptomatik
mahupun yang tidak memakai lensa kontak.
ii. Efek Trauma Lensa Secara Tidak Langsung
Universitas Sumatera Utara
Pemakaian lensa kontak selalunya dikaitkan dengan hipoksia dan hiperkapnia pada epitel kornea, terutamanya tidur tanpa membuka lensa. Akumulasi karbon
dioksida mengubah jalur metabolik yang normal, di mana mengubah struktur mikro di setiap lapisan kornea, seperti mikrokista epitel, penurunan penyimpanan glikogen
epitel, akumulasi asam laktat, asidosis di kornea, oedem epitel, penurunan kadar mitosis sehingaa mengakibatkan penipisan sel epitel sentral, hipoasthesia kornea,
abrasi mikroskopik, perlepasan sel epitel dan akhirnya menyebabkan ulserasi kornea. Selain itu, perubahan kestabilan dan ketebalan lapisan air mata juga telah di jumpai
Tutt, 2000. Gangguan-gangguan tersebut dapat menggangu mekanisma proteksi okular sehingga terpajan dengan invasi miroba patogen.
2.2.2 Bahan Lensa Kontak, Ionicity, dan Kandungan Air. Bahan dari beberapa pabrik bisa mempengaruhi kemampuan lensa kontak
sebagai mechanical host dan membenarkan perlekatan dan pemindahan mikroba ke permukaan kornea. Insidens infeksi Acanthamoeba adalah lebih rendah pada lensa
kontak RGP berbanding lensa kontak lunak. Insidens keratitis Acanthamoeba yang rendah ini dijumpai di Belanda di mana sebahagian besar masyarakat Dutch yang
memakai lensa kontak jenis RGP Cheng, 1999. Kilvingston 1990 menunjukkan perlekatan kista Acanthamoeba hanya terjadi pada lensa kontak lunak dan tidak
berlaku pada lensa RGP. Namun begitu, perlekatan trofozoit yang signifikan dijumpai pada kasus pemakaian lensa RGP dengan afinitas yang lebih tinggi pada lensa RGP
yang terbuat dari bahan silicone acrylate berbanding yang terbuat dari bahan fluoropolymer.Cohen, 1990. Perlekatan Acanthamoeba yang banyak bergantung
pada keadaan yang lebih ionik dan kandungan air yang tinggi menjelaskan kenapa dijumpai perlekatannya lebih tinggi pada pemakaian disposable lens dan extended
wear lens berbanding lensa RGP. Simmonsl, 1996
2.2.3. Durasi Pemaparan dan Konsentrasi Mikroba
Universitas Sumatera Utara
Kista dan trofozoit Acanthamoeba menunjukkan perlengketan yang segera pada lensa kontak yaitu dalam masa 10 saat setelah pemaparan. Sharma, 1995.
Perlengketan Acanthamoeba pada permukaan lensa meningkat mendadak dengan tempoh pemaparan yang lama dan peningkatan konsentrasi inokulasi mikroba.
Kandungan air yang tinggi pada pemakaian lensa kontak pakai buang membantu pengumpulan Acanthamoeba yang lebih banyak padanya dengan menambah masa
pemaparan yang cukup lama. Kelly, 1995. Namun begitu, Sharma 1995 tidak menjumpai sebarang perbedaan pada perlengketan Acanthamoeba pada jenis lensa
kontak yang berlainan dengan tempoh pemaparan yang lama. 2.2.4. Deposit Pada Permukaan Lensa.
Perlekatan tropozoit dan kista pada lensa kontak dipengaruhi oleh deposit protein di permukaan lensa. Deposit protein di permukaan lensa meningkatkan
perlekatan bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa Butrus, 1990. Deposit lipid dan protein pada permukaan lensa dimediasi oleh struktur kimia dari bahan lensa dan
kandungan airnya. Kandungan air yang tinggi dan bahan ionik bagi sesetengah lensa pakai buang membenarkan deposit protein yang lebih tinggi, Fakta ini menerangkan
afiniti mikroba patogen seperti Acanthamoeba yang lebih tinggi pada lensa yang telah dipakai berbanding dengan yang masih belum dipakai. Jones 2003 melaporkan
endapan lisozim pada kadar yang rendah dan lipid pada kadar yang tinggi yang signifikan pada lensa kontak silikon hidrogel dibandingkan dengan bahan lensa
kontak yang lebih berionik. Enzim serine substilin A yang digunakan untuk menyingkirkan protein dijumpai tiada efek cysticidal walaupun setelah terpapar
selama 24 jam Hughes, 2001. Namun, ianya bisa menurunkan bilangan protozoa yang melengket di permukaan lensa setalah dilakukan penyingkiran protein.
2.2.5. Penjagaan Lensa Kontak Secara Mekanikal. Beberapa studi menunjukkan rutin pencucian lensa yang rapi dan bagus dapat
menurunkan perlekatan tropozoit dan kista pada permukaan lensa Sehgal, 2002
Universitas Sumatera Utara
walaupun ada studi berpendapat cara pencucian tidak memberi afek apapun terhadap perlekatan mikroba John, 1991. Membilas, mengelap dan menggosok lensa kontak
dengan solusi disenfektan lebih baik dari hanya merendam kerana dapat menghindar dan menurunkan perlekatan mikroba pathogen Niszl, 1996. Studi terbaru
menunjukkan penggunan solusi lensa kontak serbaguna pada rutin pencucian secara manual dengan menggosoknya lebih efektif untuk melepaskan lekatan deposit yang
longgar dan mikroba patogen dari lensa lunak berbanding dengan hanya membilasnya sahaja. Cho, 2009.
2.3. Masalah yang Ditimbulkan oleh Pemakai Lensa Kontak