disenfektan lensa antara 70°C dan 80°C selama 10 menit dan gunakan hidrogen peroksida 5 selama 2-3 jam, 0,001 thimerosal bersama esetat selama 4 jam,
0,005 benzalkonium klorida bersama estatat selama 4 jam, 0,001 chlorhexidine selama 4 jam atau 0,004 chlorhexidine selama 1 jam. Kepatuhan pengguna lensa
kontak lebih tercapai dengan pengenalan cairan serbaguna. Cairan serbaguna berfungsi sebagai cairan tunggal yang dapat digunakan untuk pencucian, disenfektan,
dan tempat penyimpanan lensa. Cairan serbaguna memberi proteksi antimikroba yang poten dengan kesan toksik dan alergik yang rendah. Lensa kontak lama bisa
mengkolonisasi lebih banyak bakteri yang disebabkan oleh robekan setelah pemakaian. Daily disposable lense hanya bisa digunakan untuk sekali pemakaian
sahaja, di mana set baru yang steril dibuka pada waktu pagi dan terus dibuang menjelang malam. Untuk tujuan higine, daily disposable lense direkomendasi untuk
pengguna lensa yang memiliki resiko untuk terkena infeksi yang tinggi seperti tenaga kerja di rumah sakit. Dart 2008 menyatakan kehilangan penglihatan kurang terjadi
pada pengguna disposable lenses berbanding pengguna reusable soft lens walaupun tiada penurunan yang signifikan pada resiko keratitis mikroba pada pengguna daily
disposable dan lensa silikon hidrogel. Radford 1995 menyatakan kurangnya kesadaran penjagaan daily disposable
lens menyebabkan resiko untuk terkena infeksi adalah tinggi.
2.4. Teknik Pemakaian Lensa Kontak yang Aman
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemakai lensa kontak Chang, 2006, Tajunisah, 2008 dalam Amy, 2006:
i. Selalu cuci tangan sebelum menyentuh lensa kontak.
ii. Cuci dan disenfeksi lensa kontak setiap kali setelah pemakaian.
iii. Tempat penyimpanan lensa kontak dicuci dan dibiarkan kering setiap hari.
Seminggu sekali, tempat lensa kontak didisinfeksi dengan air mendidih. Gantilah tempat penyimpanan lensa kontak secara teratur.
Universitas Sumatera Utara
iv. Ikutilah petunjuk perawatan lensa kontak yang diberikan oleh dokter mata
anda. v.
Buanglah cairan yang telah dipakai dengan segera, janganlah digunakan untuk kedua kalinya.
vi. Janganlah menggunakan cairan saline yang dibuat sendiri.
vii. Jangan menyimpan lensa kontak dalam cairan yang tidak steril sperti air keran
atau air distilasi. viii.
Jangan memakai lensa kontak yang rusak atau sudah lama. ix.
Periksalah mata anda secara teratur minimal setahun sekali.
2.5. Komplikasi Lensa Kontak
Perubahan fisiologis terjadi pada kornea setelah pemakaian lensa kontak. Antaranya adalah kerusakan epitel, stroma, dan endotel serta gangguan pada
permukaan okular. Komplikasi yang muncul bisa dari ringan sehingga ke parah. Beberapa gejala awal yang sering dijumpai adalah red eye, tight lens syndrome,
hipoksia dan keratitis mikroba. Gangguan-gangguan ini biasanya disebabkan oleh
penjagaan lensa kontak yang jelek.
Red eye adalah merupakan, infiltrat pada kornea dan menyebabkan acute red eye. Antara simptomnya adalah ketidaknyamanan dan sensasi benda asing.
Perawatannya selalu hanya mengurangi pemakaian lensa kontak sehingga sembuh secara total dalam masa 2 minggu. Selalunya tiada pengobatan yang dipreskripsi.
Tight lens syndrome terjadi apabila lensa kontak telah kering dan tidak melekap pada kornea dengan sebaiknya sehingga menekan kuat kornea. Lensa tidak
lagi akan tergeser apabila mata berkedip sehingga menurunkan kadar oksigen yang dapat diambil pada kornea. Gejala yang muncul adalah iritasi, nyeri, pandangan yang
kabur, dan fotofobia. Antibiotik topikal dan steroid serta agen siklopedik akan dipreskripsi.
Edema kronik selalu berhubungan dengan penggunaan extended wear contact lens. Pada kasus ini munculnya mikrokista epitel, peningkatan ketebalan stroma dan
Universitas Sumatera Utara
neovaskularisasi. Simptom dari edema kronik adalah lebih ringan berbanding edema akut kerana tiada keluhan nyeri dan gangguan penglihatan yang terjadi adalah
minimal.
2.6. Keratitis 2.6.1. Definisi Keratitis